Misteri Keberadaan Adolf Hitler dan Istrinya di Indonesia

Misteri Keberadaan Adolf Hitler dan Istrinya di Indonesia

Naviri Magazine - Setelah Jerman kalah dalam Perang Dunia II, Adolf Hitler dikabarkan tewas dalam bunker bersama istrinya. Namun, belakangan, kematian mereka diragukan, setelah ada bukti-bukti bahwa mayat yang ada di bunker bukanlah mayat Hitler. Diperkirakan, Hitler waktu itu melarikan diri setelah menyadari negaranya kalah perang.

Berlin, Argentina, Brazil, dan Indonesia, adalah tempat yang diyakini menjadi tempat pelarian Hitler, dan tempat menetap hingga akhir hayatnya, setelah kekalahan Jerman pada Perang Dunia II.

Di Indonesia, cerita mengenai Adolf Hitler muncul dari seseorang bernama dokter Poch, seorang dokter asal Jerman di Sumbawa Besar. Diyakini, Adolf Hitler masuk ke Indonesia pada 1954, dengan nama palsu Dr. Poch. Dari testimoni dr Sosrohusodo, ia bertemu Dr. Poch yang memiliki banyak kesamaan dengan Hitler, saat ia berada di Sumbawa Besar.

Bukti yang diungkapkan dr Sosrohusodo membuktikan bahwa orang yang ia temui adalah Hitler, karena Dr. Poch tidak dapat berjalan normal. Kaki kiri Dr. Poch pincang, dan ia terlihat menyeret kaki kirinya saat berjalan. Lalu, tangan kirinya selalu gemetaran, dan ia memiliki kumis mirip Charlie Chaplin, serta berkepala botak.

Kondisi tersebut serupa dengan gambaran masa tua Adolf Hitler dalam banyak biografi mengenai sang Fuhrer.

“Saat aku bertemu dengannya pada 1960, ia terlihat seperti Hitler yang berumur 71 tahun,” ungkap Sosrohusodo. “Ia dokter jerman yang sangat misterius. Ia tidak memiliki lisensi dokter, bahkan tidak memiliki pengetahuan dan pengalaman mengenai kesehatan.”

Hal ini membuat Sosrohusodo makin tertarik membaca artikel dan biografi tentang Adolf Hitler. Semakin Sosrohusodo membaca artikel tentang Hitler, ia semakin yakin bahwa Dr. Poch dan istrinya, yang juga seorang Jerman, adalah Hitler dan istrinya, Eva Braun.

Buku biografi Adolf Hitler karangan Heinz Linge, yang diberikan kepada Sosrohusodo dari sepupunya, semakin meyakinkan dugaannya. Di buku tersebut digambarkan dengan rinci kondisi fisik masa tua Adolf Hitler.

“Semua orang Jerman tahu bahwa kaki Hitler pincang, penglihatanya buruk, dan Hitler menderita nervous disorder.” Sosro semakin yakin karena kesamaan kondisi fisik pada Dr. Poch. Di buku tersebut juga tertulis bahwa tangan kiri Hitler selalu gemetaran sejak pertempuran Stalingrad pada 1942-1943, yang merupakan kekalahan besar bagi Jerman.

Sosro ingat, saat mereka membicarakan Hitler, Poch selalu memuji Hitler. Poch juga mengatakan bahwa tidak ada pembantaian terhadap kaum Yahudi di kamp konsentrasi Auschwitz. Saat Sosro menanyakan mengenai kematian Hitler, ia menjawab tidak tahu karena saat itu semua orang dalam keadaan panik, dan terjadi kekacauan di Berlin, sehingga yang ia pikirkan hanya menyelamatkan nyawanya dan istrinya.

Sosro juga menanyakan penyebab tangan kirinya yang selalu gemetaran. Ia bertanya kepada istrinya, yang kemudian menjawab, “Ini terjadi saat Jerman kalah dalam peperangan di dekat Moskow. Goebbels yang memberitahuku kalau kau menggebrak meja berkali-kali saat mendengar berita kekalahan Jerman.”

Goebbels yang dimaksud istri Poch adalah Joseph Goebbe, menteri propaganda Jerman yang setia terhadap Hitler. Sosro juga mengatakan istri Poch sering memanggil Poch dengan nama ‘Dolf’, yang merupakan kependekan nama Adolf.

Tak lama setelah istrinya kembali ke Jerman, Dr. Poch melamar Sulaesih. Ia berganti agama Islam pada tahun 1964, dan mengganti namanya menjadi Abdul Kohar. Pada tahun 1965, Poch menikahi Sulaesih dan tinggal di Babakan, Ciamis, Jawa Barat

Pengakuan di akhir hayat

Poch meninggal pada 15 Januari 1970 pukul 19:30 di Rumah Sakit Karang Menjangan, Surabaya, karena serangan jantung pada usia 81 tahun. Ia dimakamkan sehari kemudian di pekuburan Ngagel.

Setelah sempat tidak mau memberi keterangan mengenai suaminya, pada akhirnya Sulaesih memberikan seluruh dokumen milik suaminya kepada Sosro. Termasuk foto pernikahan, surat izin mengemudi, dan sidik jarinya.

Sosro juga menemukan buku catatan milik Poch yang berisi nama Jerman yang tinggal di beberapa negara, seperti Argentina, Italia, Pakistan, Afrika Selatan, dan Tibet. Dalam catatan itu juga ditemukan tulisan tangan Stenographic di Jerman. Sulaesih juga mengungkapkan, sebelum Poch meninggal, ia mengaku bahwa dia adalah sang Fuhrer Jerman, Adolf Hitler.

Buku Catatan Poch berisi dua kode, J.R. Kepada No. 35637 dan 35638, kode yang menunjukan simbol pria dan wanita. “Kemungkinan buku catatan tersebut dimiliki dua orang, Poch dan istri pertamanya yang kembali ke Jerman,” kata Sosro.

Di Buku tersebut juga ada beberapa tulisan yang diyakini kode rute pelarian Poch (kita asumsikan Poch benar-benar Hitler), yaitu “B” untuk Berlin, “S” untuk Salzburg, “G” untuk Graz, “J” untuk Yugoslavia, “B” untuk Belgrade, “S” untuk Sarajevo, “R” untuk Roma, hingga akhirnya di Indonesia sampai akhir hayatnya.

Meskipun Poch telah mengatakan bahwa ia Adolf Hitler sebelum meninggal dunia, namun tidak ada bukti yang cukup kuat untuk membenarkan pernyataannya, sehingga akhir hayat diktator Jerman itu masih tetap menjadi kabut gelap.

Baca juga: Detik-detik Terakhir Adolf Hitler dan Istrinya Menjemput Kematian

Related

Mistery 2638496663772644776

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item