Misteri Mencengangkan di Balik Organisasi Rahasia Freemason

Misteri Mencengangkan di Balik Organisasi Rahasia Freemason

Naviri Magazine - Untuk memahami Freemason secara mendalam, pada dasarnya diperlukan suatu studi yang intensif. Mempelajari seperti apa organisasi Freemason bukan suatu hal yang mudah, karena:

Bersifat simbolik. Terdapat berbagai simbol yang diasosiasikan dengan Freemason. Dan setiap simbol yang ditampilkan memiliki makna, sejarah, dan penjelasan.

Freemason dijalankan oleh berbagai tingkatan (degrees) yang ada dalam struktur organisasinya. Jadi, setiap level tidak selalu dapat mengetahui tingkatan-tingkatan yang berada di atasnya.

Aktivitas Freemason selalu bersifat rahasia, dan rahasia adalah kekuatan utamanya. Semakin sedikit kita tahu tentang mereka, semakin kuat posisi mereka di atas kita. Dan keadaan ini semakin memotivasi para Mason untuk semakin merahasiakan aktivitas mereka.

Hal ini juga yang menyebabkan mengapa selalu ada disinformasi mengenai keorganisasian Mason. Selain itu, banyaknya tingkatan yang ada pada Freemason menyebabkan informasi yang keluar dari setiap anggotanya selalu berbeda.

Sesungguhnya Freemason bukanlah sumber utama teka-teki dunia. Freemason hanya merupakan batu loncatan untuk masuk ke dalam komunitas rahasia yang ada di belakangnya. Keanggotaan adalah kunci utama bagi kita untuk bisa memahami bentuk organisasi rahasia berikut game of power-nya.

Untuk bisa diterima sebagai anggota Freemason, ada keyakinan yang harus diterima, yakni adanya “Bapak dari segala Tuhan”, “Persaudaraan”, dan “Imortalitas jiwa”. Pada awalnya, keyakinan tersebut terlihat indah. Namun, ketika bergabung, seseorang akan diminta untuk melepaskan keyakinan atau agamanya. Jadi, keyakinan yang ditawarkan seperti cokelat yang mengandung racun di dalamnya.

Tiga prinsip utama Mason antara lain: Cinta pada kemanusiaan atas dasar persaudaraan (Brotherly love to the whole human species), Menghilangkan penderitaan (Relieve the distressed), dan Kebenaran sebagai sifat agung (Truth as a divine attribute)

Tiga prinsip utama plus keyakinan kepada Tuhan tampak begitu mempesona. Akan tetapi, banyak tindakan para Mason yang dilakukan lebih karena sifat rakus dan memprioritaskan kepentingan golongan, baik secara sosial, politik, maupun ekonomi. Kondisi ini membuat Freemasonry tidak lebih dari persaudaraan dalam persaudaraan (Brotherhood inside The Brotherhood).

Dalam Freemasonry juga dikenal adanya prinsip The 4 Perfect Points of Entrance yang meliputi, Gutta (Throat), Pectora (Chest), Manus (Hand), dan Pedes (Feet). Prinsip ini mengajarkan kehati-hatian atas apa yang dimakan dan diminum, apa yang diucapkan dan apa yang ada di dalam hati, apa yang dilakukan, dan kemana akan pergi.

Ironisnya, ketika sebagian anggota persaudaraan Mason melakukan kegiatan amal, mereka yang berada di tingkatan tertinggi justru gemar merusak eksistensi agama, struktur sosial, dan ekonomi global.

Prinsip The 4 Cardinal Virtues yang meliputi Kesederhanaan (Temperance), Ketabahan (Fortitude), Kebijaksanaan (Prudence), dan Keadilan (Justice), juga sangat mempesona. Dan lagi-lagi, ketika sebagian anggota persaudaraan Mason secara aktif melakukan berbagai kegiatan derma kepada masyarakat, Mason yang berada di tingkatan tertinggi justru memangsa masyarakat.

Dan seharusnya tugas terbesar Grand Lodge Mason saat ini adalah menghilangkan sinisme publik sekaligus membuktikan kepada publik bahwa organisasi Mason tidak terlibat dalam berbagai konspirasi; bahwa Mason bukanlah sebuah organisasi rahasia atau sebuah organisasi yang penuh rahasia; bahwa keberadaan Mason dengan spirit dan nilai moral yang diembannya mampu memberikan benefit kepada masyarakat luas.

Sayangnya, yang terjadi justru tidak seperti itu. Menjadi anggota Mason tidak memperkaya nuansa spiritual dan moralitas kemanusiaan, karena Mason akan membuang jauh-jauh nilai agama diyakini sebelumnya. Mason bergerak dari berbagai sisi, bisa menjelma menjadi kekuatan konservatif maupun reaksioner, baik dalam bidang politik, sosial, dan ekonomi. Ia juga bisa menjadi kekuatan revolusioner, dari golongan kiri maupun kanan.

Di kalangan gereja sendiri, Freemason telah dikucilkan keberadaannya oleh 8 paus. Tahun 1738 oleh Clement XII dalam “In Eminenti”. Pius IX mengeluarkan 6 kecaman yang memojokkan Masonry. Leo XIII pada tahun 1884, dalam “Humanum Genus”, mengungkapkan bahwa tujuan utama Freemason adalah menyiksa Kristen dengan penuh kebencian, dan tidak akan pernah beristirahat sampai mereka berhasil menghancurkan institusi-institusi keagamaan yang didirikan oleh Paus.

John Paul II pada tahun 1983 mengatakan, “Anda tidak bisa menjadi seorang Katolik dan Mason secara bersamaan!”

Cardinal Ratzinger juga pernah menyatakan, “Jika Anda ingin menjadi seorang Mason, maka secara otomatis Anda akan dikeluarkan dan dikucilkan oleh gereja Katolik”.

Pernyataan itu disetujui oleh John Paul II pada bulan November 1983, dengan mengatakan, “Penilaian negatif gereja terhadap Mason tetap tidak berubah, karena prinsip-prinsip Mason tidak dapat ditoleransi oleh doktrin gereja. Dengan demikian, menjadi anggota Mason adalah suatu hal yang terlarang.”

Baca juga: Misteri Ba’albek, Situs Purbakala Paling Membingungkan di Dunia

Related

Mistery 8895111639953298087

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item