Ini 5 Sekuel Game yang Gagal dan Membunuh Franchise-nya

Ini 5 Sekuel Game yang Gagal dan Membunuh Franchise-nya

Naviri Magazine - Terlepas dari berapa banyak publisher atau developer menyukai suatu franchise, kadang perlu banyak ide baru untuk bisa melanjutkannya. Faktanya, industri video game mencatat, suatu franchise bisa mati karena kesalahan langkah yang diambil oleh developer di seri terbarunya.

Salah satu contoh ialah Mass Effect Andromeda, yang disebut-sebut sebagai game gagal, dan jauh dari atmosfir franchise Mass Effect.

Para gamers tentu menginginkan sesuatu yang fresh di seri terbaru dari franchise yang disukai. Beberapa memang berhasil alias sukses dengan konsep baru yang menggugah penasaran gamers. Tetapi, tak sedikit pula yang berakhir gagal dan malah membunuh franchise-nya. Game-game berikut ini di antaranya.

Burnout Paradise

Tidak ada game balapan di dunia ini yang mampu menyaingi uniknya franchise Burnout yang dikenal dengan balapan super cepatnya, juga kerusakan di mana-mana. Mengambil mekanisme gameplay utama, dan menggabungkan dengan dunia terbuka yang penuh aktivitas, Burnout: Paradise bisa dibilang upaya EA untuk menghidupkan kembali franchise Burnout lewat arah yang lebih baru.

Disukai oleh banyak gamers, memang, namun Paradise hingga kini dibiarkan membusuk begitu saja oleh EA. Tidak ada desas-desus atau kabar satu pun yang memberitakan EA akan menggarap sekuel terbarunya.

Padahal, secara keseluruhan, Burnout Paradise merupakan game balapan dengan konsep arcade yang menarik. Jauh lebih menarik ketimbang game-game dengan konsep serupa, seperti The Crew atau Test Drive Unlimited 2.

Max Payne 3

Menggunakan engine baru dan juga formula baru, Max Payne bisa dibilang sekuel dengan perubahan terbesar jika dibandingkan dengan franchise buatan Rockstar lainnya, seperti Grand Theft Auto atau Manhunt.

Ketika Max Payne 3 dirilis, penantian selama bertahun-tahun itu terbayar dengan sepadan. Max Payne 3 hadir dengan atmosfir yang benar-benar baru, dan kualitas grafis yang dirombak total, sehingga menciptakan pengalaman bermain yang luar biasa.

Nahasnya, meski menawarkan sesuatu yang meningkat drastis, Max Payne 3 gagal menarik banyak peminat, karena dianggap tak lebih baik dari GTA atau Red Dead Redemption.

Meski dianggap sebagai salah satu game aksi terbaik di generasinya, Max Payne 3 secara efektif dinilai membunuh franchise Max Payne. Dan sejauh ini, Rockstar belum menunjukkan minat untuk membuat seri terbarunya.

Homefront: The Revolution

Secara garis besar, Homefront: The Revolution merupakan sekuel yang luar biasa untuk sebuah franchise yang memiliki seri pertama yang biasa-biasa saja. Ketika seri pertamanya seakan meniru mekanisme gameplay dari Call Of Duty namun berakhir gagal, Homefront: The Revolution merevolusi dengan memasukkan segala hal yang baru, dan mengubah inti gameplay secara keseluruhan.

Sah memang, ketika menyebut game ini merupakan sekual yang revolusioner. Namun, sah juga untuk mengatakan game yang diterbitkan oleh Deep Silver ini dipenuhi bug dan masalah kinerja. Dan ya, berkat kegagalan tersebut, Homefront: The Revolution secara cepat dilupakan gamers dan dibuang begitu saja.

Splinter Cell: Blacklist

Splinter Cell: Conviction pada faktanya merupakan seri soft-reboot yang dirilis pada 2010, dengan mekanisme gameplay yang sedikit diubah menjadi lebih brutal dan terbuka. Sekuelnya, yang dirilis 3 tahun kemudian, yaitu Splinter Cell: Blacklist, menggabungkan dua mekanisme gameplay paling dikenal dari franchise Splinter Cell, dan itu berhasil.

Game yang dikembangkan oleh Ubisoft ini menawarkan opsi bagi gamers yang ingin bermain secara brutal seperti Conviction, atau bermain lebih aman dan tenang seperti yang ada pada Chaos Theory.

Sayangnya, meski secara keseluruhan game ini cukup menarik, sekuel ini dianggap tidak terlalu berhasil. Bahkan, Blacklist dianggap gagal secara komersial, dan tidak dianggap sebagai salah satu seri Splinter Cell terbaik.

Watch Dogs 2

Menghilangkan tema gelap dan serius yang menjadi faktor terburuk di seri pertama, Watch Dogs 2 menawarkan sesuatu yang lebih baru dan berwarna. Secara garis besar, game ini mengalami peningkatan di setiap sisi, dan menjadi salah satu game open-world terbaik ketika dirilis pada 2016.

Sayangnya, meski terlihat sangat jauh berbeda dan lebih baik, stigma keburukan seri pertama tetap menghantui seri kedua.

Sebagian besar gamers kala itu seakan tidak peduli dengan perubahan luar biasa yang diterapkan, dan memutuskan untuk tidak membelinya. Hasilnya, selain gagal karena kurang menarik minat gamers, Watch Dogs 2 juga gagal secara penjualan, karena jadwal rilisnya bersamaan dengan game-game paling diantisipasi kala itu, seperti Battlefield 1 dan Final Fantasy XV.

Baca juga: Inilah 10 Game Terburuk dan Mengecewakan Sepanjang Masa

Related

Lifestyle 387158754951874735

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item