Mengapa Banyak Orang yang Tertarik Pada Isu Datangnya Kiamat?

Mengapa Banyak Orang yang Tertarik Pada Isu Datangnya Kiamat?

Naviri Magazine - Sepanjang sejarah, telah muncul berbagai ramalan mengenai akan datangnya kiamat. Ada berbagai hal yang bisa dikaitkan dengan “kemungkinan” datangnya kiamat, dan orang-orang tampaknya banyak yang terpengaruh, bahkan mempercayainya bulat-bulat.

Di Amerika Serikat, misalnya, isu kiamat dari perspektif agama kerap muncul. Dikutip dari Encylopaedia Britannica, Harold Camping, seorang pemuka agama Kristen dan penyiar radio asal California Amerika Serikat, pernah meramalkan kiamat secara terbuka sebanyak 12 kali.

Camping mendasarkan ramalannya dari hitung-hitungan alkitabiah. Pada tahun 1992, ia menerbitkan buku berjudul ‘1994?’ yang meramalkan kiamat di sekitar tahun tersebut. Camping pernah menghitung peringatan 7.000 peristiwa banjir besar Nuh yang jatuh pada 21 Mei 2011, dan dikaitkan dengan hari akhir.

Sebelum Camping, ada rekan senegaranya, sesama pemuka agama Kristen, bernama William Millerm, seorang pengkhotbah tahun 1831-an. Miller yang seorang pensiunan tentara ini menitikberatkan pada khotbah akhir zaman dengan mengutip narasi Kekristenan tentang kedatangan Yesus Kristus untuk kedua kalinya kian dekat. Gerakan keagamaan yang kemudian disebut Millerisme ketika itu memiliki ratusan ribu pengikut yang turut menanti-nantikan nubuat hari akhir.

Miller kemudian memprediksi bahwa di tahun 1843 hari akhir akan tiba. Ketika meleset, Miller sekali lagi bilang bahwa pada 1844 adalah hari akhir yang, semua tahu, dunia beserta kehidupannya masih berjalan hingga kini. Beberapa pengikutnya mengungkapkan kekecewaan.

Tak cuma berlatar agama, ketakutan akan datangnya kiamat bumi pernah terjadi pada tahun 1910 gara-gara komet. Sebabnya, komet Halley yang melewati Bumi per 76 tahun sekali, ketika itu dipercaya mampu menghancurkan Bumi, baik ketika proses tabrakan maupun gas beracun yang dibawa komet.

Sejumlah media mewartakan kepanikan tersebut. Bahkan memicu sebuah kelompok keagamaan bernama Sacred Flower di Oklahoma, AS, mencoba mengorbankan seorang perawan untuk menangkal bencana. Beruntung, polisi mencegah aksi tersebut dan menyelamatkan nyawa perempuan yang hendak dijadikan tumbal.

Dalam sejarah peradaban umat manusia, banyak orang yang tidak hanya berpikir bahwa dunia dengan segala isinya sedang bergerak berjalan, tetapi juga memikirkan tentang hari di mana semuanya akan punah, terhenti.

Saat demam kiamat berdasar kalender suku Maya merebak tahun 2012, Reuters pernah merilis hasil jajak pendapat yang menemukan bahwa hampir satu dari empat orang AS, dan satu dari tujuh orang di seluruh dunia, percaya bahwa dunia akan berakhir saat mereka masih hidup. Angka kepercayaan ini berkurang di Inggris dengan satu banding 12.

Pertanyaannya, mengapa banyak orang terobsesi dengan hari kiamat, kendati sejauh ini banyak prediksi yang meleset?

Jeff Greenberg, psikolog sosial di University of Arizona, menyebut ketertarikan manusia pada akhir zaman mungkin berasal dari rasa penasaran bawaan kita terhadap hal-hal yang membuat kita takut.

"Itu adalah sesuatu yang kita takuti (kiamat), dan hal-hal yang kita takuti juga membuat kita penasaran," ujar Greenberg, dikutip dari Newsweek. “Ada minat alami terhadap hal-hal yang kita khawatirkan dan yang menakuti kita.”

Sedangkan menurut Daniel Sullivan, psikolog sosial lainnya dari University of Arizona, ketertarikan orang terhadap prediksi kiamat mengingatkan pada sebuah studinya, di mana para peserta diberitahu bahwa mereka akan disetrum listrik. Mayoritas peserta yang sudah diberitahu itu memilih untuk ingin segera menerima sengatan listrik dibanding harus menunggu-nunggu tanpa kepastian.

Related

Science 4267708192870621469

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item