Penjelasan Ilmiah Terkait Pendaratan Manusia di Bulan (Bagian 1)

Penjelasan Ilmiah Terkait Pendaratan Manusia di Bulan

Naviri Magazine - Para penganut teori konspirasi meragukan kalau Amerika benar-benar mendaratkan manusia di Bulan dalam proyek Apollo 11. Para penganut teori konspirasi tentu mempunyai banyak bukti akan hal ini. Menurut mereka, banyak hal aneh pada foto-foto yang dipublikasikan oleh NASA selama misi ke Bulan tersebut.

Di antaranya foto yang memperlihatkan bendera tampak berkibar, padahal di Bulan tidak ada atmosfer dan angin.

Mereka juga menunjukkan bahwa dalam semua foto, yang seharusnya memperlihatkan para astronot berada di permukaan Bulan yang hampa udara, tidak ada obyek gambaran bintang-bintang di langit yang gelap.

Mungkin beberapa penjelasan berikut ini lebih bisa membuka pikiran kita bahwa yang selama ini digembar-gemborkan sebagian orang yang menyatakan bahwa pendaratan Apollo 11 di Bulan itu palsu hanyalah pikiran mengada-ada.

Berikut adalah point-point yang sering dipertanyakan menganai berbagai kejanggalan tersebut, dan penjelasan ilmiahnya.

Mana bintangnya?

Mengapa tidak ada bintang pada gambar yang diambil para astronot dari permukaan Bulan? Logikanya, tanpa atmosfer otomatis langit Bulan menjadi gelap. Jika demikian, tentunya pengamat bisa melihat objek-objek terang seperti bintang.

Penjelasannya sangat sederhana. Film dengan kualitas terbaik pun tidak dapat memperlihatkan secara bersamaan dua objek, yang satu sangat terang (pakaian astronot warna putih yang terkena sinar matahari) dan obyek lain yang redup (bintang).

Story Mugrave, astronot yang telah terbang ke luar angkasa sebanyak enam kali, mengatakan bahwa ketika ia berada di luar pesawat, dibawah sinar matahari yang terang, ia tidak dapat melihat bintang-bintang. Namun, ketika pesawat berada di dalam bayangan bumi, dan matanya dapat beradaptasi dengan lingkungan yang lebih gelap, pada saat itulah dia dapat melihat bintang.

Penjelasan lainnya, pada langit Bumi, partikel-partikel atmosfer Bumi akan menghamburkan cahaya matahari pada panjang gelombang biru, sehingga langit siang hari pun tampak biru. Berbeda dengan Bulan, yang hampir dapat dikatakan tidak memiliki atmosfer, sehingga langit senantiasa gelap, baik siang maupun malam.

Jadi, jika kita berada di Bulan, tentu bintang akan selalu terlihat. Tetapi kenapa tidak terekam dalam gambar yang diambil Apollo? Dalam foto itu, sebenarnya bintang tersebut ada, namun terlalu redup untuk ditangkap kamera.

Kamera dan film yang digunakan oleh para astronot disetel untuk mengambil gambar-gambar kegiatan di Bulan. Exposure time-nya diatur sedemikian rupa, agar dapat merekam kondisi permukaan Bulan yang terang, bukan untuk mengambil gambar objek-objek lemah pada langit latar belakang.

Kenapa bayangnya tidak paralel?

Mengapa bayangan astronot dan bagian-bagian peralatan ilmiah di permukaan Bulan tidak benar-benar paralel?

Wajar jika orang merasa ragu mengenai gambar bayangan yang seharusnya paralel, karena hanya diterangi satu sumber cahaya yang jauh seperti matahari. Namun, hal itu benar jika kita berada di permukaan yang rata dan tidak berefek 3 dimensi.

Jika kita mecoba memperlihatkan realitas 3 dimensi pada permukaan yang tidak rata di dalam foto dua dimensi yang memiliki kontras, bayangan akan jatuh ke arah yang sedikit berbeda.

Mengapa benderanya bisa berkibar? 

Mengapa bendera bisa berkibar di tempat yang hampa udara seperti Bulan? Logikanya, bendera dapat berkibar apabila ada angin, karena hanya udara bergerak yang dapat mengibarkan bendera.

Untuk bisa berkibar, bendera tidak selalu membutuhkan angin. Setidaknya, di ruang angkasa, hal itulah yang terjadi. Pada kondisi di Bulan, bendera dipancangkan bukan hanya pada tiang vertikal, tapi terdapat juga tiang horizontal yang ditambahkan di bagian atas bendera, sehingga bendera tersebut tampak tergantung dan merentang.

Selain itu, permukaan Bulan yang keras mempersulit pemancangan tiang bendera, sehingga para astronot harus memutar tiang tersebut maju mundur, agar bisa ditanamkan di tanah Bulan. Akibat gerakan ini, bendera tersebut berkibar, atau yang sebenarnya lebih tepat jika disebut bergetar.

Di Bumi, kibaran bendera terjadi beberapa detik dan diperlambat oleh udara, tapi kondisi vakum di Bulan menyebabkan gerakan bendera tidak akan berhenti, karena tidak ada gaya dari luar yang menghentikannya.

Sesungguhnya, bendera yang berkibar itu justru membuktikan bahwa para astronot memang berada di Bulan. Bendera itu bergoyang karena baru saja dipasang. Dan terus bergoyang selama beberapa waktu dengan cara yang tidak biasa, karena gravitasi Bulan 1/6 gravitasi Bumi, dan karena tidak ada udara di bulan untuk segera menghentikan gerakan bendera.

Mana kawahnya?

Di foto pendaratan di Bulan, tidak tampak adanya lubang bekas semburan roket (kawah) pada lokasi pendaratan. Untuk roket seukuran Apollo, seharusnya semburannya dapat menimbulkan lubang besar pada permukaan Bulan. Jadi, bagaimana bisa roket mendarat mulus tanpa membekaskan jejak besar?

Melakukan pendaratan tentu tidak dilakukan dengan kecepatan tinggi, tapi dengan kecepatan yang diperlambat. Tidak ada satu orang pun yang memarkirkan mobilnya dengan kecepatan 100 km/jam. Hal yang sama berlaku pada Apollo 11.

Baca lanjutannya: Penjelasan Ilmiah Terkait Pendaratan Manusia di Bulan (Bagian 2)

Related

Science 7017448457149631493

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item