Pertumbuhan E-Comerce di Indonesia Dinilai Luar Biasa Pesat

Pertumbuhan E-Comerce di Indonesia Dinilai Luar Biasa Pesat

Naviri Magazine - Salah satu kelebihan Indonesia adalah banyaknya penduduk. Dengan banyaknya penduduk, Indonesia juga memiliki perputaran ekonomi yang tergolong besar. Ketika urusan bisnis dan ekonomi masuk ke internet, yang lazim disebut e-commerce, pertumbuhannya pun tergolong pesat.

Ketua Umum Asosiasi e-Commerce Indonesia (idEA), Ignatius Untung S, menyebutkan, sejak beberapa tahun terakhir e-commerce terus bermunculan di Tanah Air, dan pertumbuhannya sangat drastis.

"Kita lihat, pertumbuhan e-commerce masih sangat pesat. Dalam empat tahun terakhir tumbuh mencapai 500 persen," ungkap Ignatius.

Menurut Ignatius, adanya pertumbuhan itu akan memberikan dampak dan pengaruh besar pada sisi transaksi penjualan/pembelian dalam e-commerce. Sebab, pengguna internet di Indonesia terbilang besar, yakni sekitar 130 juta orang.

"Jadi luar biasa pesat. Indonesia diprediksi akan punya 12 miliar transaksi e-commerce di tahun 2020," sebutnya.

Angka transaksi di e-commerce secara online, sambungnya, kini belum sebanding dengan jumlah pengguna internet yang mencapai 130 juta orang. Karena hanya 11,5 persen yang menggunakan internet untuk bertransaksi dalam perdagangan elektronik.

"Artinya, walaupun penggunannya sudah 11,5 persen, tapi kalau dari value transaksinya masih ketinggalan. Maka dari itu butuh upaya untuk bagaimana caranya orang bisa digenjot (lebih sering bertransaksi di e-commerce)," imbuhnya.

Dia menambahkan, saat ini Indonesia sudah menempati posisi utama untuk pasar e-commerce kawasan Asia Tenggara, dan diperkirakan akan menjadi market terbesar. "Data yang kami peroleh, rata-rata pembelanjaan per user selama setahun itu masih sekitar Rp1.000.000-an, dan diprediksi sampai tahun 2023 sampai Rp1.500.000," pungkasnya.

Merujuk riset yang dilakukan Google dan Temasek (November 2018) yang bertajuk 'e-Conomy SEA 2018', menghitung potensi gross merchandise value (GMV) e-commerce di kawasan Asia Tenggara mencapai $23 miliar AS (sekitar Rp323,4 triliun) pada 2018, naik nyaris lima kali lipat dari 2015 yang berada pada posisi $5 miliar AS (sekitar Rp70 triliun).

Potensi itu diprediksi akan kembali tumbuh pada 2025, menjadi $102 miliar AS (sekitar Rp1.434,2 triliun).

Indonesia memimpin GMV tertinggi untuk bisnis e-commerce. Pada 2018, Indonesia berhasil memperoleh kenaikan hingga 94 persen GMV, yakni dari $1,7 miliar AS menjadi $12,2 miliar AS. Pada 2025, Indonesia diprediksi bisa mendapatkan sekitar $53 miliar AS dari bisnis e-commerce. Nilai itu setara dengan Rp745,2 triliun.

Related

News 6229569374201941027

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item