Mengenal Halilintar, dan Proses Terjadinya Halilintar

Mengenal Halilintar, dan Proses Terjadinya Halilintar

Naviri Magazine - Orang zaman dulu beranggapan bahwa halilintar adalah gumpalan atau serpihan batu yang jatuh dari langit. Sebagian anggapan itu benar, namun halilintar tidak jatuh dari langit.

Halilintar terjadi karena kilatan petir menghantam tanah berpasir, sehingga partikel-partikel batu yang ada di dalamnya meleleh dan membentuk benda panjang menyerupai tabung. Meteorit-meteorit kecil dan serpihan batu itulah yang disebut halilintar.

Meskipun meteorit jatuh dari langit, ia tidak dibarengi adanya halilintar. Halilintar adalah gejala alam yang umumnya muncul di musim hujan, ketika di langit muncul kilatan cahaya sesaat yang menyilaukan mata—biasanya disebut kilat—yang beberapa saat kemudian disusul suara menggelegar yang sering disebut guruh.

Bagaimana terjadinya halilintar?

Halilintar adalah percikan listrik yang amat besar, yang disebabkan loncatan listrik dari satu awan ke awan lain, atau dari awan ke bumi. Halilintar terjadi karena perbedaan kutub positif dan negatif yang tercipta di antara awan-awan, atau di antara awan dan tanah selama badai.

Ketika perbedaan itu menjadi terlalu besar, maka terjadi pelepasan listrik sehingga timbul cahaya raksasa yang kita sebut halilintar.

Jarak antara halilintar dan pengamatnya dapat dihitung dengan interval antara terlihatnya sinar dengan didengarnya guntur. Karena cahaya lebih cepat dari suara, maka kita melihat cahaya terlebih dulu sebelum mendengar gemuruh guntur. Interval 5 detik sama dengan jarak 1,6 kilometer (1 mil).

Related

Science 7463533818799156660

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item