Diam-diam, Internet Ternyata Mengurangi Kemampuan Fokus Manusia

Diam-diam, Internet Ternyata Mengurangi Kemampuan Fokus Manusia

Naviri Magazine - Internet telah menjadi bagian hidup keseharian kita. Nyaris setiap saat kita terhubung internet untuk berbagai keperluan dan kebutuhan. Dari keperluan mencari suatu informasi atau data tertentu terkait pekerjaan, sampai kebutuhan terhubung dengan orang lain melalui media sosial.

Terkait hal itu, pernahkah kita menyadari kalau internet diam-diam mengurangi kemampuan fokus kita? Sebelum ada internet, orang bisa fokus pada sesuatu yang dikerjakannya sampai lama. Namun, setelah ada internet, orang sering tergoda untuk beralih fokus. Di tengah melakukan sesuatu, mereka tergoda untuk membuka internet, mengecek media sosial, dan lain semacamnya.

Menurut sebuah studi gabungan peneliti dari Departemen Pendidikan Cina, jurusan psikologi Central China Normal University, dan Southwest University yang dikutip Psychology Today (Desember 2018), kegiatan belanja online memang berpotensi menurunkan durasi fokus atau durasi perhatian (attention span) manusia. Aktivitas tersebut bikin seseorang lamban merespons sesuatu, mudah terdistraksi, dan punya konsentrasi buruk.

“Internet bisa membuat seseorang berpikir dan bertindak kurang efisien dalam mengolah informasi, karena banyaknya info yang tersedia dalam waktu bersamaan.”

Dalam sebuah riset yang dikutip oleh Inc., profesor ilmu komputer dari University of California, Gloria Mark, menyatakan, “Seorang pekerja hanya bisa fokus selama 40 detik ketika bekerja di depan layar komputer. Setelah itu, mereka akan melakukan hal lain.”

Pekerjaan memang mudah terdistraksi karena godaan membuka situs-situs yang tak berhubungan dengan pekerjaan.

Pada 2015, Microsoft merilis hasil studi dengan temuan yang cukup bombastis. Studi tersebut menyebutkan bahwa durasi fokus manusia untuk melakukan satu hal dalam satu waktu, lebih rendah dari ikan mas koki. Tim riset Microsoft mensurvei 2000 responden dan melakukan tes elektroensefalografi, guna mengetahui kemampuan otak.

Hasilnya, 44% orang berusaha keras untuk fokus melakukan hal yang sedang mereka lakukan. Empat puluh lima persen lainnya mudah terdistraksi dengan aktivitas seperti mengkhayal. Sementara itu, tujuh puluh tujuh persen responden berusia 18-24 tahun menyatakan langsung melihat ponsel bila tak ada hal lain yang lebih menarik perhatian.

Tim riset mengambil kesimpulan bahwa perkembangan teknologi informasi telah menyebabkan penurunan durasi fokus. Anggapan diperkuat dengan hasil penelitian yang menyebut tingkat konsentrasi manusia menurun sepanjang 2000-2015.

Studi tersebut mengambil perbandingan dengan penelitian serupa pada 2000, ketika perkembangan teknologi informasi belum semasif 2015. Pada 2000, demikian menurut studi itu, rata-rata otak manusia mampu fokus selama 12 detik. Lima belas tahun kemudian, durasi ini turun jadi delapan detik, satu detik lebih rendah dari durasi fokus ikan mas koki.

Bukan berarti studi tersebut tak menuai kritik.

“Sayangnya Microsoft tidak menjelaskan definisi mendalam tentang apa itu 'attention span'. Penelitian tersebut cenderung menjelaskan betapa mudahnya perhatian orang beralih, namun tidak menjabarkan tingkat penurunan konsentrasi. Jika ditelaah lagi, masalah utama yang terlihat pada penelitian ini ialah multitasking, bukan kurangnya konsentrasi,” kata K.R. Subramanian dalam “Myth and Mystery of Shrinking Attention Span” (2018).

Subramanian berpendapat bahwa penurunan durasi fokus terjadi lantaran orang (khususnya kalangan muda) enggan ketinggalan informasi. Bahasa kerennya: "Fear of Missing Out" (FOMO) alias ketinggalan zaman. Faktor inilah yang mendorong anak muda terus mengikuti segala kebaruan yang muncul di dunia maya.

Related

Technology 8301638973486435677

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item