Jenazah Sahabat Nabi Masih Utuh Setelah 1400 Tahun Dikuburkan

 Jenazah Sahabat Nabi Masih Utuh Setelah 1400 Tahun Dikuburkan

Naviri Magazine - Pada tahun 1932 (atau 1351 H), Raja Saudi, yang bernama Shah Faisal I, bermimpi. Dalam mimpinya, ia ditegur oleh Hudzaifah al-Yamani, salah seorang sahabat Nabi, yang berkata, "Wahai raja! Ambillah jenazahku dan jenazah Jabir al-Ansari dari tepian sungai Tigris, kemudian kuburkan kembali di tempat yang aman, karena kuburanku dan kuburan Jabir sekarang dipenuhi air."

Mimpi yang sama terjadi kembali pada malam berikutnya, tetapi Raja Faisal I tidak peduli dengan mimpi itu. Karena ia merasa ada hal-hal lain yang jauh lebih penting dalam kehidupannya, berupa urusan-urusan kenegaraan.

Pada malam ketiga, Hudhaifa al-Yamani hadir dalam mimpi Mufti Besar Saudi.

Hudzaifa al-Yamani berkata dalam mimpi sang Mufti itu, "Aku telah memberitahu Raja dua malam sebelumnya, untuk memindahkan jenazahku. Tetapi tampaknya ia tidak peduli. Beritahu Raja, agar ia mau sedikit berempati untuk memindahkan kuburan kami."

Lalu, setelah mendiskusikan masalah ini, Raja Faisal, disertai Perdana Menteri dan Mufti Besar, bermaksud untuk melaksanakan tugas tersebut. Diputuskan bahwa Mufti Besar akan memberikan fatwa mengenai hal ini, dan Perdana Menteri akan memberikan pernyataan kepada pers, supaya semua orang tahu tentang rencana ini.

Kemudian diumumkan bahwa rencana ini akan dilangsungkan pada 10 Dzulhijjah setelah shalat Dhuhur dan Ashar. Kuburan kedua sahabat Nabi itu akan dibuka, dan jenazahnya (atau mungkin kerangkanya) akan dipindahkan ke tempat lain.

Karena pada waktu itu sedang musim haji, para jamaah haji juga ikut berkumpul di kota Mekkah. Mereka meminta Raja Faisal I untuk menunda rencana itu beberapa hari, agar mereka juga bisa melihat proses ekskavasi kedua sahabat Nabi itu. Mereka ingin agar proses ekskavasi ditunda hingga mereka selesai beribadah haji.

Akhirnya, Raja Faisal setuju untuk menangguhkan, dan mengundurkannya hingga tanggal 20 Dzulhijjah. Setelah shalat Dzuhur dan Ashar, pada 20 Dzulhijjah 1351 Hijriyah atau tahun 1932 Masehi, orang-orang berdatangan.

Mereka berkumpul di kota hingga penuh sesak. Ketika kuburan Hudzaifa al-Yamani dibuka, mereka melihat bahwa kuburan itu dipenuhi air di dalamnya. Tubuh Hudzaifa al-Yamani diangkat menggunakan katrol dengan sangat hati-hati, agar tidak rusak. Kemudian, jenazah yang tampak masih segar itu dibaringkan di sebuah tandu.

Raja Faisal beserta Mufti Besar, Perdana Menteri, dan Pangeran Faruq dari Mesir, mendapat kehormatan untuk mengangkat tandu itu bersama-sama, kemudian meletakkan jenazah ke sebuah peti mati yang dibuat khusus untuk menyimpan jenazah itu.

Tubuh Jabir bin Abdullah Al-Ansari juga dipindahkan ke peti mati yang sama, dengan cara yang sama hati-hati, dan dengan segenap penghormatan.

Kedua jenazah sahabat Nabi itu terlihat segar, utuh, dan tak tersentuh bakteri pengurai sedikit pun. Orang-orang yang menyaksikan hal itu terperangah. Mereka seolah tak percaya atas apa yang mereka saksikan hari itu.

Kedua jasad itu akhirnya dibawa dan dikebumikan kembali di kuburan yang baru, tidak jauh dari kuburan sahabat Nabi lainnya, yaitu Salman Al-Farisi, yang terletak di Salman Park, kurang lebih 30 mil dari Baghdad.

Related

World's Fact 987682733087924720

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item