Misteri Angka Fibonacci dan Rahasia Alam Semesta (Bagian 2)

Misteri Angka Fibonacci dan Rahasia Alam Semesta

Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Misteri Angka Fibonacci dan Rahasia Alam Semesta - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Sejak zaman dahulu, para seniman Yunani menciptakan karya mereka berdasar Rasio Emas, misalnya Parthenon. Leonardo da Vinci melukis wajah Mona Lisa secara sempurna, pas dengan Rasio Emas. Mozart membagi sejumlah sonatanya menjadi dua bagian yang panjangnya mencerminkan Rasio Emas.

Begitu pula dalam karya komposer Hungaria, Bela Bartok, dan arsitek Prancis, Le Corbusier.

Tangan manusia

Angkatlah tangan Anda dari mouse komputer, dan lihatlah bentuk jari telunjuk Anda. Dalam segala kemungkinan, akan Anda saksikan rasio emas padanya.

Jari-jemari kita memiliki tiga ruas. Perbandingan ukuran panjang dari dua ruas pertama terhadap ukuran panjang keseluruhan jari tersebut menghasilkan angka Rasio Emas (kecuali ibu jari). Anda juga dapat melihat bahwa perbandingan ukuran panjang jari tengah terhadap jari kelingking merupakan Rasio Emas pula.

Anda memiliki 2 tangan, dan jari-jemari yang padanya terdiri dari tiga 3 ruas. Terdapat 5 jari pada setiap tangan, dan hanya 8 dari keseluruhan sepuluh jari ini tersambung menurut rasio emas: 2, 3, 5, dan 8, bersesuaian dengan angka-angka pada Deret Fibonacci.

Rasio Emas dalam fisika dan jagad raya

Anda menjumpai deret dan Rasio Emas di bidang-bidang yang termasuk dalam ruang lingkup fisika. Ketika suatu sumber cahaya ditempatkan di atas dua lapisan kaca yang saling bertumpukan, sebagian dari cahaya itu menembusnya, sebagian lagi diserap, dan sisanya dipantulkan.

Apa yang terjadi adalah “pemantulan berulang-ulang.” Jumlah garis yang dilalui berkas cahaya di dalam kaca sebelum akhirnya keluar kembali bergantung pada jumlah pemantulan yang dialaminya. Pada akhirnya, ketika kita menghitung jumlah berkas cahaya yang keluar kembali, kita dapati bahwa jumlah ini bersesuaian dengan angka-angka Fibonacci.

Di jagat raya terdapat banyak galaksi berbentuk pilin (spiral) yang memiliki Rasio Emas pada strukturnya.

Rasio emas pada benda-benda mati

Contohnya pada kristal salju, Rasio Emas juga mewujud pada struktur kristal. Kebanyakan struktur ini teramat kecil untuk dapat dilihat dengan mata telanjang. Akan tetapi, Anda dapat menyaksikan Rasio Emas pada serpihan salju. Ragam bentuk panjang dan pendek yang beraneka, yang membangun bentuk serpihan salju, semuanya menghasilkan Rasio Emas.

Fakta bahwa banyak struktur benda hidup dan tak hidup yang saling tak terkait di alam namun memiliki bentuk yang mengikuti satu rumus matematis tertentu, merupakan salah satu bukti nyata bahwa semua ini dirancang secara khusus.

Rasio Emas adalah rumus keindahan yang sangat dikenal dan diterapkan oleh para seniman. Karya-karya seni yang didasarkan pada rasio itu menampilkan kesempurnaan keindahan.

Rasio emas pada paru-paru

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan antara 1985 dan 1987, fisikawan Amerika, B. J. West dan Dr. A. L. Goldberger, menemukan keberadaan rasio emas pada struktur paru-paru. Salah satu ciri jaringan bronkia yang menyusun paru-paru, susunannya asimetris.

Misalnya, pipa saluran udara yang bercabang membentuk dua bronkia utama, satu panjang (bronkia kiri) dan yang kedua pendek (bronkia kanan). Percabangan asimetris ini terus berlanjut ke percabangan-percabangan bronkia selanjutnya. Telah dipastikan bahwa pada seluruh percabangan ini perbandingan antara bronkia pendek terhadap bronkia panjang selalu bernilai 1/1,618.

Rasio Emas pada organ pendengaran dan keseimbangan

Koklea pada telinga bagian dalam manusia berperan menghantarkan getaran suara. Struktur bertulang ini, yang berisi cairan, memiliki bentuk spiral logaritmik dengan sudut tetap =73°43´ yang memiliki Rasio Emas.

Kota Mekkah

Jika kita mengukur jarak Mekkah ke arah Kutub Utara, diperoleh angka 7631.68 km, sedangkan jika ke arah Kutub Selatan, diperoleh angka 12348.32 km.

12348.32 km / 7631.68 km = 1.618

Jarak antara barat dan timur juga begitu.

Jika jumlah seluruh huruf dalam QS. Ali Imran (3) ayat 96, yang berjumlah 47, dibagi angka Fibonacci 1.618, maka didapatkan: 47/1.618 = 29

Dimana angka 29, merupakan jumlah huruf dari pangkal ayat sampai kepada kata Mekkah.

“Sesungguhnya rumah (ibadah) pertama yang dibangun untuk manusia, ialah (Baitullah) yang di Bakkah (Makkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi seluruh alam”. (QS. Ali Imran (3) ayat 96).

Bagi mereka yang percaya bahwa alam ini diciptakan dengan suatu rancangan khusus (tidak terjadi secara kebetulan, melainkan ada yang mengatur), maka Rasio Emas dan angka Fibonacci mungkin bisa digunakan sebagai bukti kebenaran, sebagaimana yang dikatakan oleh Plato, “Angka, pada saatnya nanti, akan memandu kita menuju kebenaran.”

Hal tersebut di atas hanyalah contoh kecil dari sekian banyak bilangan Fibonacci di alam semesta.

Related

Science 4873907294174238610

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item