Misteri Angka Fibonacci dan Rahasia Alam Semesta (Bagian 1)

Misteri Angka Fibonacci dan Rahasia Alam Semesta

Naviri Magazine - Berdasarkan buku The Art of Computer Programming karya Donald E. Knuth, barisan ini pertama kali dijelaskan oleh matematikawan India, Gopala dan Hemachandra, pada tahun 1150, ketika menyelidiki berbagai kemungkinan untuk memasukkan barang-barang ke dalam kantong.

Di dunia barat, barisan ini pertama kali dipelajari oleh Leonardo da Pisa, yang juga dikenal sebagai Fibonacci (sekitar tahun 1200), ketika membahas pertumbuhan ideal populasi kelinci.

Dia menemukan sebuah deret angka sederhana yang secara ajaib mampu menjelaskan gerakan-gerakan dan pertumbuhan yang muncul secara acak di alam semesta (atau sesuatu yang tidak kita pahami pergerakannya, sehingga disebut acak/kebetulan padahal sebenarnya sama sekali tidak acak, karena terbukti semua pergerakan/pertumbuhan tersebut ternyata mengacu pada “phi”, sehingga menimbulkan pertanyaan siapa yang mengatur pergerakan tersebut?)

Bagaimana mungkin segala sesuatu yang acak/kebetulan secara tepat mengacu kepada bilangan “phi”, kecuali kalau sebenarnya itu bukan suatu kebetulan/acak, melainkan ada yang mengatur.

Sehingga, percaya atau tidak, menurut kepercayaan para ilmuwan di zaman dahulu, angka Fibonacci adalah salah satu bukti adanya Tuhan. Karena banyak sekali kejadian di alam ini yang berkaitan dengan angka tersebut.

Deret sederhana itu adalah sebagai berikut: 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89, 144, 233, 377, 610, 987, 1597, 2584, 4181, 6765, 10946 ...dst.

Deret angka ini diawali angka 1, diikuti 2, kemudian penjumlahan dari kedua angka menghasilkan deretan angka yang berikutnya. 1+2 muncul angka 3, lalu 2+3 muncul angka 5, kemudian 3+5 muncul angka 8 dan seterusnya.

Deret angka ajaib ini kemudian memunculkan rasio ajaib yang didapat dari pembagian sebuah angka pada fibonacci dengan angka berikutnya (pembulatan 3 angka):

13 : 21 = 0.619 34 : 21 = 1.619

21 : 34 = 0.618 55 : 34 = 1.618

34 : 55 = 0.618 89 : 55 = 1.618

55 : 89 = 0.618 144 : 89 = 1.618

89 : 144 = 0.618... dst 233 : 144 = 1.618

Akhirnya ditemukan sebuah angka rasio Fibonacci: 0.618 / 1.618

Berikutnya dengan membagi sebuah angka deret Fibonacci dengan angka pada dua deret berikutnya, didapatkan rasio Fibonacci yang lain:

13 : 34 = 0.382

21 : 55 = 0.382

34 : 89 = 0.382... dst

Lalu apa kaitan angka-angka itu dengan bukti adanya Tuhan? Bilangan Fibonacci menunjukkan beberapa fakta aneh, tetapi sebelumnya kita perlu mengetahui terlebih dahulu mengenai angka Phi.

Phi adalah angka 1.618. Phi merupakan hasil pembagian angka dalam deret Fibonacci dengan angka di depannya. Semakin besar angka Fibonacci yang dilibatkan dalam pembagian, hasilnya akan semakin mendekati 1.618.

Fakta-fakta “Angka Tuhan” 

Seperti yang sekilas disebut sebelumnya, angka ini merupakan bukti yang menunjukkan adanya Tuhan, dan dianggap keramat oleh ilmuwan zaman dulu. Hampir semua ciptaan Tuhan dianggap mempunyai angka Fibonacci di dalamnya, baik tumbuhan, hewan, maupun manusia.

Beberapa contoh kecil:

Jumlah daun pada bunga 

Mungkin sebagian besar kita tidak terlalu memperhatikan jumlah daun pada sebuah bunga. Bila diamati, ternyata jumlah daun pada bunga menganut deret Fibonacci.

Contohnya:

Jumlah daun bunga 3: lili, iris

Jumlah daun bunga 5: buttercup (sejenis bunga mangkuk)

Jumlah daun bunga 13: ragwort, corn marigold, cineraria

Jumlah daun bunga 21: aster, black-eyed susan, chicory

Jumlah daun bunga 34 : plantain, pyrethrum

Jumlah daun bunga 55,89: michaelmas daisies, the asteraceae family

Pola bunga

Pola bunga juga menunjukkan adanya pola Fibonacci, misalnya pada bunga matahari.

Tubuh manusia

Bila Anda mengukur panjang jari Anda, kemudian Anda bandingkan dengan panjang lekuk jari, maka akan ketemu 1.618.

Coba bagi tinggi badan Anda dengan jarak pusar ke telapak kaki, maka hasilnya 1.618. Bandingkan panjang dari pundak ke ujung jari dengan panjang siku ke ujung jari, maka hasilnya 1.618. Bandingkan panjang dari pinggang ke kaki dengan panjang lutut ke kaki, maka hasilnya 1.618

Bercerminlah, dan Anda akan menemukan angka Fibonacci pada tubuh Anda. Anda punya 1 hidung, 2 mata dan 2 tangan yang masing-masing memiliki 5 jari yang terbagi dalam 3 ruas.

Fisiologi indra-indra manusia, seperti pendengaran, penglihatan, perabaan, pembauan, dan reseptor rasa nyeri, juga memiliki struktur Fibonacci.

Setiap siklus penuh struktur double helix molekul DNA memiliki ukuran panjang 34 angstrom dan lebar 21 angstrom, dua angka Fibonacci yang berurutan yang jika dibagi akan menghasilkan angka 1,619 yang mendekati Rasio Emas, 1,618.

Tak ketinggalan, objek kecil seperti struktur kristal salju hingga objek besar seperti struktur galaksi juga memiliki Rasio Emas.

Fakta lainnya:

- Kalau dibandingkan antara jumlah lebah betina dengan jumlah lebah jantan, maka hasilnya adalah 1.618

- Kerang laut memiliki cangkang keras berbentuk spiral. Kalau dibandingkan antara panjang garis spiral paling depan dengan berikutnya, hasilnya adalah 1.618.

- Daun, tangkai, serangga, dan semua yang berbentuk spiral, bila dibandingkan antara panjang spiral terakhir dengan sebelumnya, maka hasilnya akan selalu 1.618.

- Menurut sebuah penelitian, sepasang kelinci berkembang biak dengan pola deret angka Fibonacci.

Baca lanjutannya: Misteri Angka Fibonacci dan Rahasia Alam Semesta (Bagian 2)

Related

Science 3101002851936787582

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item