Penjelasan Ilmiah Terkait Peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad

Penjelasan Ilmiah Terkait Peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad

Naviri Magazine - Nabi Muhammad SAW pernah mengalami peristiwa luar biasa, yang dikenal sebagai Isra’ Mi’raj. Dalam peristiwa itu, Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan dari satu tempat ke tempat lain yang sangat jauh, bahkan sampai menembus langit, menggunakan kendaraan yang disebut buraq.

Sebagian orang tidak mempercayai peristiwa itu karena dianggap “mengada-ada” atau tidak ilmiah. Tapi benarkah peristiwa itu tidak bisa dijelaskan secara ilmiah? Mari kita menggunakan sudut pandang fisika modern yang ilmiah untuk memahami peristiwa tersebut.

Pada teori gravitasi Isaac Newton, jika sebuah objek dilemparkan tegak lurus ke atas, ia akan terlepas dari pengaruh gravitasi Bumi setelah mencapai kecepatan lebih dari 11 km/s.

Dalam kaidah fisika, besaran gaya gravitasi berbanding terbalik dengan kuadrat jarak, atau dirumuskan: F µ 1/r2. Ingatlah bahwa cepat rambat cahaya di angkasa luar mencapai 300 juta meter per detik. Pada gaya lontaran sangat cepat, akan membuat ketentuan-ketentuan soal jarak dan waktu berlaku hukum kebalikan/gaya Lorent.

Kemudian, Albert Einstein memperkenalkan Teori Relativitas Umum. Einstein menunjukkan bahwa massa dapat membuat ruang waktu melengkung/terlipat; semakin besar massa, semakin melengkung ruang waktu.

Pada pusat-pusat galaksi di angkasa raya, terdapat keberadaan wormhole yang erat kaitannya dengan blackhole, sebuah obyek alam semesta yang dikenal memiliki gravitasi amat kuat. Wormhole menghubungkan blackhole (lubang ghitam) dengan whitehole (lubang putih). Blackhole adalah radiasi gravitasi positif dengan gravitasi menekan apa saja ke dalam pusatnya, sedangkan whitehole adalah radiasi gravitasi negatif yang memuntahkan apa saja (bertolak belakang).

Maka, menurut batasan fisika-modern, wormhole adalah bagian dari alam semesta yang dapat digunakan sebagai jalan pintas perjalanan yang sangat jauh, namun letaknya hingga kini belum bisa diketahui.

Fenomena ini semacam lorong magnetik yang di dalamnya memiliki gravitasi kuat, yang mampu menarik apa pun yang masuk ke dalamnya, kemudian mendorongnya ke ujung lorong yang lain hanya dalam beberapa saat, langsung sampai. Kemudian, yang dimaksud ”ujung lorong lain” adalah pintu alam semesta paralel kita, atau bisa juga pintu-pintu rahasia alam semesta lain di gugusan galaksi.

Teknologi tentang lorong waktu, pada sebuah makalah riset di tahun 2005 mengemukakan bahwa selama manusia dapat meneliti dan menciptakan ”generator penembus lorong waktu,” maka akan dapat merealisasikan impian perjalanan dari bumi ke planet Mars hanya dalam waktu 3 jam. Bahkan terbang menuju ke planet di luar dengan jarak 11 tahun cahaya juga bisa ditempuh hanya dalam waktu 80 hari.

Seperti diungkapkan majalah New Scientist, bahwa dasar teori ”generator penembus lorong waktu” adalah ”multidimensi”. Sebuah teori struktural alam semesta yang penuh perdebatan. Dan yang pertama kali dikemukakan oleh fisikawan Jerman bernama Burkhard Heim pada 1950-an menyebutkan bahwa jika ”generator penembus lorong waktu” menghasilkan sebuah medan magnet atau medan gravitasi yang cukup kuat, maka benda yang berada di ruangnya, seperti pesawat antariksa, akan ”masuk” ke sebuah ”multidimensi” lain yang berbeda.

Bahkan Prof. Hazhe mengatakan bahwa ”generator penembus lorong waktu” dapat digunakan untuk mengadakan perjalanan antar planet antara galaksi yang tidak sama. Menurut konsepnya, ”generator penembus lorong waktu” dapat mempercepat perjalanan manusia ke angkasa secara signifikan.

Maka, dari penjelasan ilmiah modern tersebut, apa yang terjadi pada perjalanan Mi’raj Nabi Muhammad SAW adalah sebagai berikut:

Nabi Muhammad SAW dapat menembus lorong waktu, karena menggunakan sarana alat (oesawat super canggih dengan kecepatan mega cahaya), atau pada penjelasan ilmiah di atas, buraq-nya sebagai “generator penembus lorong waktu” yang dipiloti oleh Jibril, sehingga mampu menembus lapisan-lapisan langit ke 7 (menembus jalur whitehole antara wormholes dan blackholes di pusat-pusat galaksi), yang berjarak miliaran tahun cahaya.

Obyek yang terlontar dan mengalami gaya putar sangat cepat (yang terbang ke atas), bukanlah Nabi Muhammad SAW dan Jibril, tetapi obyeknya adalah pesawat itu sendiri (buraq; berasal dari kata al-barque = kilat), sehingga Nabi Muhammad dan Jibril menjadi “penumpang” yang berada dalam peswat tersebut, yang tidak akan merasakan pengaruh efek gaya grafitasi ataupun turbulensi.

Hal ini sama seperti orang yang menumpang pesawat jet dengan kecepatan tinggi. Ia merasakan nyaman saja dalam pesawat, kemudian dalam waktu singkat tak terasa sampai di kota tujuan yang berjarak ribuan kilometer. Ketika sampai di kota tujuan, ia dapat menyaksikan segala aktivitas kehidupan dikota tersebut pada saat itu, yang tidak dapat ia alami atau terlihat ketika masih di kota asal beberapa jam lalu.

Karenanya, yang dialami oleh nabi Muhammad SAW sesuai dengan kaidah fisika, yakni mengalami besaran gaya gravitasi yang berbanding terbalik dengan kuadrat jarak, yang dirumuskan dengan: F µ 1/r2, dan mengalami gaya cepat rambat cahaya di angkasa luar dengan kecepatan lebih dari jutaan kilo meter/detik. Sehingga berlaku gaya lontaran super cepat yang membuat hukum-hukum jarak dan waktu mengalami hukum kebalikan/gaya Lorent, dan mengalami gaya relativitas, yakni terjadinya massa ruang waktu melengkung/terlipat, dengan singkat.

Dengan penjelasan tersebut, maka masuk akal kalau Nabi Muhamad SAW bisa melakukan perjalanan jarak jauh dengan kecepatan luar biasa singkat.

Bagi orang yang tidak menggunakan pemikiran mereka sebagai manusia cerdas, tentu perjalanan menembus dimensi lain atau perjalanan Isra’ Mi’raj sangat tidak masuk akal.

Related

Science 1660591485802785399

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item