Ini 10 Misi Terbesar NASA di Masa Depan yang Sangat Mencengangkan

  10 Misi Terbesar NASA di Masa Depan yang Sangat Mencengangkan

Naviri Magazine - Selama lebih dari 50 tahun, NASA telah menjelajahi alam semesta sambil terus mengembangkan teknologi-teknologi canggih di bidang kedirgantaraan.

Badan Antariksa terbesar di dunia milik Amerika ini telah berpengalaman mengirim manusia ke Bulan, mendaratkan Rovers di Mars, mencicipi dinginnya atmosfer Jupiter, menjelajahi panasnya Merkurius dan Saturnus, bahkan telah memetakan setiap centimeter permukaan Pluto.

Saat ini, ada beberapa program NASA yang sedang berjalan, yaitu Juno, Kepler, SeaWinds, dan Dawn Mission. NASA juga telah mempersiapkan misi-misi selanjutnya. Berikut ini 10 misi terbesar NASA di masa depan. Daftar berikut ini dimulai dari nomor 10 ke nomor 1.

InSight

InSight adalah singkatan Interior Exploration using Seismic Investigations, Geodesi and Heat Transport. Tujuan misi ini adalah untuk menempatkan sebuah stasioner di permukaan Mars, yang dilengkapi pipa pendeteksi panas dan seismometer. Ini akan membantu ilmuwan dalam memahami evolusi Mars sebagai planet berbatu.

InSight akan mendeteksi tingkat panas yang keluar dari perut Mars, juga mengeksplorasi ketebalan, ukuran, kerapatan, dan struktur lapisan kerak Mars.

The James Webb Space Telescope

The James Webb Space Telescope (JWST) adalah sebagai pengganti Teleskop Hubble yang akan “dipensiunkan” setelah mengabdi untuk ilmu pengetahuan selama 27 tahun.

JWST merupakan teleskop inframerah terbesar dengan cermin utama berukuran 6,5 meter. Teleskop tersebut diluncurkan dari Guyana Prancis, dengan menggunakan roket Ariane 5 sebagai pendorong.

JWST akan menjadi observatorium utama selama 30 tahun ke depan untuk melayani ribuan astronom dari seluruh dunia. Fasilitas JWST akan membantu para ilmuwan dalam meneliti setiap fase dalam sejarah alam semesta, mulai dari sejarah terjadinya Big Bang, hingga proses pembentukan sistem tata surya, dan pengaruhnya terhadap kehidupan di Bumi.

Euclid

Tujuan misi ini adalah untuk lebih memahami materi dari energi gelap yang selama ini menjadi misteri di luar angkasa. Euclid akan mengukur pergeseran galaksi merah pada jarak yang bervariasi dari Bumi.

Sebenarnya, ini adalah misi Badan Antariksa Eropa, namun NASA yang paling berkontribusi besar dalam menyumbangkan teknologinya, termasuk 16 detektor inframerah canggih dan 4 detektor cadangan, yang terdapat pada salah satu instrumen di Euclid.

Mars 2020 Rover

Mars 2020 Rover akan menyelidiki struktur geologi permukaan planet Mars dan kehidupan di Mars pada masa lalu. Selama melaksanakan misi, Mars 2020 Rover akan mengumpulkan sampel batuan dan tanah untuk bahan penelitian di masa depan.

Rover akan dilengkapi dengan spektrometer fluoresensi x-ray, spektrometer ultraviolet raman, radar penetrasi ground, sistem pencitraan stereoskopik, dan drone bertenaga surya, yang nantinya akan membantu para ilmuwan memahami kondisi planet Mars dan bahaya yang ditimbulkan oleh debu Mars.

NISAR

Tanggal Peluncuran: Pertengahan 2020
Anggaran: USD 1 miliar

NISAR adalah singkatan NASA-ISRO Synthetic Aperture Radar. Merupakan proyek kerja sama antara NASA dan ISRO untuk mengembangkan sebuah radar berfrekuensi ganda.

NISAR akan menjadi satelit pertama yang menggunakan frekuensi ganda yang berfungsi untuk melakukan pengindraan jarak jauh dalam menyelidiki proses perubahan alami yang terjadi di Bumi, termasuk tanah longsor, runtuhan lapisan es, gangguan ekosistem, gempa Bumi, gunung berapi, dan tsunami.

WFIRST

Wide Field Infrared Survey Telescope (WFIRST) adalah observatorium NASA yang dikembangkan untuk melakukan pencitraan dan survei tata surya dalam cakupan yang luas, sekaligus mencari jawaban atas pertanyaan di kalangan ilmuwan tentang deteksi exoplanet dan energi gelap. Teleskop tersebut dilengkapi cermin utama berdiameter 2,4 meter, dengan dua instrumen yaitu instrumen Wide Field dan instrumen Coronagraph.

Instrumen Wide Field akan menampilkan bidang pandang yang luas (100 kali lebih besar dari instrumen inframerah Teleskop Hubble). Instrumen ini akan mengukur cahaya dari 1 miliar galaksi, dan akan melakukan survei mikrolensing pada Bima Sakti untuk mencari keberadaan 2.500 exoplanets di luar tata surya.

SWOT

Surface Water and Ocean Topography (SWOT) adalah proyek bersama antara NASA, Badan Antariksa Kanada, dan Badan Antariksa Prancis, CNES. Ini akan menjadi survei global pertama dari satelit khusus penelitian air yang akan mengumpulkan data terperinci tentang perubahan air di permukaan Bumi dari waktu ke waktu.

Misi ini akan melakukan survei setiap 10 hari pada permukaan air di Bumi, yang meliputi air sungai, danau, dan samudera, dengan tujuan untuk mendapatkan data akurat yang akan digunakan sebagai acuan dalam perencanaan sirkulasi air laut dan prediksi iklim.

Lucy and Psyche

NASA mempunyai dua misi untuk membuka wawasan baru tentang sejarah awal dalam tata surya kita, kira-kira 10 juta tahun setelah munculnya matahari. Misi yang diberi nama Lucy and Psyche ini terpilih dari 5 nominasi misi yang diprogramkan NASA untuk tahun anggaran 2021 dan 2023.

Menurut informasi dari Thomas Zurbuchen (seorang staf ahli Direktorat Misi Sains NASA di Washington), Lucy akan mengeksplorasi lingkungan asteroid misterius yang selama ini dirahasiakan NASA, sementara Psyche akan mengeksplorasi asteroid lain yang mempunyai kandungan mineral unik, dan belum pernah tercatat dalam ilmu geologi sebelumnya.

Europa Clipper 

Europa Clipper terdiri dari pengorbit dan lander. Tujuannya untuk melakukan studi terperinci tentang tanda-tanda kehidupan di bulan Jupiter, yang bernama Europa. Bulan Europa menjadi prioritas utama untuk eksplorasi NASA, karena terdapat kandungan air asin di bawah lapisan esnya.

NASA akan menggunakan sembilan instrumen sains untuk misi ini, termasuk kamera dan spektrometer untuk menghasilkan gambar permukaan bulan Europa, dengan resolusi tinggi. Radar penetrasi es akan mengukur ketebalan lapisan es, dan mencari kemungkinan adanya samudra yang serupa dengan Antartika.

Orbiting Carbon Observatory 3 (OCO-3) 

Orbiting Carbon Observatory 3, atau OCO-3, adalah instrumen luar angkasa masa depan yang akan dipasang di Stasiun Luar Angkasa Internasional ISS untuk menyelidiki distribusi karbon dioksida di Bumi, akibat pertumbuhan populasi manusia dan perubahan pola pembakaran bahan bakar fosil.

NASA akan mengembangkan dan merakit instrumen tersebut dengan menggunakan komponen cadangan dari Orbiting Carbon Observatory 2, yang telah sukses bertugas sejak diluncurkan pada tahun 2014.

Related

Technology 7663135988050416353

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item