Tiga Petunjuk di Balik Misteri Lokasi Harta Karun Nabi Sulaiman

Tiga Petunjuk di Balik Misteri Lokasi Harta Karun Nabi Sulaiman

Naviri Magazine - King Solomon atau Raja Salomo atau Nabi Sulaiman, yang memerintah pada 965 SM dan 925 SM, terkenal karena tiga hal: kebijaksanaan, kekuasaan, dan kekayaannya yang berlimpah ruah.

Putra Daud itu dideskripsikan sebagai orang paling kaya pada zaman kuno. Legenda menyebut, salah satu bentuk kekayaannya adalah istana indah yang dibangun oleh pasukan manusia, jin, dan binatang.

Konon, dinding istana itu terbuat dari batu pualam. Tiang dan pintunya dari emas dan tembaga, atapnya dari perak, hiasan dan ukirannya dari mutiara, intan, juga berlian. Pasir di taman ditaburi mutiara.

Dalam Kitab Raja-Raja I digambarkan, berat emas yang dipersembahkan kepada Sulaiman dalam waktu setahun adalah 666 talen.

Satu talen emas diperkirakan sama beratnya dengan seorang manusia, yakni 50 kilogram. Versi lain menyebut sekitar 33 kilogram atau antara 20-40 kg.

Sejumlah upeti lain juga diberikan pada Sulaiman, dari para saudagar rempah-rempah, semua raja di Jazirah Arab, dan para gubernur.

Dalam kitab itu juga disebut, sejumlah emas ditempatkan di sebuah rumah megah yang dibangun di hutan Lebanon.

"Raja juga membuat singgasana besar dari gading yang dilapisi emas terbaik. Semua cangkir yang digunakan minum sang raja terbuat dari emas, semua perabot di hutan Lebanon dari emas, tak ada yang perak," demikian tertera dalam kitab, seperti dikutip dari situs Ancient Origins.

Kekayaan luar biasa Sulaiman membuat banyak orang yakin, masih ada harta karun yang disembunyikan, entah di mana. Meski demikian, apa gerangan pundi-pundi yang masih tersisa tak jelas—mungkin emas, perhiasan, perak, atau mungkin Tabut Perjanjian (Ark of the Covenant)—wadah kayu yang dilapis emas murni dan dilengkapi dua batang pengusung, yang salah satu muatannya adalah Sepuluh Perintah Tuhan.

Berikut 3 petunjuk keberadaan harta karun Sulaiman yang disadur dari berbagai sumber:

Tabut Perjanjian

Tabut Perjanjian (Ark of the Covenant) menjadi salah satu artefak paling dicari dari masa Nabi Sulaiman. Berupa sebuah kotak kayu berisi 2 loh batu bertuliskan 10 Perintah Tuhan yang didapat Nabi Musa di Gunung Sinai.

Seorang profesor dari Universitas St Andrew, James Davila, mengklaim berhasil menerjemahkan sebuah teks berbahasa Ibrani, bernama Treatise of the Vessels (Risalah Kapal).

Berdasar teks itu, Davila mengklaim, Kuil Solomon tempat penyimpanan harta karun tersebut kemungkinan tersebar di wilayah Timur Tengah.

"Beberapa harta tersembunyi di berbagai lokasi di Tanah Israel dan di Babilonia, sementara yang lain dikirim ke malaikat Shamshiel, Michael (Mikail), Gabriel (Jibril), dan mungkin Sariel," tulis Davila dikutip dari International Science Times.

Babilonia diketahui berada di wilayah Irak modern. Meski mempersempit kemungkinan lokasi harta karun legendaris itu, isi terjemahan tersebut dianggap lebih bersifat fantasi daripada petunjuk.

Cincin penguasa dunia

Tak hanya nilainya yang tinggi, cincin tersebut konon juga memiliki kekuatan magis: bisa mengendalikan roh dan setan. Banyak yang yakin, benda itu bisa menjaga dan memberi perlindungan kepada pemakainya.

Seperti dikisahkan, suatu hari sang raja kehilangan cincinnya yang berharga di perairan Sungai Yordan. Sulaiman menganggap, perhiasan itu telah hilang untuk selamanya, hingga seorang nelayan mengembalikan benda tersebut kepadanya.

Menurut cerita, cincin tersebut ditemukan di dalam badan ikan. Keberadaan cincin berharga itu kini jadi misteri. Konon, ia ikut dimakamkan di sisi jenazah Nabi Sulaiman. Sementara, di mana gerangan makamnya belum diketahui hingga saat ini.

Desas-desus lintas zaman menyebut, barang siapa menemukan cincin tersebut, maka ia akan jadi penguasa dunia.

Tambang harta

Nabi Sulaiman juga disebut-sebut punya tambang harta. Kabar itu kali pertama disebarluaskan pada Abad ke-19 oleh penulis H. Rider Haggard dalam novel petualangannya, King Solomon’s Mines—yang terbit bertepatan dengan booming penemuan arkeologi berupa situs-situs kuno di Timur Tengah dan Afrika.

Setengah abad kemudian, rabbi sekaligus arkeolog Amerika, Nelson Glueck, mengumumkan bahwa ia telah berada di tambang Sulaiman, di Great Rift Valley, dekat perbatasan modern antara Israel dan Yordania.

Namun, tambang-tambang tersebut tak dipenuhi emas, melainkan bijih tembaga—yang menurut Glueck adalah sumber kekayaan Sulaiman.

Karena Glueck tak mampu mengaitkan bukti arkeologis itu dengan apa yang tertera pada kitab suci, para sejarawan modern mengabaikan temuannya.

Related

Mistery 5071017704558621964

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item