Ini Penyebab Ketupat Selalu Muncul Saat Hari Raya Lebaran

  Ini Penyebab Ketupat Selalu Muncul Saat Hari Raya Lebaran

Naviri Magazine - Tradisi ketupat lebaran sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia. Kenapa harus ketupat? Kapan tradisi ketupat ini dimulai? Sayangnya, belum ada referensi ilmiah tentang mengapa harus makanan ini yang menjadi ciri khas.

Namun, ada beberapa sumber yang mengatakan bahwa tradisi membuat ketupat sudah ada sejak masuknya Islam ke tanah Jawa, sekitar tahun 1400-an. Mari kita temukan jawaban dari pertanyaan ini berdasarkan 3 sumber.

Budaya Jawa

Dalam bahasa Jawa, ketupat sering disebut sebagai kupat. Kata kupat ternyata berasal dari suku kata ku = ngaku (mengakui) dan pat = lepat (kesalahan). Sehingga ketupat merupakan simbol dalam mengakui kesalahan.

Tradisi ketupat lebaran dapat dikaitkan erat dengan peran para wali, terutama Walisongo dalam penyebaran Islam di Indonesia. Beberapa sumber mengatakan bahwa tradisi kupatan sudah ada pada zaman pra-Islam Nusantara, sebagaimana tradisi selamatan yang juga sudah ada dan berkembang di Indonesia.

Namun, tradisi kupatan kemudian memperoleh sentuhan baru di zaman penyebaran Islam oleh Walisongo, dalam rangka menghadirkan tradisi yang akomodatif atau akulturatif di dalam masyarakat Jawa dan Nusantara pada umumnya.

Dari sisi bahasa

Dari sisi bahasa, kupatan (bahasa Jawa) ternyata berasal dari kata kaffatan (bahasa Arab) yang memperoleh perubahan bunyi dalam ucapan Jawa menjadi kupatan.

Sama seperti kata barakah (bahasa Arab) menjadi berkat (bahasa Jawa) atau salama (bahasa Arab) menjadi selamet (bahasa Jawa).

Maka, secara istilah, dapat dinyatakan bahwa kupatan adalah simbolisasi dari berakhirnya bulan puasa serta menandai terhadap kesempurnaan atau kaffatan di dalam kehidupan individu dan masyarakat. Jadi, tradisi kupatan adalah penanda keislaman manusia yang sudah sempurna.

Dalam Al-Qur’an

Sebagaimana dalam Al-Qur’an disebutkan, “Udkhulu fi al silmi kaffatan, wa la tattabi’u khuthuwat al syaithon, innahu lakum ‘aduww al mubin”.

Yang artinya, “Masuklah kamu sekalian ke dalam Islam secara sempurna dan jangan kamu ikuti jalan setan, sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata."

Dalam gambaran para wali, kupatan adalah simbolisasi seseorang yang sudah memasuki Islam secara sempurna. Indikasinya sebagai berikut: Sudah melaksanakan puasa sebagai tazkiyat al nafs, melaksanakan zakat sebagai tazkiyat al mal, dan juga hablum min al nas dalam wujud saling silaturrahmi untuk meminta maaf kepada sesama manusia.

Orang-orang yang seperti ini digambarkan sebagai orang-orang yang kaffah, sempurna. Kehidupannya telah memasuki dunia fitrah serta suci dalam konsepsi keberagamaan.

Selain itu, ada juga yang mengatakan bahwa ketupat atau kupat berasal dari kata laku papat. Laku artinya perbuatan dan papat artinya empat. Keempat perbuatan yang hanya dilakukan pada bulan Ramadhan sampai 1 Syawal itu ialah puasa Ramadhan, tarawih, zakat, dan shalat Ied.

Tradisi menyajikan ketupat pada hari Lebaran, bukan hanya ada di Indonesia. Di Malaysia, Brunai, Singapura, Filipina, bahkan di Kepulauan Cocos (di Australia), ternyata ketupat juga dibuat saat merayakan Lebaran.

Related

World's Fact 3448117637786767570

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item