Biografi Slobodan Miloševic, Presiden Serbia yang Kontroversial (Bagian 3)

Biografi Slobodan Miloševic, Presiden Serbia yang Kontroversial

Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Biografi Slobodan Miloševic, Presiden Serbia yang Kontroversial - Bagian 2). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Pengadilan ini masih merupakan masalah kontrovesial dan telah menampilkan banyak kesaksian yang bertentangan dan aneh, yang dipandang oleh banyak pihak mendukung teori penyelubungan dan ketidakjujuran dari pihak-pihak yang belawanan. Misalnya:

    * pernyataan oleh William Walker, bekas duta besar AS di El Salvador selama perang itu, bahwa ia tidak ingat menelepon sejumlah pejabat senior AS untuk mengatakan bahwa, di Racak, ia telah menemukan pembenaran untuk perang NATO, tetapi ia tidak menyangkal bahwa pejabat-pejabat yang mengatakan bahwa mereka telah menerima teleponnya menceritakan kebenaran,

    * kesaksian oleh Jenderal Wesley Clark bahwa Miloševic telah secara pribadi mendekatinya pada sebuah konferensi untuk mengakui bahwa ia mengetahui sebelumnya tentang rencana pembantaian Srebrenica dan dalam bukti yang sama bahwa NATO tidak mempunyai kaitan dengan KLA,

    * pernyataan oleh Rade Markovic bahwa sebuah pernyataan tertulis yang telah dibuatnya yang melibatkan Miloševic didapatkan daripadanya melalui tekanan yang setara dengan siksaan oleh sejumlah perwira NATO yang disebutkan namanya,

    * pernyataan oleh Lord Owen (pengarang Rencana Vance Owen) bahwa Miloševic adalah satu-satunya pemimpin yang secara konsisten telah mendukung perdamaian dan bahwa bentuk rasisme apapun di matanya adalah suatu "anatema".

Jaksa penuntut membutuhkan dua tahun untuk menyampaikan tuntutannya pada bagian pertama dari pengadilan itu, yang mencakup perang di Kroasia, Bosnia dan Kosovo. Sepanjang dua tahun itu, proses peradilan ini diikuti dengan cermat oleh masyarakat dari republik-republik bekas Yugoslavia, karena mencakup berbagai kejadian penting dari perang tersebut, serta melibatkan sejumlah saksi penting.

Miloševic semakin parah sakitnya sepanjang waktu ini (tekanan darah tinggi dan flu yang parah), yang menyebabkan jeda dan pengadilan yang diperpanjang hingga sekurang-kurangnya enam bulan.

Pada awal 2004, ketika akhirnya ia muncul di pengadilan untuk mulai menyampaikan pembelaanya (dengan menyebutkan lebih dari 1.200 orang saksi), kedua hakim ICTY memutuskan untuk menunjuk dua orang pengacara sesuai dengan pandangan-pandangan kardiolog di pengadilan. Tindakan ini ditentang oleh Miloševic sendiri serta kedua pengacara Britania yang ditunjuk mendampinginya.

Pada November 2004, bekas Perdana Menteri Soviet, Nikolai Ryzhkov, menjadi tokoh penting pertama yang memberikan kesaksian yang meringankan.

Ada anggapan bahwa bila diizinkan mengajukan pembelaan, Miloševic akan berusaha membuktikan bahwa serangan NATO atas Yugoslavia adalah sebuah agresi, dan karena itu merupakan suatu kejahatan perang di bawah undang-undang internasional dan bahwa, sementara mendukung KLA, mereka sadar bahwa mereka telah mempraktikkan dan bermaksud untuk melanjutkan genosida, yang merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Bila tuntutan prima facie atas kedua klaim itu terbukti, ICTY secara hukum, berdasarkan kerangka acuannya sendiri, harus menyiapkan tuduhan terhadap para pemimpin dari kebanyakan negara NATO, meskipun Jaksa Penuntut telah menyimpulkan suatu “penelitian” terhadap para pemimpin NATO.

Para pendukung Miloševic

Ada sejumlah penulis dan wartawan yang mengatakan bahwa kejahatan dari tindakan-tindakan Miloševic selama Perang Saudara Bosnia telah dilebih-lebihkan untuk dijadikan pembenaran bagi intervensi militer.

Ilmuwan politik, Michael Parenti, mengajukan pembelaan terhadap Miloševic, dan mengatakan bahwa tindakan-tindakan orang-orang Serbia pada umumnya, secara sistematik telah dilebih-lebihkan oleh media arus utama AS selama masa pengeboman NATO (lihat buku Parenti "To Kill a Nation" untuk penjelasan lebih terinci).

Selain itu, wartawati yang berbasis di Paris, Diana Johnstone, menyatakan dalam bukunya, Fool's Crusade, bahwa tindakan-tindakan Miloševic paling-paling marginal, dan tidak lebih parah daripada kejahatan-kejahatan yang dilakukan oleh orang-orang Kroasia maupun Muslim Bosnia, bahkan ia sampai menyatakan bahwa pembantaian Srebrenica tidak terjadi, dan hanya merupakan rekayasa media.

Namun ada yang menyatakan bahwa Johnstone adalah seorang teman lama Mirjana Markovic, istri Miloševic.

Ilmuwan politik, Edward Herman (bekas rekan penulis Noam Chomsky), secara terbuka mendukung temuan-temuan Johnstone dalam tinjauannya di The Fool's Crusade, dalam Monthly Review setelah buku itu terbit. Noam Chomsky sendiri tidak memberikan komentar tentang keakuratan temuan-temuan Johnstone, meskipun ia telah menyatakan bahwa ia menyesal tidak cukup kuat mendukung bukunya ketika diterbitkan.

Komentar ini kemudian, kabarnya, didistorsi oleh Emma Brockes, seorang wartawati, dalam sebuah wawancara dengan Chomsky dalam The Guardian, yang membuat seolah-olah Chomsky menyangkal pembantaian Srebrenica.

Sebagai tanggapan, Chomsky mengeluarkan sebuah surat terbuka kepada The Guardian, yang isinya menuduh Brockes dan para redakturnya telah membuat rekayasa. The Guardian belakangan meminta maaf kepada Chomsky, dan mencabut kembali artikel itu dalam sebuah surat singkat.

Diana Johnstone belakangan membuat komentar di koran The Guardian, dalam jurnal Alexander Cockburn CounterPunch. Chomsky tidak setuju dengan pandangan-pandangan Johnstone tentang Miloševic, Serbia, ataupun Srebrenica khususnya, tetapi ia kritis tentang campur tangan NATO, dan telah menyatakan bahwa kampanye itu dilakukan dengan pengetahuan sebelumnya, bahwa pengeboman itu akan meningkatkan kekejaman.

Pandangan-pandangannya tentang topik ini dapat ditemukan di dalam bukunya, The New Military Humanism.

Kematian

Miloševic ditemukan meninggal dunia di selnya, pada 11 Maret 2006 di pusat tahanan pengadilan penjahat perang PBB di Den Haag. Seorang pejabat di kantor jaksa penuntut utama mengatakan bahwa Miloševic ditemukan sekitar pukul 10 pagi hari Sabtu, dan tampaknya telah meninggal selama beberapa jam.

International Criminal Tribunal for the former Yugoslavia (ICTY) mengatakan bahwa Miloševic telah lama menderita masalah jantung dan tekanan darah tinggi. Peradilan mestinya dilanjutkan kembali pada 14 Maret dengan mendengarkan kesaksian dari bekas presiden Montenegro, Momir Bulatovic.

Baru-baru ini, pengadilan menolak permintaannya untuk pergi ke Rusia untuk mendapatkan perawatan dokter spesialis. Ia merencanakan untuk naik banding atas keputusan ini, karena katanya kondisinya semakin memburuk.

Kematiannya, yang tampak disebabkan oleh hal-hal wajar, diumumkan oleh Partai Sosialis Serbia. Meskipun berbicara di depan kamera televisi di Den Haag, pengacara Miloševic, Zdenko Tomanovic, menyatakan bahwa Miloševic telah menyatakan kekuatirannya bahwa ia diracuni, dan menuntut agar jenazahnya diotopsi di Rusia dan bukan di Belanda.

Permintaan untuk otopsi di Rusia ditolak oleh ICTY, dan jenazahnya dipindahkan ke Institut Forensik Belanda. Permintaan agar otopsi dihadiri oleh seorang ahli patologi dari Beograd dikabulkan.

Related

Figures 5592236896403472193

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item