Perlu Tahu, Ternyata Indonesia Memiliki Ribuan Jenis Kayu
https://www.naviri.org/2019/07/indonesia-memiliki-ribuan-kayu.html
Naviri Magazine - Kementerian Kehutanan menyatakan, dari sekitar empat ribu jenis kayu di Indonesia, baru tiga ribu yang sudah terindentifikasi. Kondisi tersebut karena minimnya jumlah ahli anatomi kayu yang bekerja di lembaga penelitian dan pengembangan anatomi kayu.
"Padahal, pengenalan anatomi kayu menjadi dasar kebijakan pemanfaatan jenis kayu di hutan alam dan tanaman," kata Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan, Kementerian Kehutanan, Ida Bagus Putera Parthama di sela Diskusi Litbang Anatomi Kayu Indonesia di Botani Square Bogor.
Menurut Putera, setiap jenis kayu mempunyai keunggulan, tergantung pemanfaatannya. "Sebab, kayu Indonesia berbeda sifat dan karakter, sesuai warna alaminya," ujarnya.
Warna kayu bervariasi dari hitam sampai putih pucat serta kemerahan. Karakter lain yang berperan adalah susunan pori yang berbeda di masing-masing kayu.
Selain struktur anatomi kayu, Putera melanjutkan, pengenal identitas jenis dan karakteristik dapat dilihat dari serat. Dimensi serat berupa panjang, tebal dinding dan diameter sel, akan menunjukkan kegunaan kayu. Semakin panjang serat kayu, semakin bagus kertas yang dihasilkan.
"Semakin tebal dinding selnya, semakin kuat kayu menahan beban," katanya.
Anatomi kayu juga dapat menunjukan jenis dan asal kayu. Hal ini, kata Putera, jadi penting, mengingat pohon hutan yang langka dan dilarang ditebang, seperti kayu Ulin (Eusideroxylon zwageri). Dia mengatakan, kayu asal Kalimantan ini memiliki kekuatan ekstra dahsyat.
"Dari segi kekuatan, besi pun kalah," katanya.
Namun, untuk mendapatkannya tidak mudah. Pohon baru dapat dipanen setelah berumur minimal seratus tahun. Akibatnya, masyarakat enggan menanamnya. Karena langka, jenis kayu ini dilarang dibawa keluar dari Tanah Borneo. "Sekarang makin sulit menemukannya," ujar Putera.
Para anatomiawan juga mampu menganalisa jenis kayu yang sudah berbentuk arang, bahkan fosil. "Misalnya fosil kayu yang kami temukan di Jawa Barat. Fosil berasal dari kayu, kelapa aren, dan diperocapacea, yang membuktikan daratan Sumatera dan Jawa dulunya bersatu," kata Peneliti Pustekolah, YI Mandang.