Menguak Konspirasi di Balik Isu Pemanasan Global (Bagian 2)

Menguak Konspirasi di Balik Isu Pemanasan Global

Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Menguak Konspirasi di Balik Isu Pemanasan Global - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Al Gore, yang telah menjadi panglima utama dalam gerakan pemanasan global, memiliki rumah seluas 10.000 kaki persegi di Nashville, yang memiliki 20 kamar tidur dan 8 kamar mandi. Sementara ia menyarankan orang lain untuk menghemat energi, Gore menghabiskan 221.000 kilowatt jam pada 2006 untuk rumah mewahnya. Rata-rata penggunaan satu rumah tangga di Amerika pada tahun itu adalah 10.656 kilowatt jam. Tapi Gore tidak merasa bersalah.

Teori konspirasi pemanasan global

Pemanasan global adalah sebuah hoax, menurut para ilmuwan dari kubu kontra Gore. Suhu bumi sesungguhnya hanya berubah sekitar 1 derajat Fahrenheit dalam tempo satu abad. Bumi telah mengalami periode zaman es dan periode hangat tanpa ada campur tangan manusia.

Ilmuwan yang beranggapan seperti ini, salah satunya adalah Steven Milloy, yang memiliki gelar dalam bidang Natural Science dan gelar master dalam Biostatistik dari Universitas John Hopkins. Ia adalah salah satu juri American Association for The Advancement of Science Awards, dan ia pernah diminta oleh kongres Amerika untuk bersaksi mengenai masalah-masalah lingkungan.

Milloy berkata bahwa pemanasan global adalah “Ibu dari segala ilmu pengetahuan sampah”. Ia merujuk kepada perubahan-perubahan suhu bumi yang terjadi secara alamiah tanpa campur tangan manusia. Ketika kita, manusia, dianggap sebagai kambing hitam penyebab pemanasan global, EPA (Environmental Protection Agency) memperkirakan bahwa 25% emisi gas metana yang dilepas ke atmosfer berasal dari kotoran ternak.

Kekuasaan yang didukung penguasa 

Ketika Gore menerbangkan pesawatnya yang menghabiskan banyak bahan bakar, ia membeli kredit karbon dari broker-broker (seperti saham). Sebagai imbalannya, mereka yang menjual kredit karbon itu akan menerima reward yang bisa digunakan untuk proyek-proyek lingkungan hidup.

Pembeli kredit karbon itu, dalam hal ini Gore, akan disebut “Carbon Neutral” karena walaupun ia melepas banyak karbon ke udara, ia menciptakan keseimbangan antara melepas dan mengurangi karbon.

Gore membeli kredit karbonnya dari Generation Investment Management LLP, sebuah perusahaan yang didirikan tahun 2004. Gore adalah pendiri dan chairman perusahaan itu.

Dengan kata lain, Gore bisa tetap menjalani hidup mewahnya, menjadi pujaan aktivis, menerima Nobel dan kaya raya. Penjualan kredit karbon di dunia meningkat dari $6 juta di tahun 2004 menjadi $110 juta pada tahun 2006.

Pertanyaan yang kemudian muncul adalah, bila teori ini mendapat tantangan dari banyak ilmuwan dunia yang bereputasi tinggi, mengapa pemerintah-pemerintah dunia sepakat dengan Gore? Jawabannya adalah pajak pendapatan!

Pada waktu sekitar konser Live Earth Concert yang diselenggarakan keluarga Rothschild, Al Gore mengumumkan akan ada pajak karbon dalam skala global untuk memerangi pemanasan global. Bagi pemerintah dunia, pemasukan tambahan. Bukankah menyenangkan apabila pemerintah mendapat pemasukan tambahan? Ya, namun bagi kita akan ada pajak tambahan bagi bahan bakar yang dibeli.

Dengan dukungan dari pihak pemerintah inilah, maka konstruksi mengenai isu global warming seolah dibenarkan begitu saja, walau sudah ada banyak pihak yang menyatakan kekeliruan tersebut, akibat tidak adanya banyak bukti mengenai global warming itu sendiri.

Kesimpulan

Tidak ada salahnya bila kita menggunakan bahan bakar yang lebih ramah, dan menghemat penggunaan listrik. Bahkan jika ingin mempensiunkan kendaraan yang mengeluarkan banyak asap. Karena dengan melakukan itu, kita belajar menjadi manusia yang bersih dan sehat.

Sambil menantikan datangnya kata sepakat dari para ilmuwan (jika kata sepakat itu memang dapat tercapai), tidak ada salahnya menggunakan kendaraan yang hemat bahan bakar, menggunakan charger HP secukupnya, menghemat penggunaan listrik, menanam pohon-pohon di rumah.

Namun perlu dipikirkan kembali dan dikritisi akan adanya kebenaran mengenai Global Warming yang menjadi konstruksi pihak-pihak yang berkuasa, dan kita sebagai orang “di bawah” pihak penguasa dengan mudah menerima konstruksi tersebut.

Sumber: 

McCright, Aaron M & Dunlap, Riley M. 2000. Challenging Global Warming as a Social Problem: An Analysis of the Conservative Movement’s Counter-Claims. Berkeley: University of California.

Related

Science 3759386439254425440

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item