Ini 4 Tokoh Indonesia yang Memiliki Kisah Cinta Mengharukan

Ini 4 Tokoh Indonesia yang Memiliki Kisah Cinta Mengharukan

Naviri Magazine - Kita tentu sudah mengenal nama-nama pahlawan Indonesia semisal Pierre Tendean (pahlawan revolusi), Cut Nyak Meutia (pejuang Aceh), Daan Mogot (pahlawan belia), dan Cut Nyak Dhien (pahlawan Aceh). Namun, kita mungkin belum tahu kisah cinta mengharukan yang mereka alami. Berikut ini kisahnya.

Pierre Tendean

Pierre Tendean dikenal sebagai pemuda yang tampan. Semasa menjadi ajudan Jenderal A.H. Nasution, banyak mahasiswi lebih memperhatikannya daripada sang jenderal yang memberi kuliah. Bahkan mereka berkata bahwa telinga untuk Pak Nas, tapi mata untuk ajudannya. Meski begitu, ternyata hati Pierre Tendean tertambat pada gadis cantik bernama Rukmini Chaimin.

Beberapa lama, Pierre menjalin hubungan dengan gadis ini, dan saling berkirim surat. Keseriusan ini tercermin nyata dalam surat Pierre kepada sang kakak, yang mengatakan bahwa ia sudah bertemu dengan jodohnya.

Sebenarnya, kedua insan ini sudah merencanakan pernikahan pada November 1965. Namun sayang, Pierre tewas oleh PKI pada 1 Oktober 1965. Rukmini pun hancur hatinya ketika mendengar berita bahwa sang kekasih meninggal. Butuh waktu lima tahun baginya untuk bisa melupakan kekasih, dan akhirnya menikah dengan pria lain.

Cut Nyak Meutia

Cut Nyak Meutia adalah pejuang wanita Aceh yang sangat tangguh dan gigih dalam bertarung melawan penjajah. Kisah cinta Cut Nyak Meuthia dan suami pertamanya, Teuku Cut Muhammad atau Teuku Cik Tunang, adalah kisah cinta dan perjuangan yang hebat dan penuh pengorbanan.

Setelah beberapa lama bertempur di garis depan, Teuku Cik Tunong ditangkap oleh Belanda dan dijatuhi hukuman mati.

Menjelang hari pelaksanaan hukuman, Cut Nyak Meutia mengunjungi sang suami untuk terakhir kalinya, dengan membawa bayi mereka. Kedatangan dua orang yang dicintainya, membuat Teuku Cut Muhammad tersenyum, begitu juga si bayi yang gembira bertemu ayahnya, tanpa ia tahu bahwa hari itu adalah pertemuan terakhir dengan sang ayah.

Dari dalam jeruji, Teuku Cik Muhammad mengulurkan tangannya, yang dengan segera diraih istrinya, seakan tak mau melepaskan. Mata mereka basah, dan Teuku Cik Muhammad meminta Cut Nyak Meutia untuk meneruskan perjuangan yang dengan segera disanggupi.

Daan Mogot

Bagi kebanyakan anak muda, usia 17 tahun adalah masa paling indah. Tapi bagi Daan Mogot, masa muda adalah saatnya berjuang. Meskipun masih muda, ia telah bergabung dengan tentara perjuangan, dan sudah diangkat menjadi Mayor serta Komandan TKR (Tentara Kemanan Rakyat).

Namun sayangnya, pada operasi untuk melakukan pelucutan senjata Jepang di Lekong, terjadi pertempuran yang tidak seimbang. Dalam pertempuran itu, ia tertembak di paha kanan dan dada.

Namun, ketika melihat anak buahnya yang memegang senjata mesin mati tertembak, ia segera mengambil alih senapan dan menembaki lawan, hingga ia akhirnya dihujani peluru dari berbagai penjuru.

Daan Mogot saat itu sudah memiliki kekasih yang cantik dan berambut panjang sepinggang. Hadjari Singgih, nama kekasihnya, begitu terpukul dengan kematian Daan Mogot yang saat itu berusia 17 tahun. Dalam acara pemakaman, ia memotong rambutnya untuk dikuburkan bersama di makam Daan Mogot. Dan sejak saat itu, ia tidak pernah lagi memanjangkan rambutnya.

Cut Nyak Dhien

Perjuangan Cut Nyak Dhien di garis depan peperangan sudah sangat terkenal. Dengan gagah berani, ia bersama suami dan pasukannya berjuang tanpa menyerah untuk mengusir penjajah. Cintanya kepada tanah air mampu membuatnya berkorban, bahkan meski perjuangan itu membuatnya kehilangan suami yang dicintainya.

Setelah suami pertamanya meninggal dalam peperangan, ia menikah lagi sebelum kembali berlaga di medan perang. Namun Teuku Umar, suami keduanya, juga meninggal dunia, tertembak di Meulaboh.

Cut Gambang, yang merupakan anaknya dengan Teuku Umar, menangis sedih. Namun Cut Nyak Dhien tetap tegar dan menunjukkan keteguhan hatinya.

Cut Nyak Dhien menampar anaknya, sebelum kemudian memeluknya, sambil berkata, “Sebagai perempuan Aceh, kita tidak boleh menumpahkan air mata pada orang yang sudah syahid.” Meski sedih, ia tetap bisa bersikap tegar dan melanjutkan perjuangan.

Related

History 6163948633002533363

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item