Jack Unterweger, Pembunuh Berantai Paling Sadis di Austria

Jack Unterweger, Pembunuh Berantai Paling Sadis di Austria

Naviri Magazine - Jack Unterweger pantas dijuluki "Jack the Ripper" dari Austria. Karena hampir semua korbannya berprofesi sebagai PSK (pekerja seks komersial). Bedanya, Jack the Ripper menggorok leher korbannya terlebih dulu, kemudian memutilasi tubuhnya. Sedangkan Jack Unterweger mencekik korbannya dengan pakaian dalam si korban.

Pada musim semi 1991, empat orang PSK dilaporkan menghilang.

Tanggal 20 Mei di tahun yang sama, sesosok mayat perempuan, yang merupakan salah satu korban, akhirnya ditemukan di sebuah hutan yang lokasinya tidak jauh dari perkotaan. Mayat tersebut bernama Sabine Moitzi, berumur 25 tahun. Dia dicekik hingga tewas dengan pakaian dalamnya sendiri.

Tiga hari kemudian, mayat korban kedua, bernama Karin Ergolu, ditemukan oleh seseorang yang saat itu sedang melakukan hiking sendirian. Korban tersebut tampaknya dipukuli terlebih dulu dan kemudian dicekik, juga dengan pakaiannya sendiri.

Awal bulan Juli, sesosok mayat yang diduga bernama Silvia Zagler ditemukan lagi dengan kondisi yang sama. Dan mayat korban keempat, bernama Regina Prem, ditemukan setelah hampir setahun lamanya.

Seminggu setelah dua mayat korban pertama ditemukan, Jack Unterweger, yang saat itu merupakan penulis sekaligus jurnalis dari Radio Nasional Austria, mewawancarai seorang Kepala Polisi di Markas Besar Kepolisian Wina, Max Edelbacher, terkait kasus pembunuhan terhadap empat orang PSK saat itu.

Wawancara yang sama juga sempat dilakukan Jack Unterweger terhadap seorang PSK.

Namun, Kepala Polisi Max Edelbacher baru menyadari setelah istrinya memberitahu bahwa Jack Unterweger yang mewawancarainya, adalah Jack Unterweger sama yang pernah membunuh seorang perempuan dan dipenjara selama 15 tahun.

Lima belas tahun sebelumnya, Jack Unterweger dihukum seumur hidup, karena didakwa telah membunuh seorang perempuan berumur 18 tahun di Jerman, bernama Margaret Schäfer.

Margaret Schäfer merupakan teman kekasih Jack Unterweger saat itu. Dan Jack Unterweger tidak hanya merampoknya, tapi juga membawanya ke hutan, menyuruhnya melepas baju, menyerangnya, kemudian mencekiknya dengan pakaian dalamnya sendiri.

Selama di penjara, Jack sering menulis cerita-cerita pendek dan puisi. Pada pertengahan 1980, dia sempat membuat sebuah autobiografi tentang dirinya, berjudul, "Purgatory or The Trip to The Prison - Report of a Guilty Man".

Autobiografi tersebut sukses membuat sebagian masyarakat Austria menjadikannya sebagai role model, seseorang yang berangkat dari kriminalitas, menjadi seseorang yang mempunyai pengaruh di masyarakat.

Bulan Mei 1990, Jack Unterweger mendapat pembebasan bersyarat. Dan sejak saat itu kehidupannya bak seorang public figure, menjalani sesi pemotretan untuk majalah, bergaul dengan kalangan atas, bahkan menjadi seorang pembicara di sebuah talkshow televisi lokal Austria.

Hal ini membuat seorang pensiunan detektif bernama August Jenner, yang telah mengikuti karir pembunuhan Jack Unterweger selama bertahun-tahun, berusaha untuk meyakinkan polisi agar terus mengawasi Jack Unterweger. Karena August Jenner menemukan kesamaan antara pembunuhan yang Jack Unterweger lakukan pada 1974 dengan pembunuhan yang terjadi terakhir kali.

Artikel tentang kriminalitas yang ditulis oleh Jack Unterweger membuat dia dipekerjakan oleh sebuah majalah Austria. Karena itu, dia dikirim untuk menulis tentang kejahatan dan prostitusi di Los Angeles, Amerika, pada Juni 1991.

Dalam masa berkunjungnya ke Los Angeles, Jack Unterweger menginap di hotel Cecil, yang tepat berada di pusat kota. Dan dalam jangka waktu itulah, Jack Unterweger kembali melakukan pembunuhan terhadap tiga orang PSK.

Korban pertama bernama Shannon Exley, berumur 35 tahun. Ditemukan di Boyle Heights pada 20 Juni 1991. Korban kedua bernama Irene Rodriguez, berumur 33 tahun. Ditemukan di daerah yang sama dengan Shannon Exley, 10 hari kemudian. Dan korban ketiga bernama Peggy Booth, berumur 26 tahun. Ditemukan di Malibu Canyon pada 10 Juli.

Sebelum dicekik dengan pakaian dalamnya sendiri, ketiganya dipukuli secara brutal terlebih dulu. Selain itu, mereka mendapat kekerasan seksual dengan menggunakan cabang pohon.

Ternyata, sebelum empat korban di Wina dibunuh, Jack Unterweger sudah lebih dulu melakukan pembunuhan yang sama terhadap dua orang PSK yang berada di Graz, sebuah tempat yang jauhnya sekitar 120 mil dari Wina. Korban pertama dibunuh pada Oktober 1990, dan korban kedua dibunuh pada Maret 1991.

Untuk itulah, pihak kepolisian Graz memutuskan untuk melakukan investigasi bersama-sama dengan pihak kepolisian Wina. Namun, ketika akan ditangkap, Jack Unterweger melarikan diri.

Namun, akhirnya, Jack Unterweger ditangkap pada 27 Februari 1992, ketika berada dalam pelariannya di daerah Miami Beach, Florida.

Jack Unterweger menjalani masa persidangan yang pertama pada 20 Maret 1994. Dia didakwa atas 11 pembunuhan yang dilakukannya di tiga negara.

Dari 11 pembunuhan tersebut, Jack Unterweger hanya dinyatakan bersalah atas 9 pembunuhan. Karena dua pembunuhan lainnya tidak cukup bukti untuk diajukan ke persidangan. Hal ini membuat Jack Unterweger mendapat hukuman penjara seumur hidup di penjara Graz.

Namun, pada malam setelah dia dinyatakan bersalah, yaitu pada 29 Juni 1994, Jack Unterweger tewas dengan cara menggantung diri di dalam selnya.

Related

History 7853876567985583871

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item