Kisah Nyata Teror Hantu yang Sangat Menyeramkan (Bagian 2)

 Kisah Nyata Teror Hantu yang Sangat Menyeramkan

Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Kisah Nyata Teror Hantu yang Sangat Menyeramkan - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Di saat seluruh anggota keluarga besar Hodgson diliputi rasa takut akan ancaman Poltergeist, Grosse yang saat itu menginap dan melakukan penyelidikan selama beberapa hari di rumah itu telah menemukan sesuatu yang sangat dia khawatirkan. Kekhawatiran Grosse akan target poltergeist menyerang salah satu anggota keluarga ternyata terjadi juga.

Peristiwa itu berawal ketika Grosse merasa terganggu oleh teriakan dan jeritan keras Janet di malam hari. Bergegas, dia pergi ke arah teriakan itu terdengar. Pada saat dia sampai di bawah tangga lantai atas, dia menyaksikan Janet diseret di lantai, dan kemudian dilempar ke bawah tangga. Menurut Grosse, ini hanyalah awal dari siksaan yang diarahkan pada Janet.

Pada hari-hari berikutnya, Grosse dan lainnya menemukan dan melihat Janet melayang di udara, dan kemudian berputar-putar, lalu tubuh Janet terlempar ke dinding, dan kemudian jatuh ke lantai. Di lain waktu, tirai-tirai jendela kamar seolah bergerak cepat, dan melilit salah satu leher anak Janet saat tidur.

Melihat kondisi yang semakin buruk, akhirnya Grosse dan Playfair mengambil inisiatif untuk melakukan proses mediumisasi paranormal. Grosse menyebut proses tersebut dengan sebutan "wawancara dengan poltergeist".

Saat semua hal telah dipersiapkan, Grosse memulai proses tersebut. Tidak beberapa lama kemudian, Janet mulai menunjukkan perubahan-perubahan aneh. Suara yang dikeluarkan Janet berubah menjadi serak, kedua tangan seperti ingin mencengkeram, dan tatapan matanya tajam.

Dalam interaksi itu, poltergeist yang telah menguasai tubuh Janet memberitahu namanya adalah Bill. Kemudian, Grosse memberikan beberapa pertanyaan, salah satunya bagaimana dia meninggal. Poltergeist itu menjawab, "Aku telah menjadi buta, aku mengalami pendarahan, dan aku mati di kursi di sudut bawah rumah."

Setelah wawancara itu, Grosse dan Playfair mulai menemukan titik terang. Mereka segera mencari tahu siapa pemilik yang menempati rumah itu sebelumnya. Dan akhirnya mereka menemukan seorang putra dari pemilik sebelumnya. Hasil rekaman wawancara itu pun ditunjukkan kepadanya.

Putra pemilik lama tersebut menegaskan dan membenarkan bahwa ayahnya memang telah meninggal, seperti yang ditunjukkan hasil rekaman tersebut. Dia berpendapat mungkin ayahnya yang telah meninggal itu terusik oleh keberadaan pemilik baru. Dia menambahkan, jika ayahnya sakit, frustasi dan depresi selalu dirasakannya. Dia lebih memilih kesunyian dan kesendirian.

Aktivitas poltergeist mulai menurun dengan sendirinya pada musim semi 1978, sebelum akhirnya benar-benar berhenti. Hal tersebut memungkinkan keluarga Hodgson untuk kembali pada kehidupan normal mereka.

Sementara banyak penduduk setempat, pendeta, dan kepolisian, yang telah menjadi saksi mata secara langsung beberapa fenomena yang terjadi di rumah Peggy Hudgson, tetapi masih banyak pula yang tidak mempercayai kejadian tersebut, dan menganggap poltergeist Enfield adalah tipuan. Bahkan kasus tentang kebenaran Teror Enfield Poltergeist masih menjadi perdebatan sampai saat ini.

Namun, The Society for Physical Research, yang diwakili oleh Grosse dan Playfair, secara terbuka menegaskan jika fenomena Teror Enfield Poltergeist yang dialami keluarga Peggy Hudgson adalah benar-benar nyata.

Hal itu diperkuat dengan dipublikasikannya 2.000 bukti yang didokumentasikan melalui foto, rekaman audio dan video, catatan-catatan kejadian, sampai puluhan saksi mata yang melihat secara langsung kejadian tersebut.

Related

Mistery 6163239112231282886

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item