Ini Risiko dan Bahaya Jika Berkendara dengan Ban Kurang Angin

Ini Risiko dan Bahaya Jika Berkendara dengan Ban Kurang Angin

Naviri Magazine - Sebagai satu-satunya komponen yang bersentuhan langsung dengan aspal, ban jadi komponen yang sangat penting pada kendaraan, termasuk sepeda motor. Oleh karena itu, pemilik kendaraan wajib merawat dan melakukan pengecekan rutin terhadap kondisi ban, agar performa dan kenyamanan tetap terjaga.

Sayangnya, masih banyak pemilik kendaraan yang abai kondisi ban. Bahkan, tak sedikit pemilik kendaraan yang tak memperhatikan kondisi ban, meskipun hanya mengecek tekanan angin.

Dijelaskan Senior Brand Executive & Product PT Gajah Tunggal Tbk, Dodiyanto, setidaknya hampir 68 persen pemilik sepeda motor berkendara dengan ban yang kekurangan tekanan. Selain membahayakan, kebiasaan buruk ini jadi pemicu ban cepat rusak.

“Hasil tes kami bersama Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia (APBI) menunjukan hampir 68 persen tekanan anginnya kurang (pengguna motor) di parkiran. Jadi enggak heran banyak yang komplain di media sosial kita tentang kualitas ban. Padahal faktor utamanya ada di tekanan angin,” katanya.

Berikut efek samping jika berkendara dengan tekanan angin yang kurang, menurut Dodiyanto:

Tarikan motor berat

Menurut Dodiyanto, ban yang kekurangan angin tentunya tak akan berputar dengan sempurna. Apalagi jika membawa beban yang berat, maka tarikan motor pun akan semakin berat. Tentunya akan mengurangi sisi kenyamanan ketika berkendara.

Muncul benjolan pada ban

Sering mengendarai sepeda motor dengan tekanan angin yang kurang juga akan memunculkan benjolan pada dinding atau telapak ban. Menurut Dodiyanto, ini disebabkan karena sidewall kurang kuat menahan benturan keras, dan lapisan di komponen ban telah rusak.

“Ban itu terdiri dari lapisan trap dengan play. Jadi ketika tekanan angin tidak standar atau kurang dan dipaksa berjalan terus, akan terjadi stres antara lapisan benang (trap & play). Efeknya ya bisa muncul benjolan,” katanya.

Ban habis tidak rata

Jika hal ini terjadi pada ban kendaraan Anda, bisa saja salah satu penyebabnya karena kebiasaan tak menggunakan angin sesuai standar. Dodi menyebut, ban yang kempis juga berdampak pada tingkat keausan ban itu sendiri.

“Faktor utamanya karena ban kempis. Karena, ketika ban kempis, bagian ban yang menapak pada aspal biasanya hanya sisi pinggirannya saja. Sementara untuk sisi tengah, jika dipakai dalam keadaan kempis, dan beban yang berat, permukaan tengah ban akan terangkat,” imbuhnya.

Boros BBM

Selain karena faktor mesin yang bermasalah yang menyebabkan konsumsi bahan bakar menjadi boros, kondisi ban yang kurang angin juga jadi salah satu pemicunya.

Ketika ban kurang angin, telapak ban yang mencengkeram aspal cenderung lebih banyak. Akibatnya, gesekan antara permukaan ban semakin besar. Besarnya gesekan membuat mesin harus bekerja lebih keras, sehingga perlu konsumsi bahan bakar lebih banyak.

Terakhir, menurut Dodiyanto jika tekanan angin pada ban berlebih juga akan menimbulkan beberapa efek negatif. Ia mengimbau agar tetap mengikuti standar tekanan angin yang dianjurkan oleh pabrikan motor atau ban.

“Sama-sama bahaya, tapi untuk dampak ke ban langsung itu yang kurang angin. Kalau yang terlalu tinggi hanya kenyamanan saja. Misalnya, motor seperti limbung, bumpy, nikung enggak enak. Sebenarnya kita bisa ngerasain kok, ketika berkendara, cuma kan kebanyakan maksain,” tuturnya.

Related

Automotive 1801581448529571337

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item