Biografi Benyamin S, Artis Terbesar Betawi Sepanjang Masa (Bagian 2)

Biografi Benyamin S, Artis Terbesar Betawi Sepanjang Masa

Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Biografi Benyamin S, Artis Terbesar Betawi Sepanjang Masa - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Gambang kromong

Orkes Gambang Kromong Naga Mustika dilandasi konsep musik Gambang Kromong Modern. Unsur-unsur musik modern seperti organ, gitar listrik, dan bass, dipadu dengan alat musik tradisional seperti gambang, gendang, kecrek, gong, serta suling bambu.

Setelah Orde Lama tumbang, yang ditandai dengan munculnya Soeharto sebagai presiden kedua, musik Gambang Kromong semakin memperlihatkan jati dirinya. Lagu seperti Si Jampang (1969) sukses di pasaran, dilanjutkan dengan lagu Ondel-Ondel (1971).

Lagu-lagu lainnya juga mulai digemari. Tidak hanya oleh masyarakat Betawi, tetapi juga Indonesia. Kompor Mleduk, Tukang Garem, dan Nyai Dasimah, adalah sederetan lagunya yang laris di pasaran. Terlebih setelah berduet dengan Bing Slamet lewat lagu Nonton Bioskop, nama Benyamin menjadi jaminan kesuksesan lagu yang akan ia bawakan.

Paska duet dengan Ida Royani

Setelah Ida Royani hijrah ke Malaysia tahun 1972, Ben mencari pasangan duetnya. Ia menggaet Inneke Koesoemawati dan berhasil merilis beberapa album, di antaranya "Nenamu", dengan tembang andalan seperti Djanda Kembang, Semut Djepang, Sekretaris, Penganten Baru, dan Pelajan Toko.

Dunia film

Lewat popularitas di dunia musik, Benyamin mendapatkan kesempatan untuk main film. Kesempatan itu tidak disia-siakan. Beberapa film, seperti Banteng Betawi (1971), Biang Kerok (1972), Intan Berduri, serta Si Doel Anak Betawi (1976) yang disutradari Syumanjaya, semakin mengangkat ketenarannya. Dalam Intan Berduri, Benyamin mendapatkan piala Citra sebagai Pemeran Utama Terbaik.

Akhir karier

Pada akhir hayatnya, Benyamin juga masih bersentuhan dengan dunia panggung hiburan. Selain main sinetron/film televisi (Mat Beken dan Si Doel Anak Sekolahan), ia masih merilis album terakhirnya dengan grup Rock Al-Haj, bersama Keenan Nasution. Lagu seperti Biang Kerok serta Dingin-dingin menjadi andalan album tersebut.

Kontribusi terhadap gambang kromong

Dalam dunia musik, Bang Ben (begitu ia kerap disapa) adalah seorang seniman yang berjasa dalam mengembangkan seni tradisional Betawi, khususnya kesenian Gambang Kromong. Lewat kesenian itu pula, nama Benyamin semakin popular.

Tahun 1960, presiden pertama Indonesia, Soekarno, melarang diputarnya lagu-lagu asing di Indonesia. Pelarangan tersebut ternyata tidak menghambat karier musik Benyamin, malah sebaliknya. Dengan kecerdikannya, Bang Ben menyuguhkan musik Gambang Kromong yang dipadu dengan unsur modern.

Meninggal dunia

Benyamin, yang telah empat belas kali menunaikan ibadah haji, ini meninggal dunia setelah koma beberapa hari seusai main sepak bola pada 5 September 1995, akibat serangan jantung.

Benyamin dimakamkan di TPU Karet Bivak, Jakarta. Ini dilakukan sesuai wasiat yang dituliskannya, agar dia dimakamkan bersebelahan dengan makam Bing Slamet yang dia anggap sebagai guru, teman, dan sosok yang sangat memengaruhi hidupnya.

Pendidikan

    * Sekolah Rakyat Bendungan Jago Jakarta (1946-1951), SD Santo Yosef Bandung (1951-1952)
    * SMPN Taman Madya Cikini, Jakarta (1955)
    * SMA Taman Siswa, Jakarta (1958)
    * Akademi Bank Jakarta (Tidak tamat) ; Kursus Lembaga Pembinaan Perusahaan & Ketatalaksanaan (1960)
    * Latihan Dasar Kemiliteran Kodam V Jaya (1960)
    * Kursus Lembaga Administrasi Negara (1964)

Pengalaman kerja

    * Kondektur PPD (1959)
    * Bagian Amunisi Peralatan AD (1959-1960)
    * Bagian Musik Kodam V Jaya (1957-1968)
    * Kepala Bagian Perusahaan Daerah Kriya Jaya (1960-1969)
    * Produser dan Sutradara PT Jiung -Film (1974-1979)

Bens Radio 106.2 FM

Benyamin S mendirikan Radio FM dengan nama Bens Radio. Didirikan oleh H. Benyamin S, pada 5 Maret 1990. Bens Radio adalah unit Etnikom Network dengan format radio etnik, yaitu radio yang menggali potensi budaya Betawi, agar audience dapat merasakan budayanya sendiri, berkesenian dengan tradisinya sendiri, bertutur dan berdialog dengan bahasanya sendiri.

Budaya dan etnik Betawi terus menerus berdaptasi dengan perubahan zaman, seiring dengan perubahan karakter audience dan percepatan teknologi serta gaya hidup. Program radio etnik dikemas dalam balutan kreatif budaya masa lalu, sekarang, dan masa yang akan datang.

Penghargaan

    * Piala Citra 1973 dalam film Intan Berduri (Turino Djunaidy, 1972) bersama Rima Melati
    * Piala Citra 1975 dalam film Si Doel Anak Modern (Sjuman Djaya, 1975)
    * Jalan Landas Pacu Kemayoran diubah menjadi namanya. Hal ini menyebabkan nama jalan atas namanya lebih panjang daripada nama Jalan Engkongnya Haji Ung.

Keluarga

Benyamin menikah dua kali. Pertama dengan Nonnie pada tahun 1959 (kemudian bercerai pada tanggal 7 Juli 1979, namun rujuk kembali pada tahun yang sama). Hj. Nonnie memberinya lima anak:
    * Beib Habbani
    * Bob Benito
    * Biem Triani
    * Beno Rahmat
    * Beni Pandawa

Sedangkan anak-anak dari istri kedua, Alfiah, adalah:
    * Bayi Nurhayati
    * Billy Sabila
    * Bianca Belladina
    * Belinda Syahadati

Related

Entertaintment 3855187506139498739

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item