Pacaran Adalah Soal Pilihan, Tapi Sebaiknya Tidak Usah Pacaran

Pacaran Adalah Soal Pilihan, Tapi Sebaiknya Tidak Usah Pacaran

Naviri Magazine - Terkait pacaran, setiap kita—khususnya yang cukup umur—punya hak untuk memilih, dalam hal ini memilih untuk pacaran atau tidak. Karena pacaran, sebagaimana aktivitas lain yang tidak merugikan orang lain, adalah hak masing-masing orang.

Saya—atau siapa pun—tidak punya hak melarangmu pacaran, sebagaimana saya—atau siapa pun—tidak punya hak menyuruh-nyuruhmu untuk pacaran.

Karena pacaran adalah soal pilihan.

Cuma, kalau boleh memberi saran, saya ingin menyarankan sebaiknya tidak usah pacaran. Khususnya kalau kehidupan pribadimu belum mantap.

Terus terang, saya risih menulis catatan ini, karena nyatanya saya dulu juga pacaran, khususnya saat kuliah. Meski begitu, saya ingin menjadi anak yang baik, yang mau membagikan pengalamannya yang keliru, agar bisa dijadikan pelajaran bagi yang lain. Karena saya dulu melakukan sesuatu yang kini saya sadari keliru, maka saya ingin membagikannya, agar kalian tidak sama-sama keliru seperti saya.

Jika bisa kembali ke masa lalu, salah satu kesalahan yang tidak akan saya lakukan lagi adalah pacaran. Kalau saja dulu saya tidak pacaran, mungkin saya sepuluh kali lebih baik daripada saya saat ini.

Sekali lagi, pacaran adalah pilihan masing-masing orang. Kalau kamu sudah dewasa, dan kehidupan pribadimu sudah mantap atau stabil, silakan pacaran—kalau itu memang keinginanmu. Khususnya lagi kalau kamu memang sudah ingin menjalin hubungan serius untuk kemudian melangkah ke jenjang selanjutnya.

Tetapi, kalau kamu saat ini masih kuliah—apalagi masih SMA—yang jelas belum memiliki kehidupan stabil, sebaiknya gunakan hidupmu untuk hal-hal lain yang lebih berguna dan bermanfaat.

Kalau memang belum bisa bermanfaat bagi orang lain atau masyarakat, minimal isilah hidupmu dengan hal-hal yang bermanfaat bagi diri sendiri. Karena dirimu—dan hanya dirimu—yang (kelak) paling bertanggung jawab terhadap diri sendiri.

Kalau kamu saat ini masih kuliah, ada banyak kegiatan yang lebih baik dan lebih bermanfaat dibanding “sekadar” pacaran. Bagi saya, kegiatan itu adalah belajar dan mengembangkan diri. Itu, bagi saya, serupa proses menabung. Kita memasukkan receh demi receh ke dalam celengan, daripada menggunakannya untuk membeli es krim.

So, mari kita gunakan analogi itu. Pacaran serupa membeli es krim. Sementara tidak pacaran—dan menggunakan waktu untuk mengembangkan diri—serupa dengan menabung.

Saat teman-teman kita beramai-ramai membeli es krim, kita tidak ikut, dan menggunakan uang yang ada untuk ditabung. Mungkin kita merasa “iri” saat melihat teman-teman asyik menjilati es krim yang enak. Tapi mereka tidak memiliki yang kita miliki. Yaitu tabungan.

Di masa kuliah dulu, saya tentu punya banyak teman. Sebagian teman saya pacaran, sementara sebagian lain tidak. Yang pacaran memang tampak asyik, saban hari boncengan ke kampus, mojok di kantin, bisik-bisik mesra, dan lain-lain.

Tapi bukan itu yang penting. Bertahun-tahun kemudian—dan ini yang penting—saya melihat sesuatu yang mungkin tidak dilihat kebanyakan orang. Yaitu nasib mereka. Teman-teman saya yang tidak pacaran, sekarang memiliki kehidupan yang lebih baik dibanding teman-teman saya yang dulu aktif pacaran.

Related

Romance 6520507778623841937

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item