Cara Cerdik Pemerintah Tiongkok Mensejahterakan Rakyatnya

Cara Cerdik Pemerintah Tiongkok Mensejahterakan Rakyatnya

Naviri Magazine - Pemerintah Tiongkok punya konsep holistis untuk menaikkan kekayaan rakyatnya, sekaligus menggerakkan ekonominya. Caranya, rakyat didorong untuk membeli properti. Kredit disediakan sampai 30 tahun, dengan bunga hanya 3 persen. Properti laris. Bisnis properti berkembang pesat. Tenaga kerja terserap dalam jumlah besar. Industri yang terkait dengan perumahan berkembang.

Dari pembelian properti itu, keuntungan rakyat bisa mencapai 50 persen per tahun. Bahkan lebih. Daripada hanya 1,8 persen kalau ditabung di deposito.

Lama-lama, bisnis properti jenuh. Pertambahan kekayaan melalui properti sudah tidak sebaik dulu lagi. Harus dicari cara lain yang lebih baru. Pertanyaannya, lewat jalan apa uang rakyat bisa dikembangkan berkali lipat?

Ditemukanlah jalan pasar modal. Rakyat didorong untuk membeli saham di pasar modal. Gerakan beli saham itu dipompakan oleh pemerintah. Dalam waktu sekejap, jumlah orang yang membeli saham di pasar modal mencapai 90 juta.

Begitu meriahnya pasar modal, sampai-sampai ada yang menggambarkan rakyat Tiongkok ibarat lagi demam beli lotere. Dengan bunga deposito yang hanya 1,8 persen, orang memilih menyimpan uangnya dalam bentuk saham. Keuntungannya bisa berlipat. Rata-rata bisa 90 persen setahun. Bandingkan dengan saham di India yang rata-rata hanya memberi gain 17 persen.

Harga saham pun melejit gila-gilaan. Demam beli saham kian menggila. Dalam setahun, harga saham naik hampir 100 persen. Bagi yang tepat memilih saham, uangnya pun berlipat.

Pasar modal begitu meriah di Shanghai dan Shenzhen. Sepuluh persen rakyat Tiongkok yang dewasa terjun ke pasar modal. Bandingkan dengan India yang hanya 1 persen.

Namun, hukum besi pasar modal pun berlaku. Sampai titik tertentu, harga saham itu pun runtuh. Itulah yang terjadi. Harga saham merosot 30 persen. Kepanikan melanda seluruh negeri. Eropa ikut panik. Amerika membuat perkiraan yang sangat buruk.

Sebanyak 90 juta orang Tiongkok marah. Mereka minta pemerintah turun tangan. Mereka lupa bahwa harga saham itu setahun terakhir naik 100 persen. Kalau kemudian anjlok 30 persen, sebenarnya masih ada ”kenaikan” 70 persen.

Pemerintah benar-benar tidak bisa menutup mata. Rakyat mengatakan, pemerintah yang memulai, pemerintah pula yang harus menyelesaikan. Maka, pemerintah pun mengambil langkah-langkah taktis. Suku bunga malah diturunkan. Saham-saham blue chip diborong. Beberapa aturan pasar modal diperbaiki. Hasilnya nyata: Kemerosotan bisa ditahan. Bahkan naik 5 persen keesokan harinya.

Related

World's Fact 3725001545906116056

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item