Kasus Pembunuhan dengan Pelaku dan Korban Tertua di Dunia

Kasus Pembunuhan dengan Pelaku dan Korban Tertua di Dunia

Naviri Magazine - Seorang nenek berusia 98 tahun dituntut atas pembunuhan tingkat kedua, yaitu bahwa ia telah mencekik teman sekamarnya yang berusia 100 tahun di panti jompo, setelah menyengsarakan hidup sang korban karena sang pelaku menuduh korbannya mengambil alih kamar mereka.

Laura Lundquist telah dipindahkan ke RSJ untuk pemeriksaan menyeluruh, sebelum menghadapi dakwaannya.

Pengacara pembelanya, Carl Levin, menyatakan bahwa kliennya telah lama didiagnosa menderita demensia dan isu-isu cacat kognitif lainnya.

Wanita ini bisa jadi merupakan tersangka pembunuhan tertua dalam sejarah negara bagian, tapi kemungkinan ia tak akan diadili atas alasan kesehatan mentalnya.

Teman sekamarnya di panji jompo Brandon Woods, Darthmouth, yaitu Elizabeth Barrow, ditemukan meninggal di tempat tidurnya, dengan kantong plastik terikat pada kepalanya. Tadinya, polisi menduga ini merupakan kasus bunuh diri, tapi ahli forensik menyatakannya sebagai pembunuhan, setelah hasil otopsi menunjukkan tanda-tanda pencekikan.

Putra Barrow, Scott Barrow, mengaku bahwa Lundquist telah mengeluh pada petugas panti jompo karena banyaknya pengunjung yang diterima ibunya. Ia juga mengaku bahwa Lundquist telah melontarkan pernyataan yang mengancam dan melecehkan ibunya.

Sam Sutter, jaksa asal Bristol, mengatakan bahwa Lundquist menderita paranoia dan menyimpan kebencian terhadap korbannya, dan berpikiran bahwa Barrow, si korban, tengah mengambil alih kamar yang mereka tempati bersama.

Sutter menyatakan bahwa Barrow mengeluh seminggu sebelum kematiannya, bahwa Lundquist membuat hidupnya seperti dalam neraka. Malam sebelum Barrow dibunuh, ia juga mengeluh bahwa Lundquist telah menaruh meja di dekat tempat tidurnya, sehingga jalannya ke kamar mandi terhalang.

Sutter mengatakan bahwa Lundquist kemudian menonjok perawat pembantu yang memindahkan meja, dan meja itu juga ditemukan lagi di samping tempat tidur Barrow ketika mayat Barrow ditemukan.

Lundquist juga telah mengatakan pada Barrow bahwa ia akan mendapatkan tempat tidur Barrow yang dekat jendela, karena ia pasti akan hidup lebih lama, menurut Sutter.

Berbagi kamar

Kedua nenek itu telah berbagi kamar hampir setahun. Scott Barrow telah meminta petugas panti jompo untuk memisahkan kedua wanita itu, tapi pihak panti jompo meyakinkannya bahwa keduanya baik-baik saja. Ia mengaku bahwa ibunya tak ingin meninggalkan kamar itu karena di situlah ibu dan ayahnya tinggal bersama sebelum ayahnya meninggal.

Hakim pengadilan tinggi, yang bertindak atas tuduhan yang diajukan oleh penuntut dan juga oleh Levin, memerintahkan Lundquist untuk dikirim ke RS Negara Bagian Taunton untuk dievaluasi.

Sutter mengatakan bahwa kasus ini kemungkinan besar tak akan diadili, karena hasil evaluasi mungkin akan menyatakan ketidakmampuan, dan pihak pembela juga hampir pasti akan mengemukakan alasan cacat mental, yang pengusutannya pasti memakan waktu.

Levin mengatakan bahwa seseorang ternyata tak mampu untuk diadili, maka pemerintah kemungkinan besar akan mengirim sang tertuduh pada suatu institusi.

Sutter, yaitu pihak penuntut, mengajukan tuntutan pembunuhan tingkat kedua karena mereka yakin Lundquist tak memiliki kemampuan mental untuk merencanakan pembunuhan, yang merupakan syarat untuk pembunuhan tingkat pertama.

Lundquist merupakan tersangka pembunuhan tertua di negara bagian itu, menurut Sutter.

Dalam suatu pernyataan, pihak rumah jompo mengatakan bahwa kedua wanita itu berlaku seperti sepasang saudari, berjalan dan makan bersama-sama, dan saling mengatakan "selamat malam, saya menyayangimu," hampir tiap malam.

Related

World's Fact 7918466780694261009

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item