Kisah Dajjal, Imam Mahdi, Hingga Turunnya Nabi Isa Menjelang Kiamat (Bagian 1)

Kisah Dajjal, Imam Mahdi, Hingga Turunnya Nabi Isa

Naviri Magazine - Menurut Dr. Isa Daud, dalam buku Kemunculan Dajjal di Segi Tiga Bermuda, Dajjal lahir 100 tahun sebelum kelahiran Nabi Musa. Ia juga terlahir dengan nama Musa. Kata ini diambil dari bahasa Mesir, yang artinya terapung. Karena memang Dajjal pada masa kecilnya terapung di atas air, karena bencana tsunami di negeri Samirah, Palestina.

Nama lengkap Dajjal adalah Musa Samiri, yang artinya ‘Musa dari negeri Samirah’. Jadi ada dua Musa yang populer di kalangan Bani Israil, yaitu Musa bin Imron, yang kelak menjadi Rasul, dan Musa Samiri yang merupakan cikal bakal Dajjal.

Dajjal terlahir dari keluarga penyembah patung sapi. Yang dalam Qur’an disebut Ijlu (anak sapi). Dajjal terlahir dari perkawinan sedarah. Dampak dari perkawinan ini  menjadikan Dajjal terlahir cacat. Dengan mata buta sebelah.

Sejak kelahirannya, Dajjal tidak mau menyusu, dan senantiasa tidur. Hingga mengakibatkan payudara ibunya mengalami pembengkakan dan menimbulkan panas luar biasa. Dua bulan kemudian ibunya meninggal.

Pada saat itulah, di negeri Samirah, muncul gempa di dasar laut yang menimbulkan tsunami hebat. Seluruh negeri itu hancur dilibas banjir. Nyaris penduduk pulau itu tak ada yang tersisa.

Atas bencana ini, Allah mengutus Jibril untuk menyelamatkan bayi Samiri. Ia pun diselamatkan Jibril ketika terapung di atas laut, dan diselamatkan ke dalam sebuah gua. Di dalam gua di tengah pulau terpencil itulah, Samiri diasuh oleh Malaikat Jibril.

Banyak pengetahuan yang didapat Samiri dari Jibril, meski bukan dalam kata-kata. Di antara pengetahuannya adalah; setiap benda yang disentuh oleh Jibril bisa hidup. Seolah-olah ada ruhnya. Karenaya, Jibril diberi gelar Ruhul Qudus atau Ruhul Amin.

Konon, ketika Nabi Isa menghidupkan orang-orang mati di hadapan Bani Israil, Jibril yang membantunya, dengan cara menempelkan sayapnya di atas kuburan. Pengetahuan inilah yang kelak menyesatkan Bani Israil menjadi penyembah patung anak sapi dari emas, ketika Nabi Musa bersemedi di Gunung Thursina selama 40 hari. Kisah ini dengan sangat panjang dimuat dalam Qur’an Surat Thaha.

Nabi Isa turun ke bumi

Dari keterangan hadist Nabi Muhammad, diceritakan bahwa menjelang hari kiamat/akhir zaman, Nabi Isa akan diturunkan oleh Allah dari langit ke bumi. Peristiwa itu tergambar dari hadist berikut:

“Tidak ada seorang nabi pun antara aku dan Isa, dan sesungguhnya ia benar-benar akan turun (dari langit). Apabila kamu telah melihatnya, maka ketahuilah bahwa ia adalah seorang laki-laki berperawakan sedang, berkulit putih kemerah-merahan. Ia akan turun dengan memakai dua lapis pakaian yang dicelup dengan warna merah, kepalanya seakan-akan meneteskan air walaupun ia tidak basah.”

“Sekelompok dari umatku akan tetap berperang dalam kebenaran secara terang-terangan sampai hari kiamat, sehingga turunlah Isa bin Maryam. Maka berkatalah pemimpin mereka (Al Mahdi). ‘Kemarilah dan imamilah salat kami.’ Ia menjawab, ‘Tidak, sesungguhnya sebagian kamu adalah pemimpin terhadap sebagian yang lain, suatu kemuliaan yang diberikan Allah kepada umat ini (umat Islam).’”

“Tiba-tiba Isa sudah berada di antara mereka, dan dikumandangkanlah salat. Maka dikatakan kepadanya, ‘Majulah kamu (menjadi imam salat) wahai ruh Allah.’ Ia menjawab, ‘Hendaklah yang maju itu pemimpinmu, dan hendaklah ia yang mengimami salatmu.’”

Menurut Islam, hal pertama yang dilakukan Nabi Isa setelah turun dari langit adalah menuaikan salat, sebagaimana yang dijelaskan oleh hadist-hadist di atas. Isa akan menjadi makmum dalam salat yang diimami oleh Imam Mahdi. Adapun lokasi turunnya Isa dijelaskan oleh Nabi Muhammad dalam sebuah hadist berikut:

“Isa ibnu Maryam akan turun di ‘Menara Putih’ (Al Mannaratul Baidha’) di timur Damsyik.”

Kedatangan Nabi Isa akan didahului oleh kondisi dunia yang dipenuhi kezaliman, kesengsaraan, dan peperangan besar, yang melibatkan seluruh penduduk dunia. Setelah itu, muncul Imam Mahdi yang akan menyelamatkan kaum muslimin, kemudian kemunculan Dajjal yang akan berusaha membunuh Imam Mahdi. Setelah Dajjal menyebarkan fitnahnya selama 40 hari, Isa akan turun dari langit untuk menumpas Dajjal.

Mengapa Dajjal tidak dibunuh sejak dulu?

Kisah Dajjal yang bertemu beberapa nabi ada di berbagai literatur. Menariknya, mengapa tidak dibunuh saat itu? Inilah kehendak Tuhan.

Dajjal hanya diusir oleh Musa AS dan juga Isa AS. Nabi Musa AS malah marah kepada Nabi Harun atas tindakan Dajjal (Samiri) yang menyesatkan umat hingga menyembah patung sapi betina yang bisa bersuara. Di saat Samiri dihadapkan pada Nabi Musa AS, Musa hanya mengusirnya seraya menyatakan bahwa tak seorang pun dapat 'menyentuh' Samiri.

Pada zaman Nabi Isa, Dajjal pun datang. Namun diusir oleh Nabi Isa. Meski ia berhasil menyesatkan umat, setelah kenaikan (diangkat ke langit) Nabi Isa pada usia 33 tahun. Penyesatan Samiri berkaitan dengan masalah akidah.

Karena dibiarkan hidup, Samiri leluasa bergerak menyesatkan umat. Sekte-sekte sesat dan nabi palsu tidak luput dari proyek Samiri, Sang Dajjal.

Pada zaman Rasulullah SAW, tidak seperti nabi-nabi terdahulu (Musa dan Isa) yang selalu membiarkannya, Dajjal dibelenggu di sebuah pulau.

Sebuah hadits menerangkan, pada suatu hari sehabis salat berjamaah, Nabi Muhammad SAW menahan para sahabat dan berkata, “Tamim Dari, seorang yang memeluk Islam, menceritakan kepadaku tentang Dajjal, yang cocok dengan yang pernah kuceritakan kepadamu.” Lalu beliau menceritakan pengalaman Tamim Dari sebagai berikut:

“Pada suatu hari, ia berlayar dengan beberapa orang dari kabilah Lakhm dan Judham. Setelah berlayar sebulan lamanya, mereka mendarat di sebuah pulau, dan mereka berjumpa untuk pertama kali dengan seekor makhluk aneh, yang menamakan dirinya Jassassh (makna aslinya mata-mata). Jassasah memberitahu mereka tentang seorang laki-laki yang tinggal dalam gua.

“Kemudian mereka mengunjungi orang itu dalam gua, yang tampak seperti raksasa, yang tangannya diikat pada lehernya, dan kakinya diikat dengan rantai, dari lutut hingga mata-kaki.

“Mereka bercakap-cakap dengan orang ini, yang tiba-tiba bertanya kepada mereka tentang Nabi SAW, dan ia mengakhiri percakapannya dengan ucapan, ‘Aku adalah Masihid Dajjal, dan aku berharap segera dibebaskan, agar dapat menjelajahi seluruh dunia, kecuali Mekkah dan Madinah.’”

Baca lanjutannya: Kisah Dajjal, Imam Mahdi, Hingga Turunnya Nabi Isa Menjelang Kiamat (Bagian 2)

Related

Moslem World 105361030150924044

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item