Kisah Ramalan Kiamat yang Gagal Total Tapi Berakibat Mematikan

Kisah Ramalan Kiamat yang Gagal Total Tapi Berakibat Mematikan

Naviri Magazine - Harold Camping meramalkan, kiamat akan mulai datang pada 21 Mei 2011. Saat itu, kata dia, adalah hari penghakiman. Sekitar 200 juta umat terpilih akan naik ke surga, meninggalkan Bumi yang menjelma bak neraka selama 5 bulan. Lalu, pada 21 Oktober di tahun yang sama, kehidupan benar-benar berakhir.

Namun, ramalam itu gagal total. "Tuhan tidak membuat Bumi berguncang, tapi mengejutkan manusia dengan 'ketakutan'," kata dia, berdalih, saat kiamat 'tak jadi datang'.

Jauh sebelum hari itu tiba, Camping dan para pengikutnya berkoar bahwa kiamat segera terjadi.

Mereka gencar menyebarkan pesan-pesan 'Hari Penghakiman 21 Mei' di papan reklame, bangku-bangku di halte bus, karavan di seluruh kota di Amerika Serikat.  Bahkan sukarelawan berkeliling Afrika dan Amerika Latin untuk menyebarkan pesan senada.

Pasangan Gregory dan Michelle LeCorps, misalnya. Bersama lima anaknya, mereka menempuh perjalanan ke wilayah Timur Laut dengan karavan—mencoba meyakinkan orang-orang bahwa kehidupan di muka Bumi segera berakhir.

Mereka yakin kiamat akan segera datang, didukung sejumlah bukti seperti rangkaian gempa maupun fenomena aneh, dan jatuhnya ribuan burung dari langit. Greg LeCorps bahkan rela meninggalkan pekerjaannya di sebuah fasilitas medis dan menyerahkan apartemennya.

Pesan senada juga menyebar melalui Twitter, Facebook, pamflet, dan radio, menjangkau pelosok dunia.

Ketakutan yang diakibatkannya bisa jadi fatal. Seperti dimuat LiveScience, perempuan California, Lyn Benedetto, menjadi korban dari histeria tersebut. Ia jadi khawatir keselamatan anak-anak perempuannya.

Benedetto diduga memaksa dua putrinya yang berusia 11 dan 14 tahun untuk berbaring di tempat tidur dan memotong leher mereka dengan pisau, lalu mencoba bunuh diri. Untung, polisi berhasil mencegahnya. Benedetto dan dua putrinya dilaporkan selamat, meski cedera.

Yang lain tak seberuntung itu. Pada 5 Mei 2011, seorang pria sepuh di Taiwan bunuh diri dengan cara melompat dari sebuah gedung tinggi. Aksi nekatnya itu diduga kuat terkait ramalan kiamat yang dikampanyekan Camping ke seluruh dunia.

Pria malang itu memakan mentah-mentah apa yang diutarakan Camping dan pengikutnya. Menurut dia bencana gempa dan tsunami yang terjadi, khususnya di Jepang—11 Maret 2011—adalah pertanda.

Sementara, banyak lagi kasus bunuh diri yang diduga terkait dengan ramalam kiamat, meski belum semuanya terkonfirmasi.

Ini bukan kali pertama ramalan kiamat yang gagal memicu tragedi. Yang paling terkenal terjadi pada 1997, saat itu kelompok 'Heaven's Gate' atau 'Gerbang Surga' meyakini Komet Hele-Bopp adalah pertanda kembalinya Yesus, yang juga berarti kiamat bakal terjadi. Dipanas-panasi rumor, fanatisme ini berujung pada kematian 40 orang.

"Kasus kegagalan Camping adalah pembelajaran berharga, sebab ramalan kiamat tak akan pernah habis. Banyak orang terutama di era New Age yakin 2012 adalah akhir dunia," kata investigator fiksi ilmiah, Benjamin Radford.

Selain ramalan kiamat yang gagal, tanggal 21 Mei juga menjadi momentum bersejarah lainnya. Pada 21 Mei 1991, Perdana Menteri India Rajiv Gandhi menjadi korban pembunuhan.

Pukul 10.21 waktu setempat, Thenmozhi Rajaratnam alias Dhanu mendekati Gandhi yang sedang berkampanye di Sriperumbudur, kota yang tak jauh dari Chennai, ibukota Tamil Nadu. Perempuan muda itu membungkuk, menyentuh kaki sang pemimpin.

Sejurus kemudian, Duaarr!  Bom sabuk bunuh diri RDX sarat bahan peledak yang terselip di dalam gaun Dhanu meledak. Rajiv Gandhi dan 14 orang lainnya meninggal dunia. Termasuk sang eksekutor.

Pembunuhan itu menambah sejarah tragis keluarga besar Nehru-Gandhi. Ibunya, Indira Gandhi, tewas ditembak pengawalnya sendiri.

Related

World's Fact 8203260243902826793

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item