Udara Bersih adalah Hak Setiap Orang, tapi Kini Sulit Didapatkan

Udara Bersih adalah Hak Setiap Orang, tapi Kini Sulit Didapatkan

Naviri Magazine - Ketika pemandangan suram dari kabut berwarna abu-abu menyelimuti Beijing atau New Delhi membuat orang bertanya kenapa tidak ada tindakan, penting diingat bahwa kota-kota ini memikul beban manufaktur yang sangat besar, karena sebagian besar barang dan jasa dunia dialihkan ke Cina dan India.

Kini ada kebutuhan bagi pemerintah untuk beralih dari penghitungan emisi gas rumah kaca, berdasarkan produksi yang didasarkan pada konsumsi barang dan jasa.

Hal ini berpengaruh terhadap kebijakan mitigasi iklim dan udara global, karena sebanyak 20% hingga 25% dari keseluruhan emisi karbon dioksida berasal dari produksi barang dan jasa yang diperdagangkan secara internasional.

Meskipun telah berhasil mencapai kualitas udara yang lebih baik selama enam dekade terakhir, masih banyak tantangan lingkungan global yang lebih besar.

Kota-kota bertanggung jawab atas sekitar 70% gas rumah kaca global.

Sementara karbon dioksida memengaruhi pemanasan iklim dalam jangka panjang, polutan iklim seperti karbon hitam (bagian utama dari suatu partikel), gas metana dan ozon memiliki pengaruh pada pemanasan iklim dalam jangka pendek.

Aksi lokal, seperti melarang mobil berbahan bakar bensin, mencoba mengatasi polutan udara sekaligus iklim. Hal ini dapat berdampak langsung dengan mengurangi pemanasan jangka pendek, dan meningkatkan tingkat kualitas udara.

Sudah ada beberapa konvensi internasional yang mengatur polusi udara dan masalah terkait. Namun, hingga kini belum ada kerangka hukum yang koheren yang bertujuan melindungi atmosfer.

Alhasil, Hukum Atmosfer yang baru dideklarasikan diharapkan agar bisa menjalin kerja sama yang efektif dalam polusi udara, dan perubahan iklim di skala regional dan global.

Mengingat ketidakpercayaan terhadap perubahan iklim yang ditunjukkan oleh para pemimpin dunia, seperti Presiden Donald Trump dan Vladimir Putin, maka dukungan legal akan rendah.

Semua orang berhak akan udara yang bersih. Tapi, polusi udara tidak memerlukan visa, dan dampaknya dapat dirasakan bahkan jauh dari sumber.

Para pemimpin negara maju tidak lagi dapat menghindari kenyataan bahwa perilaku konsumtif dan pilihan gaya hidup warga negara mereka memiliki dampak yang signifikan terhadap orang-orang di belahan dunia lain.

Sebagai konsumen, kita memiliki kekuatan dan tanggung jawab untuk menuntut standar lingkungan dan sosial yang lebih baik - sehingga kita semua dapat menghirup kehidupan, di mana pun kita tinggal.

Related

World's Fact 7185693565047207360

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item