Gojek dan Grab Akhirnya Menanggapi Isu Video Prank ke Driver Ojol

 Gojek dan Grab Akhirnya Menanggapi Isu Video Prank ke Driver Ojol

Naviri Magazine - Aksi video prank yang tidak etis dari YouTuber terhadap mitra pengemudi ojek online (ojol) menyita perhatian publik pada pekan ini. Grab dan Gojek pun akhirnya buka suara terkait isu tersebut.

Kedua perusahaan ini meminta agar pelanggan menghargai kerja keras mitra mereka dalam menjalankan pekerjaan. Gojek menilai para mitranya telah berperan memberi kontribusi dan kemudahan untuk masyarakat.

Gojek mengimbau masyarakat agar tidak melakukan hal-hal yang dapat menganggu aktivitas mitra Gojek, apalagi yang bersifat tidak pantas.

“Mitra pengemudi adalah bagian dari keluarga besar Gojek yang selama ini telah turut berkontribusi bagi masyarakat dalam menghadirkan kemudahan melalui pemanfaatan teknologi, sehingga patut kita hargai bersama," kata Alvita Chen, Senior Manager Corporate Affairs Gojek, 29 November 2019.

Sementara Grab menyinggung soal kebijakan perusahaan dalam membendung order fiktif pelanggan. Mereka memberi jalur komunikasi khusus bagi mitra pengemudi GrabFood, jika mereka menerima order fiktif untuk dapat diinvestigasi lebih lanjut oleh Grab.

Ichmeralda Rachman, Head of Marketing GrabFood & New Business Grab Indonesia, mengatakan, jika mitra pengemudi melaporkan order fiktif dan hasil penelusuran Grab menunjukkan bukti-bukti yang akurat, mereka akan menghubungi mitra yang bersangkutan dan segera menetapkan proses ganti rugi secara penuh.

Grab juga menyebut bakal 'menghukum' pengguna yang nakal dengan menonaktifkan (suspend) akun jika ketahuan melakukan order fiktif.

"Kami juga akan melakukan peninjauan aktivitas pelanggan, dan mengambil langkah tegas berupa penangguhan hingga penonaktifan akun pengguna Grab yang terbukti melakukan order fiktif," tegas Ichmeralda.

Selain itu, Grab juga meminta pelanggan mereka untuk menghubungi tim Customer Experience perusahaan, jika mereka menemukan isu terkait layanan GrabFood.

Salah seorang mitra pengemudi Gojek, Bayu Akbar (24), menilai konten video prank terhadap driver ojol menjual kesedihan orang dan merendahkan suatu pekerjaan. Di sisi lain, video prank akan menguntungkan si kreator konten besar, karena mereka bisa mendapatkan uang dari Google AdSense.

"AdSense itu akan jalan terus selama videonya ada di YouTube. Mereka cuma modal Rp 500.000 tapi bisa dapat lebih dari itu," kata Bayu.

Dia mengusulkan agar pihak penyedia aplikasi turut melindungi driver ojol dari order fiktif, dan memudahkan mitra dalam hal pengaduan.

Related

News 187349418330525854

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item