Kisah Greta Thunberg, Remaja 16 Tahun Paling Berpengaruh di Dunia

 Kisah Greta Thunberg, Remaja 16 Tahun Paling Berpengaruh di Dunia

Naviri Magazine - Perubahan iklim dan kerusakan lingkungan menjadi isu serius yang genting untuk ditangani. Salah satu anak muda yang giat menyuarakan pendapatnya soal isu iklim adalah Greta Thunberg.

Usianya baru 16 tahun. Dia adalah aktivis lingkungan asal Swedia, yang kini menggerakkan jutaan orang di seluruh dunia untuk melakukan kampanye krisis iklim. Tujuan Greta satu, mengajak orang menyelamatkan bumi sebelum terlambat.

Awalnya, Greta tak terlalu memperhatikan krisis iklim yang terjadi di dunia. Tapi ketika berusia 8 tahun, dia diminta orang tuanya untuk hemat listrik dan tak menggunakan kertas secara berlebihan, demi mencegah perubahan iklim.

Hal ini membuat dia bertanya-tanya. Kok bisa manusia mengubah iklim bumi?

Mulai dari diri sendiri

Riset mendalam tentang krisis iklim yang sedang terjadi pun dilakukannya. Selama 6 tahun dia mencari pengetahuan tentang apa yang sedang dialami bumi, sebelum akhirnya turun ke jalan pada usia 15 tahun.

Di sisi lain, Greta divonis dokter mengidap sindrom Asperger, Obsessive-compulsive disorder (OCD), dan gangguan kecemasan akut. Meski begitu, semangatnya tak surut.

“Aku memang beda. Tapi dengan perbedaan yang aku punya, aku anggap ini adalah hadiah. Aku jadi melihat sesuatu dari kacamata lain. Kalau aku seperti orang pada umumnya, mungkin aku tak pernah mau membuat kampanye seperti ini,” ujar dia, dikutip dari BBC.

Agustus 2018 menjadi awal Greta melaksanakan kampanye 'Climate Strike' secara rutin, sendirian. Dia bolos sekolah tiap Jumat untuk demo di depan gedung Parlemen Swedia.

Dia membawa poster bertuliskan 'School strike for the climate', yang artinya 'Mogok sekolah demi iklim'. Dia juga membagikan pamflet yang menyindir orang dewasa, karena tak bisa mengambil langkah untuk mengamankan masa depan anak-anak.

Bagi Greta, langkah ini jadi pilihan tepat, karena dia masih duduk di bangku sekolah. Ia percaya aksi bolosnya bisa diketahui dan diikuti anak-anak lain.

Menjadi remaja yang berpengaruh

Benar aja. Lama-kelamaan, aksi Greta diikuti oleh anak-anak lain yang bolos dan demo krisis iklim. Atas aksinya yang kian viral, pada Desember 2018 Greta diberi kesempatan untuk pidato di '2018 United Nations Climate Change Conference' di Polandia.

“Krisis iklim adalah krisis kemanusiaan terparah yang manusia harus hadapi. Dan kita harus sadar dan cepat tanggap buat mengurangi emisi, demi menyelamatkan apa yang kita bisa selamatkan dari Bumi,” kata Greta di konferensi tersebut, seperti dilansir Business Insider.

Tiga bulan setelah pidatonya itu, sebanyak 1,5 juta anak dari 123 negara melakukan protes ke pemerintah negara mereka, dengan turun ke jalan dan bolos sekolah.

Tujuan mereka untuk meminta pemerintah lebih serius membuat aturan agar krisis iklim bisa diatasi, dan mengurangi emisi gas rumah kaca.

Pada 24 Mei 2019, Greta kembali menggerakkan masyarakat Swedia untuk demo meminta pemerintah serius menangani kasus krisis iklim.

“Manusia cuma bisa lahir di bumi, dan kita bakal menghadapi krisis iklim ini seumur hidup kita, begitu juga anak cucu kita. Dan kita tak mau menerima ini. Kita demo karena kita mau masa depan yang lebih baik,” seru Greta.

Diakui dunia

Atas aksinya yang menginspirasi jutaan orang dari seluruh dunia, Greta dinominasikan untuk 'Nobel Peace Prize 2019' oleh pemerintah Norwegia selaku penyelenggara Nobel.

“Dia berhasil menggerakkan orang-orang buat sadar kalau krisis iklim itu nyata, dan bisa berakibat terjadinya perang, konflik berkepanjangan, dan pengungsi akibat tanah yang tak layak untuk ditinggali,” ujar Freddy André Øvstegård, politisi sosialis Norwegia, kepada The Guardian.

Si bungsu dari dua bersaudara ini juga diundang jadi pembicara dalam 'UN Youth Climate Summit', 21 September lalu, di New York, Amerika Serikat.

Ada yang menarik dalam perjalanannya dari daratan Eropa ke Amerika. Ia tak mau naik pesawat demi mengurangi emisi gas buang.

Maka Greta mendapat pinjaman kapal laut tanpa emisi dari Boris Herrmann, seorang berkebangsaan Monaco, pemiliki kapal Malizia II.

Kapal laut ini disebut sangat ramah lingkungan, dan tak mengeluarkan emisi sama sekali, karena digerakkan oleh tenaga matahari dan angin, serta listrik sebagai cadangannya.

Menggerakkan jutaan massa

Semua pun sepakat bahwa Greta memberi inspirasi. Hal ini terlihat dalam gerakan 'Global Climate Strike' pada Jumat (20/09) yang diikuti oleh jutaan orang di penjuru dunia.

“Kemarin, jutaan orang, khususnya anak muda, dari seluruh dunia turun ke jalan, meminta pemerintah dan masyarakat agar lebih serius menyikapi krisis iklim. Kita buktikan kalau kita bersatu, dan kita tak bisa dihentikan untuk menyuarakan ajakan menghentikan perubahan iklim ini,” tutur Greta.

Anak-anak muda Indonesia turut turun ke jalan dalam aksi bertajuk 'Jeda untuk Iklim'. Ribuan orang berkumpul di Taman Aspirasi Monas, Jakarta Pusat, untuk menyuarakan tuntutan mereka ke pemerintah, agar lebih memperhatikan lagi isu lingkungan.

Related

World's Fact 4227306253376095722

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item