Geger, Ojek Online Asal Rusia Didemo karena Pasang Tarif Sangat Murah
https://www.naviri.org/2019/12/ojol-maxim.html
Naviri Magazine - Belakangan ini, ojek online (ojol) digegerkan oleh Maxim, perusahaan transportasi online asal Rusia, yang menerapkan tarif di bawah ketentuan yang sudah ditetapkan Kementerian Perhubungan sebagai regulator.
Puncaknya, para driver dari Grab dan Gojek menggeruduk kantor penyelenggara transportasi online Maxim di Jalan RM Sangaji, Gajahan, Pasar Kliwon, Solo. Driver yang berasal dari dua aplikator besar di Indonesia ini menuntut agar Maxim memberlakukan tarif sesuai peraturan.
Bahkan para driver mengancam menutup kantor dan aplikasi perusahaan ojol asal Rusia itu, jika tidak menuruti. Di balik kegaduhan tersebut, kehadiran Maxim sebetulnya dianggap sebagai angin segar, lantaran dunia ojek online sampai saat ini masih didominasi dua aplikator besar.
Berikut tanggapan Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) terhadap keberadaan Maxim:
Takut perang tarif
Ketua Presidium Gabungan Aksi Roda Dua (Garda), Igun Wicaksono, mengaku takut perang tarif ojek online (ojol) terulang kembali, setelah aplikator asal Rusia menerapkan tarif di bawah ketentuan yang berlaku.
"Garda sendiri keberatan dengan tarif yang dikenakan Maxim yang melanggar regulasi, karena kami tidak ingin adanya perang tarif kembali. Jangan sampai ada perang tarif kembali antar perusahaan aplikasi, karena pemerintah sudah mengatur regulasi," kata Igun.
Igun mengungkapkan, Garda tak keberatan dengan beroperasinya perusahaan ojol asal Rusia di Indonesia. Dengan banyaknya perusahaan ojol, maka menandakan pasar Indonesia memiliki potensi besar.
Hanya saja, tarif yang diberlakukan masih jauh dari batas ketentuan, dan membuat persaingan usaha ke depannya tidak sehat.
Oleh karena itu, aksi penggerudukan yang terjadi pada kantor Maxim di Solo juga sebagai tanda protes para driver ojol. Pasalnya, tarif yang diberlakukan tidak sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan pemerintah, dalam hal ini Kementerian Perhubungan.
Maxim diketahui telah mengubah tarif layanannya, setelah protes berulang terjadi. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi.