Jenderalnya Dibunuh Amerika, Iran Bertekad Akan Balas Dendam

Jenderalnya Dibunuh Amerika, Iran Bertekad Akan Balas Dendam

Naviri Magazine - Militer AS membunuh pemimpin Pasukan Quds Iran, Qassem Soleimani, lewat serangan udara, Jumat (3/1) malam. Dalam perjalanan menuju Bandara Baghdad, Irak, pesawat yang ia tumpangi langsung dihantam rudal AS.

Serangan tersebut memang ditargetkan ke konvoi rombongan unit militer Syiah di Irak, Hashed, dan menewaskan delapan orang termasuk Soleimani.

Selain Soleimani, Wakil komandan milisi Syiah Irak (PMF), Abu Mahdi al-Muhandis, petinggi milisi Kataib Hizbullah, dan seorang petugas protokoler bandara Irak, Mohammed Reda, juga turut tewas. Akibat serangan udara AS terbaru ini, hubungan Negeri Paman Sam dengan Irak-Iran semakin memburuk.

Markas Departemen Pertahanan AS alias Pentagon memastikan serangan ke Iran atas instruksi Trump. Qassem dihabisi nyawanya, lantaran dituduh bertanggung jawab atas kematian pasukan dan militer AS di Irak.

"Ini adalah tindakan defensif yang menentukan, untuk melindungi warga AS di luar negeri," ucap keterangan Pentagon seperti dikutip dari AFP, Jumat (3/1).

"Jenderal Soleimani secara aktif mengembangkan rencana penyerangan terhadap diplomat AS di Irak dan wilayah sekitarnya. Jenderal Soleimani dan Pasukan Quds bertanggung jawab atas kematian warga AS dan koalisinya, serta melukai ribuan lainnya," sambung Pentagon.

Bahkan Trump langsung memposting gambar bendera AS, usai Soleimani dinyatakan tewas.

AS dan Iran dikenal kerap berseteru, usai Trump berkuasa. Perseteruan dimulai dari AS menarik diri dari perjanjian nuklir, yang berujung perseteruan terbuka kedua negara.

Anggota parlemen Amerika Serikat menyatakan, Trump tak memberitahu soal rencana pembunuhan Soleimani. Ketua Komisi Luar Negeri Parlemen AS, Eliot Angel, mengatakan, rencana pembunuhan Soleimani dilakukan AS tanpa konsultasi dengan kongres.

"Soleimani adalah dalang kekerasan luar biasa, darah warga AS ada di tangannya," sebut Angel seperti dikutip dari AFP.

"Tetapi melakukan aksi tanpa melibatkan Kongres akan menimbulkan masalah hukum serius, ini merupakan penghinaan terhadap kekuatan kongres sebagai cabang pemerintahan yang setara," sambung politikus Partai Demokrat tersebut.

Iran akan balas dendam

Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, berjanji akan balas dendam dengan keji terhadap Amerika Serikat.

Pernyataan Khamenei merupakan respons atas kematian Jenderal Iran yang merupakan pemimpin Pasukan Quds, Qasem Soleimani, di Irak. Soleimani tewas dalam serangan udara AS.

Khamenei menyatakan, Soleimani adalah seorang martir. Iran akan berkabung selama tiga hari untuk menghormati berpulangnya Soleimani.

"Kemartirannya adalah hadiah atas upaya tanpa hentinya selama bertahun-tahun," ucap Khamenei seperti dikutip AFP.

"Dengan berpulangnya dia, Insyaallah, pekerjaan yang ditinggalkannya tak akan berhenti, kami akan balas dendam dengan keji kepada penjahat yang membuat tangannya bersimbah darah darinya (Soleimani) dan martir-martir lainnya," sambung dia.

Menteri Luar Negeri Iran, Javad Zarif, menyebut serangan AS yang menewaskan Soleimani merupakan eskalasi berbahaya. Ia memperingatkan AS akan ada balasan atas serangan tersebut.

"Tindakan terorisme internasional AS yang telah menargetkan dan membunuh jenderal Soleimani sangat berbahaya, dan ini eskalasi bodoh," sebut Zarif dalam twitternya, seperti dikutip dari AFP, Jumat (3/1).

"AS akan menanggung seluruh tanggung jawab dan konsekuensi atas tindakan jahatnya," sambung dia.

Related

World's Fact 5881610618738028312

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item