Virus Corona Masih Misterius, Seluruh Dunia Siaga Menghadapi Serangannya
https://www.naviri.org/2020/01/virus-corona-masih-misterius.html
Naviri Magazine - Virus corona adalah virus baru misterius yang pertama kali dilaporkan di Kota Wuhan, Cina tengah, dan telah menyebar ke dua kota domestik serta tiga negara. Kondisi ini meningkatkan kekhawatiran kasus corona mirip SARS yang melanda Cina hampir dua dekade lalu.
Kasus pertama mengenai corona, virus ini dilaporkan pada 31 Desember 2019, di Wuhan, tetapi tidak jelas apa yang ada di balik virus yang menyebabkan penyakit mirip pneumonia ini. Makanan laut yang dijual di pasar Wuhan diduga menjadi awal penyebaran virus corona.
Beberapa hari kemudian, otoritas Cina mengidentifikasi virus ini sebagai corona, bagian dari keluarga virus penyebab flu hingga penyakit yang lebih mematikan, seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndromeatau (SARS).
Namun, pihak berwenang Cina sejauh ini melaporkan, virus tidak terbukti menyebabkan SARS dan MERS.
Pemerintah Cina, pada Senin (21/1/2020), melaporkan lonjakan tajam jumlah kasus akibat virus corona. Cina mengumumkan penemuan 136 infeksi baru selama akhir pekan di Wuhan. Selain itu, penyakit ini telah menyebar untuk pertama kalinya ke dua kota di Cina dan negara lain, demikian diwartakan Quartz.
Beijing mengonfirmasi dua kasus, dan pusat teknologi selatan Shenzhen, yang terletak di sebelah Hong Kong, mengonfirmasi ada satu kasus. Hingga saat ini, jumlah total kasus yang dikonfirmasi di Cina menjadi lebih dari 200. Beberapa peneliti menilai, jumlah kasus itu adalah perkiraan yang terlalu rendah.
Dengan menjalankan analisis statistik dan ekstrapolasi dari keberadaan kasus di luar negeri, sebuah laporan yang diterbitkan oleh Imperial College London, pusat penelitian penyakit menular, memperkirakan jumlah infeksi di Wuhan berada di kisaran sekitar 1.700 kasus, atau lebih dari delapan kali lipat dari saat ini.
Tiga orang dilaporkan telah meninggal karena penyakit yang disebabkan oleh virus baru ini. Ketiga orang tersebut semuanya meninggal di Wuhan, sebuah kota pusat transportasi utama dari 11 juta penduduk.
Channel News Asia mewartakan kematian keempat akibat virus ini, yaitu seorang pria berusia 89 tahun. Sebanyak 15 pekerja medis di Wuhan telah didiagnosis menderita pneumonia.
Selain Cina, Jepang mengonfirmasi satu kasus, dan Thailand dua kasus. Korea Selatan juga melaporkan kasus virus corona pada Senin (20/1/2020). Dari empat kasus yang terdeteksi di luar Cina itu, para pasien telah melakukan perjalanan dari Wuhan.
Presiden Cina, Xi Jinping, dalam komentar publik pertamanya tentang wabah tersebut, mengatakan para korban benar-benar "terkontaminasi" virus corona. Cina pun mengatakan, virus corona bisa menular dari manusia ke manusia.
Penularan dari manusia ke manusia adalah "afirmatif", kata seorang pakar penyakit menular terkemuka dari Cina, Zhong Nanshan, kepada penyiar televisi pemerintah Cina, CCTV.
China belum mengumumkan pembatasan perjalanan dalam menanggapi wabah tersebut. WHO hingga saat ini juga belum merekomendasikan pembatasan perjalanan atau perdagangan.
Sejumlah negara telah melakukan pencegahan masuknya virus corona. Kementerian Kesehatan Singapura mengatakan pada 20 Januari, pemeriksaan suhu badan di Bandara Changi akan dilakukan pada semua pendatang dari Cina. Orang dengan pneumonia yang telah melakukan perjalanan ke Wuhan dalam 14 hari sebelum timbulnya gejala, akan diisolasi di rumah sakit.
Pada 21 Januari, Australia mengumumkan akan mulai menyaring penumpang beberapa penerbangan dari Cina. Beberapa bandara sudah mulai menyaring para pendatang. Bandara Wuhan telah memasang pos pemeriksaan suhu badan di pintu masuk terminal utamanya, dan semua penumpang akan diperiksa, yang kedapatan memiliki demam akan ditempatkan di karantina.
Bandara Hong Kong juga telah memeriksa wisatawan dengan pemeriksaan suhu. Di Thailand, kedatangan di Bangkok, Phuket, dan pusat wisata populer lainnya, akan diperiksa. Di AS, pihak berwenang memeriksa penumpang yang datang dari Wuhan di bandara JFK, New York, serta bandara di San Francisco, dan Los Angeles.
Gejala virus Corona di Cina
Tanda dan gejala yang dilaporkan pasien yang kena virus corona adalah demam, batuk, dada sesak, dan kesulitan bernapas. Beberapa pemindaian dada pasien juga menunjukkan paru-paru meradang dan berisi cairan, demikian menurut WHO.
Karena virus corona merupakan hal baru, maka belum ada vaksin yang bisa mencegahnya. Pengembangan vaksin corona bisa memakan waktu beberapa tahun. Selain itu, virus corona dikenal sulit untuk diobati, karena mereka kebal terhadap sistem kekebalan tubuh manusia.
Komisi Kesehatan Nasional Cina, dalam pernyataan pertama sejak wabah menyebar, mengatakan, virus corona "masih dapat dicegah dan dikendalikan". Mereka berjanji untuk meningkatkan pemantauan selama Tahun Baru Cina, musim mudik tersibuk di negara itu, ketika puluhan juta orang kembali ke kampung halaman untuk liburan.