Ini 10 Negara yang Telah Menerapkan Green Technology
https://www.naviri.org/2020/02/negara-green-technology.html
Naviri Magazine - Bumi mengalami masalah besar, berupa polusi dan pencemaran lingkungan. Masalah itu lalu menciptakan masalah lain yang lebih besar, yaitu pemanasan global. Di antara penyebab masalah tersebut adalah penggunaan bahan bakar fosil untuk menjadi bahan bakar kendaraan.
Bahan bakar fosil memang dapat berfungsi sebagai penggerak kendaraan, namun ia menghasilkan asap yang menjadi polusi udara makin parah dari waktu ke waktu. Kesadaran itu lalu mendorong banyak pihak di dunia untuk lebih mengedepankan green technology, atau teknologi yang lebih ramah lingkungan. Sepuluh negara berikut ini telah berupaya untuk hal tersebut.
Jerman
Jerman memiliki lebih dari setengah pembangkit listrik tenaga surya di dunia, dan telah menginvestasikan lebih dari $14 milyar (140 triliun rupiah) pada tahun 2008 dalam hal green technology. Bahkan, salah satu kotanya, Vauban, hampir tidak ada mobil sama sekali.
Norwegia
Mempunyai produksi panel surya terbesar di dunia, dan membangun penjara ramah lingkungan pertama di dunia bernama Bastøy Prison. Mereka juga berencana membuat gas karbon menjadi netral pada tahun 2030, bukan pada tahun 2050 seperti yang diramalkan
Tuvalu
Negara kepulauan kecil dengan 12.000 penduduk ini telah berjanji untuk memakai bahan bakar dengan sumber terbarukan untuk kegiatan ekonominya pada tahun 2020.
Namun, negara ini sudah tenggelam karena meningkatnya air laut yang disebabkan oleh pemanasan global. Tuvalu berharap menggantikan semua bahan bakar fosil dengan tenaga surya dan tenaga angin.
Swiss
Swiss telah menduduki setidaknya dua daftar negara ramah lingkungan dalam universitas-universitas Amerika Serikat, yang mengalahkan 146 negara lainnya, untuk pesona hijau.
Swiss juga mengenakan biaya untuk air dan layanan pengelolaan sampah, serta memiliki pajak lingkungan yang tinggi. Hal ini membuat Swiss memiliki tingkat polusi udara dan polusi air terendah di dunia.
Swedia
Dunia mengatakan untuk tidak memakai bahan bakar fosil sama sekali pada tahun 2010. Swedia sudah memulai memakai tenaga nuklir atau tenaga air, dan mereka menggunakan etanol dan kotoran hewan untuk menghidupkan mobil.
Rupanya, mereka juga mencoba mengembangkan 'wave power' atau tenaga gelombang, yang dapat menghasilkan energi listrik empat kali lebih banyak dari tenaga surya dalam waktu yang sama.
Finlandia
Hutan di Finlandia tumbuh lebih cepat dibandingkan penghancurannya. Plus negeri ini memiliki kualitas udara yang sangat tinggi, dan tingkat polusi air yang rendah. Finlandia juga berada di antara eksportir terbesar di dunia mengenai teknologi tenaga angin.
Denmark
Negara ini memiliki taman angin lepas pantai pertama di dunia. Denmark juga menjadi negara independen terhadap impor bahan bakar fosil pada tahun 1973. Saat ini, Denmark memiliki rasio terbesar di dunia mengenai tenaga angin pada campuran energi.
Perancis
Tujuh puluh delapan persen energi Perancis menggunakan tenaga nuklir untuk mengurangi emisi nitrogen oxida dan emisi berbahaya lainnya, sebesar 70 persen. Pemerintah Perancis juga berambisi mengurangi 54 juta ton C02 pada tahun 2020.
Australia
Sebuah kota di Australia telah melarang air dengan kemasan botol, dan pemerintah federal memberikan dana $300 juta (3 triliun rupiah) untuk membiayai inisiatif-inisiatif energi bersih.
Costarica
80 persen negara ini mendapatkan suplai energi listrik menggunakan pembangkit listrik tenaga air. Selain itu, lima persen keanekaragaman hayati dunia terdapat di negeri yang satu ini, dan seperempat wilayah negaranya dikhususkan untuk taman pelestarian.