Penemuan Radiasi Radioaktif di Tangsel, Ini Bahaya yang Bisa Terjadi

Penemuan Radiasi Radioaktif di Tangsel, Ini Bahaya yang Bisa Terjadi, naviri.org, Naviri Magazine, naviri

Naviri Magazine - Badan Pengawasan Tenaga Nuklir (BAPETEN) menemukan adanya paparan radiasi radioaktif yang cukup tinggi di daerah Perumahan Batan Indah, Tangerang Selatan. BAPETEN dan Badan Teknologi Nuklir Nasional (BATAN) menyebut sumber radiasi berlokasi di area tanah kosong di samping lapangan voli blok J.

BAPETEN telah menegaskan bahwa radioaktif tinggi bukan berasal dari reaktor nuklir di Pusat Sains dan Teknologi Bahan Maju BATAN. Lagi pula, jaraknya dengan permukiman warga mencapai 15 kilometer.

Dengan kejadian ini, BATAN telah mengerahkan pihaknya untuk melakukan clean up area yang terpapar radiasi di depan Kompleks Perumahan Batan Indah. Clean up area merupakan upaya pertama yang sangat penting untuk menyelamatkan masyarakat dan lingkungan dari paparan radiasi.

“Area paparannya sudah dipersempit, dan mudah-mudahan setelah rampung clean up, paparannya sudah kembali normal,” ujar Purnomo dari Biro Hukum, Hubungan Masyarakat dan Kerja Sama BATAN, kepada kepada media.

BAPETEN juga melakukan upaya pengerukan tanah di lahan kosong Perumahan Batan Indah, Tangerang Selatan, tempat ditemukannya radioaktif jenis CS-137 atau Cesium 137. Pengerukan itu dilakukan untuk mencegah penyebaran radiasi.

"Tanah yang terkontaminasi kita keruk satu lapis 10 sentimeter. Begitu kita ukur, itu masih tinggi, kita keruk lagi sampai alat kita menyatakan bahwa paparannya normal," jelas Kepala Biro Hukum Kerjasama Dan Komunikasi BAPETEN, Indra Gunawan, di Kompleks Batan Indah, Serpong.

Selain tanah, BAPETEN juga sudah mengecek air di sekitar lokasi. Beruntung, mereka tidak menemukan kontaminasi radioaktif CS-137 bisa larut dalam air.

Di sisi lain, Abdul Qohhar, selaku Kabag Komunikasi Publik dan Protokol BAPETEN, tak menampik area yang terpapar radiasi bisa saja meluas, bergantung pada jenis radionuklida (isotop dari zat radioaktif) maupun lokasinya.

"Untuk kasus di Tangsel, gampangnya ini seperti pencemaran di lokasi itu saja. Bila tidak ada upaya penyebaran material dari lokasi sih, radiasi akan tetap berada di situ," katanya.

Sejauh ini, pemasangan safety perimeter (garis pembatas) juga telah dilakukan di lokasi. BAPETEN mengimbau agar warga tidak memasuki lokasi terdampak kontaminasi, hingga batas trotoar dan lapangan voli.

Dampak lingkungan terkontaminasi radioaktif

Sebagai langkah antisipasi, tim BATAN berencana melakukan pemeriksaan Whole Body Counting (WBC) terhadap beberapa warga di sekitar lokasi. Hal ini masuk akal, sebab pada lingkungan yang terkontaminasi bahan radioaktif bisa menyebabkan udara, air, permukaan tanah, tanaman, bangunan, hewan, bahkan manusia, turut menerima paparannya.

Pada manusia, misalnya, mekanisme kontaminasi bisa terjadi secara internal maupun eksternal. Kontaminasi internal, seperti yang dijelaskan di laman resmi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) Amerika Serikat, terjadi ketika seseorang tak sengaja menelan atau menghirup bahan radioaktif.

Bisa pula terjadi ketika bahan radioaktif memasuki tubuh melalui luka yang terbuka atau diserap melalui kulit. Beberapa jenis bahan radioaktif tetap berada di dalam tubuh dan mengendap di berbagai organ tubuh. Jenis lainnya bisa dihilangkan dari tubuh melalui darah, keringat, urin, dan feses.

Sedangkan kontaminasi eksternal terjadi ketika bahan radioaktif yang sudah bercampur dalam bentuk debu atau cairan kemudian bersentuhan dengan kulit, menempel di rambut atau pakaian seseorang. Orang yang terkontaminasi secara eksternal bisa juga terkontaminasi secara internal, jika bahan radioaktif itu sudah masuk ke tubuh mereka.

Orang yang secara eksternal terkontaminasi dengan bahan radioaktif dapat membuat orang lain ikut terpapar, melalui permukaan benda apa pun yang mereka sentuh. Misalnya, orang yang memiliki debu radioaktif di pakaiannya dapat menyebarkan debu radioaktif ketika mereka duduk di kursi atau memeluk orang lain.

Sedangkan orang-orang yang terkontaminasi secara internal dapat membuat orang-orang di dekat mereka terkena radiasi dari bahan radioaktif melalui cairan tubuh seperti darah, keringat, dan urin.

Radiasi radioaktif ditemukan ketika BAPETEN melakukan uji fungsi rutin pemantauan radioaktivitas lingkungan di area Jabodetabek, pada 30 hingga 31 Januari 2020 lalu. Uji fungsi dilakukan di wilayah Pamulang, Perumahan Dinas Puspitek, Daerah Muncul dan Kampus ITI, Perumahan Batan Indah, dan Stasiun KA Serpong.

Secara umum, nilai paparan radiasi lingkungan pada daerah pemantauan menunjukkan nilai normal (paparan latar). Namun, pada saat dilakukan pemantauan di lingkungan Perumahan Batan Indah, ditemukan kenaikan nilai paparan radiasi di lingkungan area tanah kosong di samping lapangan voli blok J.

BAPETEN masih menyelidiki asal radioaktif yang ditemukan di Perumahan Batan Indah, Tangerang Selatan. Saat ini, yang baru diketahui adalah jenis radioaktifnya, yakni Cs-137 atau Cesium 137.

Related

Science 6495089140175428345

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item