Melacak Sejarah dan Asal Usul Raja Arthur yang Misterius (Bagian 1)

Melacak Sejarah dan Asal Usul Raja Arthur yang Misterius, naviri.org, Naviri Magazine, naviri

Naviri Magazine - Kisah raja Arthur dituturkan pertama kali dalam dongeng Wales kuno. Tetapi tampaknya ceritanya banyak dipengaruhi budaya Celtic. Anehnya, nama Arthur bukan nama yang lumrah di telinga bangsa Wales. Nama ini sebenarnya berasal dari kata Art, yang dalam bahasa Celtic berarti beruang.

Nama itu berasal dari nama dewa beruang, Artio. Ia juga dipercaya sebagai manusia keturunan dewa dan beruang.

Dalam tradisi Wales, nama Arthur disebut-sebut dalam syair kuno Pa Gur Yv Porthair. Penggalan syair itu menceritakan sekelumit kisah pertempuran Arthur melawan werewolf (serigala jadi-jadian).

Nama Arthur pertama kali muncul dalam puisi Y Gododdin, yang berasal dari abad ke-7 M. Dalam puisi karya Aneirin, Arthur tidak terlalu banyak dibahas. Aneirin hanya menyebut Arthur sebagai orang perkasa yang “tidak dapat dibandingkan kehebatannya dengan orang lain sezamannya”.

Kisah tentang Arthur lainnya terdapat dalam Culhwch and Olwen, dan Dream of Rhonabwy, dari abad ke-11. Tetapi mungkin sumbernya lebih tua lagi umurnya.

Di luar tradisi Wales, nama Arthur dikenal pertama kali dalam De Excidio Britanniae karangan St. Gildas, seorang pendeta dari Inggris Utara, pada pertengahan abad ke-6. Tetapi karangan ini lebih banyak menuturkan masa akhir kekuasaan Romawi di Inggris, dan lahirnya raja-raja baru.

Gildas lebih banyak membicarakan Ambrosius Aurelianus dan pertempurannya di Badon. Ia hanya sedikit menceritakan cerita tentang Arthur. Menurut cerita itu, Arthur adalah pemimpin bangsa Wales yang menyunting Guinevere, seorang putri dari negara di bagian Inggris Selatan.

Pasangan ini tidak mempunyai anak. Arthur akhirnya gugur dalam pertempuran. Saat itu nama-nama seperti Merlin, Morgana le Fay, atau pun Launcelot, belum lagi muncul.

Nennius dari Bangor Fawr (Gwynedd) menceritakan 12 pertempuran Arthur melawan bangsa Saxon dan Kelt. Pertempuran yang paling hebat adalah pertempuran yang berlangsung di bukit Badon (Badon Hill). Kisah-kisah pertempuran itu terdapat dalam buku Historia Brittonium dari abad ke-9. Tetapi nampaknya Nennius bukan penulis aslinya. Ia hanya menerjemahkan naskah kuno Wales ke dalam Bahasa Latin.

Arthur dikisahkan lebih lengkap dalam Annales Cambriae. Buku yang menceritakan rentang sejarah Inggris dari tahun 447 sampai 957 M ini menceritakan banyak kejadian penting tentang kehidupan Arthur.

Dua kejadian paling penting yang diceritakannya adalah pertempuran Badon yang menewaskan 900 orang Anglo Saxon, dan kematian Arthur dan Medrout (Mordred) dalam peperangan di Camlann.

Namun, menurut Nennius, Arthur bukan seorang raja. Arthur hanyalah seorang Dux Bellorum atau panglima perang yang bekerja untuk Raja Britania Raya dalam peperangan mengusir Bangsa Saxon.

Raja Arthur yang sebenarnya

Sulit membayangkan Arthur sebagai tokoh sejarah. Kisah hidupnya terlalu banyak dibumbui hal-hal gaib dan mistik. Dalam versi aslinya yang memang berbentuk legenda, Arthur digambarkan sebagai pemimpin kelompok pahlawan super. Tempat tinggalnya dipenuhi makluk-makluk aneh, raksasa, dan berbagai keajaiban.

Menurut kisah Cai and Bedwyr, Arthur tinggal di bagian paling liar dari daratan Britania. Arthur juga dilukiskan sebagai pelindung negerinya, pembunuh raksasa dan penyihir, pemburu binatang buas seperti babi hutan raksasa, unicorn (kuda bertanduk satu), kucing buas, naga terbang, dan pembebas para tawanan.

Setelah kematiannya di Camlann, Arthur juga dipercaya akan hidup kembali dari Pulau Avalon.

Meskipun banyak yang menganggap Arthur hanya tokoh rekaan, masih banyak juga yang percaya tokoh ini benar-benar pernah hidup. Golongan terakhir ini yakin Arthur hidup pada masa berakhirnya penjajahan Romawi di Inggris, pada sekitar abad ke-5 sampai 6 Masehi.

Jika benar-benar ada, siapakah Arthur sebenarnya? Sampai saat ini tidak ada yang mengetahui secara pasti. Tetapi banyak tokoh sejarah yang dikait-kaitkan dengan Arthur. Tokoh yang sering disebut-sebut sebagai Arthur yang asli adalah Lucius Artorius Castus.

Castus adalah komandan pasukan Romawi dari Sarmatian. Ia pernah memimpin pemadaman pemberontakan di Gaul (Perancis). Nama tengahnya, Artorius, mungkin kemudian dipakai sebagai nama gelar bagi para pahlawan abad ke-5 Masehi. Dari sinilah legenda Raja Arthur dimulai.

Mungkin saja muasal cerita ini berasal dari legenda Scytia. Budaya Scytia masuk ke Inggris pada abad ke-2, saat sekelompok pasukan berkuda dari Sarmatian (kaum Scytia) dibawa masuk oleh Arturius Castus ke Inggris Utara. Orang-orang Scytia adalah bangsa nomaden dari Eurasia.

Kisah Arthur persis sama dengan legenda Bartraz dari Scytia. Kisah-kisah pedang Excalibur, pencarian cawan suci (Holy Grail), dan kembalinya pedang Excalibur ke dalam danau, juga banyak ditemukan dalam kisah-kisah kaum Scytia.

Riothamus dan Maximus

Kandidat kedua adalah Riothamus, pahlawan pertempuran Deols di Poitou. Menurut Geoffrey Asshe, sejarawan yang banyak meneliti naskah kuno tentang Arthur, panglima perang Romawi ini memang dikenal gagah berani. Lalu apa hubungannya dengan nama Arthur?

Namanya sama sekali tidak mirip dengan Arthur. Ternyata, Arthur adalah nama baptisnya. Sayangnya, nasibnya berakhir tragis, saat menumpas pemberontakan bangsa Visigoth di Burgundy, pada tahun 470 M. Padahal dalam babad klasiknya, Arthur justru gugur dalam pertempuran di Camlann pada tahun 539 M. Mungkin legenda Arthur terinspirasi oleh kisah kepahlawananya.

Kemungkinan lainnya, setelah Riothamus gugur, kesatuan miliknya, yang bernama Artorius, tetap hidup dan merekrut anggota baru. Pasukan ini bertempur di Badon dan akhirnya jatuh akibat konflik internal di Camlann.

Tokoh lainnya yang disebut-sebut sebagai Raja Arthur asli adalah Kaisar Maximus atau Maxen Wladig dari Spanyol. Konon, ia pernah menaklukkan Romawi sebelum akhirnya tertangkap dan dieksekusi oleh Kaisar Romawi sendiri.

Menelusuri sejarah Arthur dari kesamaan namanya saja bisa menimbulkan kesulitan tersendiri. Maklumlah, saat itu di daratan Britania banyak raja yang namanya mirip-mirip dengan nama Arthur. Ambil contoh saja Raja Arthwys dari Pennine, Raja Arthwyr dari Dyfed, Raja Anwn dari Glamorgan, dan Raja Artwys dari Glywyssing dan Gwent.

Mungkin salah satu di antara nama-nama itu adalah Arthur yang asli. Tetapi mungkin juga tidak ada satu pun yang merupakan Arthur yang sesungguhnya.

Bila Arthur memang benar-benar ada, bagaimana dan di mana peninggalannya? Banyak reruntuhan yang disebut-sebut sebagai peninggalan masa Arthur. Arthur selalu dihubungkan dengan berbagai tempat di Inggris bagian Selatan. Berbagai lokasi seperti benteng Tintagel, Cadbury, Glastonbury, dan hingga Stonehenge, dianggap sebagai peninggalan Raja Arthur.

Sayangnya, bukti-bukti sejarah tidak mendukung teori ini.

Lantas di mana Camelot yang sebenarnya? Kalau ditilik dari sejarah masa itu, mungkin saja Camelot bukan nama negara atau kota seperti yang diyakini sebagian orang saat ini. Mengingat orang-orang Arthur adalah bangsa pengembara yang selalu berpindah-pindah, Camelot bisa saja merupakan kelompok karavan masyarakat nomaden, atau bahkan mungkin nama sebuah kelompok masyarakat.

Menyingkap sisi sejarah Arthur melalui penggalian peninggalan-peninggalan kuno memang sangat sulit. Bangunan yang umum pada zaman Arthur sebagian besar dibuat dari kayu. Sayangnya, kayu mudah sekali membusuk, sehingga nyaris tidak mungkin ditemukan lagi sisanya.

Penggalian makam juga bukan alternatif yang baik. Saat itu Inggris sudah dikristenkan, sehingga kebiasaan menguburkan mayat dengan peti besar dan menaruh berbagai peralatan di dalamnya sudah lama ditinggalkan. Kebiasaan itu digantikan penguburan dengan membuat lubang dangkal, yang kemudian ditutupi tumpukan batu (dikenal sebagai cairn).

Sialnya lagi, Inggris bagian utara didominasi daerah berawa-rawa. Jika banjir datang, peninggalan yang terpendam di dalam lapisan tanah akan hanyut dan hancur.

Alternatif yang masih ada mungkin meneliti benteng-benteng dari batu, atau mempelajari naskah-naskah kuno.

Pengaruh Perancis

Orang yang paling banyak mempengaruhi cerita klasik Raja Arthur, seperti yang kita kenal saat ini, adalah Geoffrey of Monmouth. Dalam buku History of The Kings of Britain, yang ditulisnya pada tahun 1139, Geoffrey menceritakan kembali dongeng raja Arthur dengan lebih detail.

Sebenarnya, buku ini dimaksudkan sebagai buku sejarah. Sayangnya, banyak informasi sejarah yang dicampur aduk dengan legenda dan mistik. Bagian awal buku menceritakan mitologi Celtic dan kisah dewa-dewanya. Bagian selanjutnya menceritakan raja-raja pertama Celtic seperti Bladud, Leir, Belenus, Brennius, dan lain-lain.

Lalu, secara tiba-tiba, Geoffrey menuturkan sejarah yang sesungguhnya, dimulai dari invasi Julius Caesar ke Kepulauan Inggris pada tahun 55 SM, hingga masa kejayaan pemerintahan Raja Arthur.

Baca lanjutannya: Melacak Sejarah dan Asal Usul Raja Arthur yang Misterius (Bagian 2)

Related

Mistery 8691259917062490986

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item