Setelah Cina dan Italia, Kini Iran yang Diguncang Virus Corona (Bagian 2)

Setelah Cina dan Italia, Kini Iran yang Diguncang Virus Corona, naviri.org, Naviri Magazine, naviri

Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Setelah Cina dan Italia, Kini Iran yang Diguncang Virus Corona - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Dikutip dari Guardian, Kepala WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan pada sebuah pengarahan di Jenewa bahwa wabah Corona di Iran, Korea Selatan, Italia, dan Jepang adalah yang paling mengkhawatirkan.

"Kami berada di wilayah yang belum dipetakan dengan COVID-19," katanya. “Kami belum pernah melihat patogen pernapasan yang mampu menular ke masyarakat, tetapi juga bisa diatasi dengan tindakan yang tepat.”

Secara global, kasus virus Corona mencapai 92.238 dengan total kematian sebanyak 3.135 orang. Jumlah warga yang pulih mencapai 48.022 orang. Kasus Corona paling banyak terdapat di Cina dengan jumlah 80.151, diikuti Korea Selatan sebanyak 5.186 kasus, Italia 2.036 kasus, dan diikuti Iran 2.336 kasus.

Kasus pertama di Iran pertama kali dilaporkan pada 19 Februari di Kota Suci Qom, sekitar 145 kilometer bagian selatan ibukota Teheran. Diduga, virus menyebar melalui warga Iran yang secara intensif mempunyai kerja sama dagang dengan Cina, mengingat Iran masih mendapat sanksi dari Amerika Serikat.

Padahal sekitar dua minggu lalu, pemerintah Iran masih begitu percaya diri negaranya tidak akan terdampak virus Corona. Pada pekan pertamanya, virus ini menyebar dengan cepat dan menyebabkan 26 pasien positif Corona meninggal dunia.

Publik mulai bersiaga. Namun, pemerintah Iran justru menanggapi krisis ini dengan mengaitkannya pada hubungan rumit Iran-Amerika Serikat, dan menyebutnya sebagai “propaganda asing”.

“Kami tidak boleh membiarkan AS menggunakan virus ini untuk menebar ketakutan dan membatasi aktivitas kita. Apa yang kita lihat sekarang adalah konspirasi dan propaganda luar negeri,” ujar Presiden Hassan Rouhani pada rapat kabinet, seperti yang dilansir South China Morning Post.

Kendati sudah memakan korban banyak warganya, Rouhani bersikeras tidak akan mengkarantina distrik atau kota mana pun. “Hanya karantina individu,” tegas Rouhani seperti dilansir BBC.

Ketika angka pasien meninggal sudah mencapai 77 orang, petugas medis Iran bahkan diminta untuk bungkam. Seorang suster di Hamedan mengirim sebuah pesan singkat kepada keluarganya, yang kemudian dibagikan kepada New York Times.

Isinya mengenai peringatan dari Dinas Keamanan Iran bahwa membagikan informasi mengenai pasien yang terinfeksi Corona merupakan bentuk “ancaman terhadap keamanan nasional” dan “menimbulkan ketakutan publik”. Jika dilanggar, maka petugas medis akan menghadapi komite disipliner.

Pada akhirnya, Iran berniat menerjunkan 300 ribu tentara dan relawan untuk menangani penyebaran virus COVID-19, setelah virus itu menyerang parlemen dan menyebabkan dua pejabat Iran meninggal dunia.

Dengan pendekatan militer yang diambil, alih-alih penanganan medis yang komprehensif, pemerintah Iran tampaknya belum cukup mumpuni dalam menangani wabah sebesar COVID-19. Hal ini ditegaskan Peneliti Senior Middle East Institute at the National University of Singapore (NUS), Asif Shuja. “Iran belum punya pengalaman menangani wabah sebesar ini.”

Jika merujuk pada MERS, lanjut Shuja, wabah itu tak berdampak cukup signifikan terhadap Iran. Kuncinya, ada pada hubungan dagang Iran-Cina yang demikian erat. Warga negara Iran yang meninggal setelah positif Corona memiliki riwayat perjalanan rutin Iran-Cina.

“Wabah Corona menjadi tantangan berat bagi Iran, terutama karena sistem pelayanan kesehatan mereka yang buruk. Belum lagi sanksi dari AS yang menghentikan segala bentuk kerjasama antar-dua negara itu, setelah AS menarik diri dari Kesepakatan Nuklir Iran,” pungkas Shuja.

Related

News 4706836385229817646

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item