Kampung-kampung di Yogya Bikin Lockdown Lokal, Ini Kata Pemerintah

Kampung-kampung di Yogya Bikin Lockdown Lokal, Ini Kata Pemerintah, naviri.org, Naviri Magazine, naviri

Naviri Magazine - Kampung-kampung di Kecamatan Pakem Sleman, Yogyakarta, mulai menerapkan penutupan wilayah atau lockdown lokal. Mereka khawatir Corona, kampungnya yang belum ada kasus positif Corona dapat terjangkit.

Ketua RW 24 Dusun Cepet, Desa Purwobinangun, Pakem Suwarso, mengatakan jalan akses masuk menuju dusun telah ditutup sejak Jumat (27/3/2020) untuk mengantisipasi persebaran virus Corona.

"Tadi pagi jalan sudah mulai dipalang [tidak boleh melintas keluar masuk dusun] nanti habis Jumatan akan kita kasih tulisan lockdown," kata Suwarso. "Ini untuk mengantisipasi warga pendatang, dan yang sudah di dalam tidak [boleh] keluar-masuk."

Meskipun belum ada orang yang dinyatakan positif terinfeksi virus Corona di dusunnya, dan belum ada banyak pergerakan warga yang pulang kampung, namun penutupan ini dilakukan sebagai langkah antisipasi. Penutupan ini, kata dia, juga berkaca dari kampung tetangga, yakni Dusun Beneran dan Jamblangan, yang memulai menutup akses jalan ke pemukiman.

Foto-foto lockdown lokal beredar viral di media sosial. Di Twitter, akun @merapi_news mengunggah foto warga yang memasang bambu secara melintang disertai spanduk dengan beragam tulisan. Di antaranya ada tulisan: ‘lockdown, stay at home, di rumah aja, sementara ditutup’.

Menurut Suwarso, dusunnya ditutup atas kesadaran warga untuk menjaga kesehatan publik, khususnya masyarakat Dusun Ceper yang terdiri atas 99 kepala keluarga. "Semua warga sepakat, karena semua itu demi kebaikan bersama," ujar Suwarso.

Meski akses jalan ditutup, namun untuk sementara para warga yang hendak membeli kebutuhan pokok seperti ke warung tetap diperbolehkan. Tapi dengan pembatasan dan memenuhi protokol setiap kembali ke dusun diminta untuk cuci tangan, karena telah disediakan tempat cuci tangan umum di dusun.

Camat Pakem, Sleman, Suyanto, membenarkan, ada 5 dusun di daerahnya yang menutup akses dengan memberikan tulisan Lockdown. Ia menampik ada kebijakan dari tingkat pemerintah kecamatan atau kabupaten untuk menutup kampung. Camat tersebut justru meminta warga membongkar bambu yang menutupi jalan kampung.

"Itu hanya respons dari warga setempat, tapi tidak ada perintah untuk lockdown. Ini tadi sudah saya kumpulkan Pak Kepala Desa untuk mengkondisikan, tulisan-tulisan lockdown itu untuk dilepas. Tidak boleh ditutup [akses jalan dusun]," kata Suyanto.

Terlebih, kata dia, telah ada surat edaran Bupati Sleman terkait protokol bagi orang-orang yang datang dari daerah lain. Dalam surat edaran itu, kata dia, tidak ada soal penutupan akses jalan. Menurutnya, alasan warga kurang tepat bila penutupan untuk perlindungan kesehatan kampung.

"[Alasan penutupan akses] melindungi warga masyarakat di situ. Mungkin caranya benar tapi kurang pener," kata Suyanto.

Baca laporan lengkap » Data, Fakta, dan Perkembangan Wabah Corona.

Related

News 1217023423788316968

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item