Menurut Ilmuwan, Ini 3 Jenis Orang yang Paling Rentan Terinfeksi Corona
https://www.naviri.org/2020/03/orang-yang-rentan-corona.html
Naviri Magazine - Virus korona (Covid-19) menjadi penyakit serius yang tengah mengancam seluruh manusia di dunia. Peluang ancaman tersebut juga semakin bertambah bagi seseorang perokok.
Kepala Lembaga Biologi dan Pendidikan Tinggi Eijkman, Amin Soebandrio, mengatakan, berdasarkan temuan dari Chinese Medical Journal, terdapat tiga kelompok yang rentan terjangkit virus korona. Tiga kelompok tersebut meliputi pria, lansia, dan perokok.
Amin menjelaskan, sejatinya virus korona membutuhkan suatu 'perantara' agar virus korona dapat masuk ke dalam sel tubuh seseorang. Amin mengatakan, setidaknya terdapat tiga molekul di permukaan sel yang dapat dikenali virus korona. Di antaranya, molekul ACE2, CD209 dan CLEC4M, yang disebut sebagai reseptor.
"Reseptor itu bagaikan pelabuhan untuk virus korona. Jika pelabuhannya banyak, maka yang berlabuh makin banyak," ujar Amin.
Dalam penelitian yang dipaparkan oleh Amin, terdapat empat indikator yang dapat mempengaruhi peningkatan reseptor dalam tubuh, mulai dari ras, umur, gender, dan rokok. Dari empat faktor tersebut, rokok yang paling berperan mempengaruhi peningkatan reseptor dalam tubuh.
Amin kemudian menerangkan, kebiasaan merokok dapat mengubah sel paru menjadi lebih rentan terhadap infeksi SARS-CoV-2 melalui peningkatan ekspresi ACE2 di sel AT2. Kemudian molekul tersebut memfasilitasi masuknya virus dengan cara meningkatkan ekspresi DC-SIGN DCs.
"Untuk perokok, ACE2 sangat signifikan menonjol, CD209 juga banyak," paparnya.
Amin menambahkan, perilaku merokok juga meningkatkan perilaku peradangan DCs dan meningkatkan respons peradangan tubuh, dan mungkin berkontribusi terhadap terjadinya badai sitokin dalam tubuh pasien yang sakit berat.
Apa yang diungkapkan Amin sejalan dengan World Health Organization (WHO). Belum lama ini, WHO mengeluarkan pernyataan yang secara spesifik mengingatkan masyarakat Indonesia mengenai kaitan antara virus korona dengan perilaku merokok.
Dalam pernyataan resminya, perwakilan WHO untuk Indonesia, N Paranietharan, mengatakan, perokok berisiko tinggi untuk penyakit jantung dan pernapasan. Di mana kedua faktor tersebut berisiko tinggi mengembangkan penyakit parah atau krisis dengan korona.
"Karena itu, perokok di Indonesia berisiko tinggi terkena korona," ujarnya dalam pernyataan resmi.