Biografi David Hume dan Karya-karyanya yang Berpengaruh di Dunia

Biografi David Hume dan Karya-karyanya yang Berpengaruh di Dunia, naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - David Hume lahir pada 26 April 1711 di Edinburgh, Skotlandia, dan meninggal pada 25 Agustus 1776. Usianya hanya 65 tahun. Pada awalnya, nama aslinya adalah David Home. Namun, pada 1734, ia mengubah namanya menjadi Hume, karena di Inggris kesulitan mengucapkan Home dengan cara Skotlandia.

Sepanjang hidupnya, dalam bahasa Prancis, David Hume sering dipanggil dengan Le Bon David. Dalam bahasa Skotlandia, ia disebut Saint David. Oleh para pencemooh teistiknya, dipanggil denga nama “The Terrible David”.

Hume merupakan putra pasangan Yusuf Chrinside dan Khaterine Falcorner. Saat masih anak-anak, ayahnya meninggal, sehingga Hume dibesarkan oleh ibunya sendirian.

David Hume adalah anak bungsu dalam keluarga yang baik, dan hidup dalam kesederhanaan. Ayahnya meninggal ketika Hume masih kecil. Ia dibesarkan oleh ibunya di perkebunan keluarga Ninewells, dekat Berwick.

Hume adalah seorang murid yang pintar dan sukses. Sebagai anak muda, ia memiliki perhatian tinggi terhadap kesastraan dan filsafat. Solomon menyebutkan bahwa filsafat Hume menjanjung skeptisisme yang menyeluruh. Pada tahun 1723, Hume masuk Universitas Edinburgh untuk mengambil studi pada hukum, sesuai keinginan ibunya. Selama tiga tahun menjalani studi hukum, Hume membangun pandangan filsafatnya.

Pada musim gugur tahun 1729, ia mengalami gangguan kejiwaan parah (vapor) selama 5 tahun. Hal ini terjadi karena ia mengalami perasaan puas pertama kali saat ia membantai raksasa segala ilmu pengetahuan, filsafat, dan teologi. Padahal, umurnya masih relatif muda.

Karena kejadian ini, ia memutuskan mundur dari dunia filsafat. Tetapi, ia justru mengambil keputusan untuk pergi ke Perancis pada usia 23 tahun, tepatnya ke La Fleche. Tempat perguruan Jesuit Descartes dalam rangka berupaya melakukan penyembuhan dari penyakitnya.

Di sana, ia menyelesaikan buku berjudul “A Treatise of Human Nature”, yang merupakan karya sejarah Inggris terbaik yang ditulis pada abad ke-18. Saat usianya masih 26 tahun, Hume memiliki harapan yang tinggi pada karya ini. Tetapi, penerbit karya ini tidak banyak mendapat perhatian.

Meskipun patah semangat, karena buruknya penerimaan terhadap karya tulisnya, Hume terus menulis. Pada tahun 1741–1742, saat di Skotlandia, ia menerbitkan “Essays, Moral and Political”. Karya ini mendatangkan kesuksesan.

Hume tidak pernah bisa mendapatkan gelar profesor, baik di Universitas Edinburgh maupun Glasgow. Sebabnya, sikap skeptisme dan ateismenya, serta “kesenangannya” mencemooh keyakinan beragama. Dia kembali ke Perancis pada 1763 sebagai sekretaris duta besar Inggris.

David adalah filsuf Skotlandia, ekonom, dan sejarawan. Dia dimasukkan sebagai salah satu figur paling penting dalam filosofi Barat dan filosofi pencerahan Skotlandia. Walaupun kebanyakan ketertarikan karya Hume berpusat pada tulisan filosofi, sebagai sejarawanlah pengakuan dan penghormatan pihak lain lebih kuat.

Karyanya yang berjudul “The History of England” merupakan karya dasar yang memaparkan sejarah Inggris untuk rentang waktu selama 60 atau 70 tahun, sampai karya Macaulay muncul.

Hume merupakan filsuf besar pertama dari era modern yang membuatnya dikenal sebagai pendiri filosofi naturalistis. Filosofi ini mengandung penolakan atas prevalensi-konsepsi pikiran manusia sebagai miniatur kesadaran suci. Peraturan ini senada dengan pernyataan Edward Craig tentang doktrin ‘Image of God’.

Doktrin ini diasosiasikan dengan kepercayaam terhadap kekuatan akal manusia dan penglihatann yang bersifat realistis – kekuatan itu yang berisi sertifikasi Tuhan. Skeptisme Hume dari penolakannya atas ideal dalam pikiran manusia.

Cara Hume berfilsafat sangat dipengaruhi oleh empirisme John Locke dan George Berkeley. Gaya pemikiranya juga dibentuk dan dipengaruhi oleh gaya berpikir penulis berbahasa Perancis, seperti Pierre Bayle. Tidak itu saja, ada pula figur lain yang turut mempengaruhi landasan intelektual Hume yang berbahasa Inggris, seperti Isaac Newton, Samuel Clarke, Francis Hutcheson, Adam Smith, dan Joseph Butler.

Dari sisi pendidikan, Hume terdaftar sebagai mahasiswa di Universitas Edinburg untuk mempelajari sastra klasik. Tapi Hume tidak pernah puas dengan pendidikan itu. Maka, ia memutuskan untuk keluar dari universitas tersebut, dan memilih pergi ke Prancis untuk menjadi seorang filsuf.

Pada tahun 1734, setelah sibuk dengan perdagangan di Bristol selama beberapa bulan, Hume pergi ke La Fleche di Anjon, Peracis. Di sana ia sering wawancara dengan Jesuit dari College of La Fleche. Saat itu ia menghabiskan tabungannya untuk menuliskan karyanya, berjudul “A Treatise of Human Nature”. Ia menyelesaikan karyanya ini pada usia 26 tahun.

Setelah karyanya dipublikasikan pada tahun 1744, Hume ditetapkan sebagai ketua Pneumatics dan Moral Filsafat di Universitas Edinberg. Namun, posisi itu diberikannya kepada William Cleghorn. Sebabnya, Perdana Mentri Edinburg mengajukan petisi kepada dewan kota untuk tidak menujuk Hume sebagai pimpinan, dengan tuduhan penganut ateis.

Hume juga dituduh melakukan berbagai tindakan bidah. Tapi ia dipertahankan oleh para cendekiawan muda. Teman-teman mudanya berpendapat bahwa sebagai ateis, ia berada di luar gereja yuridiksi. Walaupun ia pernah dibebaskan, Hume tetap gagal unruk mendapat jabatan sebagai ketua filsafat di Universitas Glasgow.

Pada tahun 1751, revisi terakhir dari bagian pertama dan ketiga karyanya yang pertama, “A Treatise of Human Nature”, masing-masing bagian diterbitkan ulang dengan judul “An Enquiry Concerning Human Understanding” dan “An Enquiry Concerning The Principles of Morals”.

Pada saat yang sama, Hume menulis karya lain, berjudul “Dialogue Concerning Natural Religion”. Buku ini menjelaskan teman-temannya yang memiliki perhatian terhadap sifat pandangannya yang radikal.

Hume urung menerbitkan buku tersebut. Tetapi, dengan ketetapan dari kehendak Hume, karyanya yang berjudul “Dialogue Concerning Natural Religion” diterbitkan setelah Hume meninggal pada tahun 1779.

Selama rentang waktu antara tahun 1752-1757, Hume mengabdi sebagai petugas perpustakaan Faculty of Advocates di Edinberg. Setelah mendapatkan sumber-sumber dari perpustakaan ini, Hume menulis tentang sejarah inggris. Karya ini tidak hanya panjang, tetapi juga kontroversial.

Akibatnya, semua tulisan Hume sebelumnya menjadi lebih dikenal. Lebih dari itu, karya-karya yang pernah ditulisnya mendapatkan pujian luas dari berbagai kalangan. Pujian tersebut terutama datang dari kalangan intelektual Perancis.

Ketika Hume pergi ke Perancis pada tahun 1763 sebagai Sekretaris Duta Besar Inggris, ia menerima sambutan hangat. Dia sempat menjabat sekretaris di Kedubes Inggris di Perancis. Ia juga sempat menjalin kontak dengan dua orang filsuf Abad Pencerahan ternama: D’Alembert dan Diderot.

Ia kembali ke London pada tahun 1766 bersama Rousseau, meskipun hubungan kedunya segera menegang. Setelah mengabdi selama tiga tahun di Undersecretary of State, Hume pensiun di Edinburg dan meninggal pada tahun 1776. Sepanjang kehidupannya, Hume tidak pernah menikah.

Related

Science 5298649016784060172

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item