Bagaimana Virus Corona Bisa Mewabah di Dunia Seperti Sekarang? (Bagian 1)

Bagaimana Virus Corona Bisa Mewabah di Dunia Seperti Sekarang? naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Suatu hari pada Desember 2019, sekitar tiga minggu sebelum COVID-19 menggemparkan dunia, seorang dokter berusia 33 tahun bernama Dr. Li Wenliang, yang bekerja Rumah Sakit Pusat Wuhan, memperingatkan koleganya bahwa sebuah wabah akan terjadi, melalui WeChat.

Peringatan Dr. Li dikirim setelah menangani pasien yang menunjukkan gejala mirip pneumonia namun tidak diketahui pasti penyebabnya. Di kemudian hari, ketidaktahuan Dr. Li terjawab oleh studi berjudul “Early Transmission Dynamics in Wuhan, China, of Novel Coronavirus–Infected Pneumonia (2020)” yang ditulis Qun Li, dkk

Studi itu menyebutkan kasus-kasus “pneumonia aneh” yang mayoritas terhubung dengan pasar tradisional Huanan di Wuhan. Memanfaatkan metodologi bernama “pneumonia of unknown etiology”—sebuah protokol kerja ilmiah untuk mengidentifikasi pneumonia baru dengan banyak indikator, seperti mengukur suhu tubuh (apakah di atas 38 derajat atau tidak); mengukur jumlah sel darah putih/sel limfosit; dan ada tidaknya perbaikan gejala setelah pengobatan antimikroba selama 3-5 hari—terbukti benar bahwa dunia kedatangan virus baru: SARS-CoV-2.

Sialnya, beberapa hari selepas Dr. Li mengirim chat memperingatkan kolega-koleganya, penguasa Wuhan bertindak di luar dugaan. Sebagaimana dipaparkan dalam seri dokumenter garapan Vox Coronavirus, Explained, aparat kepolisian Wuhan memaksa Dr. Li menandatangani surat permintaan maaf bahwa ia telah menyebarkan kabar bohong dan hoaks. Ia diancam akan memperoleh "hukuman keras jika mempertahankan pendapatnya.”

Lebih dari empat bulan berlalu, 4,5 juta jiwa di seluruh dunia positif terinfeksi Corona.

Besarnya jumlah infeksi yang diiringi dengan hancurnya ekonomi di banyak negara, salah satunya disebabkan oleh lambannya Pemerintah Cina menanggulangi kemunculan virus baru. Padahal, selama hampir satu dekade, tulis Joby Warrick dan kawan-kawan untuk Washington Post, tim ilmuwan dari Wuhan, Cina, menjelajahi Asia Selatan untuk mencari kelelawar.

Kelelawar dipercaya menjadi reservoir parasit patogenik berbagai penyakit zoonosis (penyakit yang menular dari hewan ke manusia). Salah satu hasil pencarian tim ilmuwan itu ialah virus RaTG13, virus yang memiliki urutan genom identik dengan SARS-CoV-2, sebesar 96 persen.

Pemerintah Cina sendiri, sebagaimana dilaporkan laman resmi Pemerintah Daerah Wuhan, mengakui bahwa kasus pertama virus Corona terjadi pada 12 Desember 2019. Padahal, merujuk makalah Qun Li, dkk, kasus terawal “pneumonia aneh” muncul pada 8 Desember 2019. Yang mengejutkan, kasus terawal itu tidak memiliki hubungan dengan pasar tradisional Huanan.

Beijing baru secara resmi mengumumkan kepada khalayak internasional tentang kemunculan virus SARS-CoV-2 pada 31 Desember 2019, sehari selepas mereka memulai langkah-langkah pengumpulan informasi terkait kasus “pneumonia aneh”.

Masih merujuk paper Qun Li, dkk, setidaknya tepat sebelum tanggal 1 Januari 2020, telah ada 425 pasien yang terkonfirmasi memiliki “pneumonia aneh”. Diperkirakan jumlah kasus infeksi kala itu akan berlipat ganda tiap 7,4 hari.

Guna membendung penyebaran, Wuhan diisolasi pada 23 Januari, alias lebih dari sebulan setelah kemunculan pertama SARS-CoV-2. Langkah ini jelas lambat. Kembali merujuk Coronavirus, Explained, andai saja Beijing seminggu lebih awal melakukan pencegahan, diperkirakan hanya 192 kota di Cina yang terinfeksi Corona.

Jika pencegahan terjadi dua minggu lebih awal, hanya 130 kota terinfeksi. Dan jika pencegahan dilakukan tiga minggu lebih awal, 61 kota terinfeksi. Secara menyeluruh, seandainya Beijing sigap, jumlah kasus Corona bisa dikurangi sebanyak 95 persen.

Julia Belluz dari Vox menengarai lambannya penanganan Cina disebabkan oleh hierarki publikasi informasi yang rumit, khususnya terkait informasi sensitif. Kekakuan hierarki ini pula yang mengakibatkan lambannya pemerintah Cina merespons wabah SARS yang membunuh sekitar 774 orang pada 2003.

Baca lanjutannya: Bagaimana Virus Corona Bisa Mewabah di Dunia Seperti Sekarang? (Bagian 2)

Related

Science 9048605666356968172

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item