Bagaimana Virus Corona Bisa Mewabah di Dunia Seperti Sekarang? (Bagian 2)

Bagaimana Virus Corona Bisa Mewabah di Dunia Seperti Sekarang? naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Bagaimana Virus Corona Bisa Mewabah di Dunia Seperti Sekarang? - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Matteo Chinazzi dan dkk dalam studi berjudul “The Effect Of Travel Restrictions On The Spread Of The 2019 Novel Coronavirus (COVID-19) Outbreak" (2020) mengatakan bahwa pemberlakuan lockdown di kota Wuhan diyakini menurunkan tingkat penyebaran COVID-19 di seluruh dunia, meskipun terlambat.

Studi Chinazzi dkk memanfaatkan teknik bernama Global Epidemic and Mobility Model (GLEAM), kerangka kerja pemodelan yang mensimulasikan interaksi metapopulasi—populasi penduduk yang saling terhubung (secara tidak sempurna).

Lebih jauh, studi itu menyatakan karantina Wuhan menunda perkembangan epidemi 3-5 hari di daratan Cina, namun memiliki efek yang lebih nyata pada skala internasional, "di mana impor kasus berkurang hampir 80 persen hingga pertengahan Februari".

Di dalam negeri Cina, lockdown Wuhan, menurut Chinazzi, sukses mereduksi infeksi Corona antara 1-58 persen hingga 31 Januari, tergantung wilayah. Sebulan semenjak karantina diberlakukan, peneliti meyakini bahwa jumlah infeksi lebih sedikit 700 ribu kasus di seantero Cina bila dibandingkan jika karantina di Wuhan tidak diberlakukan.

Pada awal Februari, langkah lockdown di Wuhan kemudian didukung dengan kebijakan 59 maskapai di seluruh dunia menghentikan operasional dari dan menuju Cina. Akibatnya, penyebaran Corona di luar Cina tertunda lebih dari dua minggu dan menurunkan tingkat infeksi dari 40 hingga 90 persen.

Sayangnya, sebelum lockdown diberlakukan, 86 persen kasus-kasus positif Corona di luar Cina berasal dari Wuhan. Namun, selepas lockdown diberlakukan, Shanghai menjadi kota di urutan atas sebagai sumber infeksi Corona internasional yang menyumbang 28,1 persen total infeksi internasional.

Posisi Shanghai diikuti Beijing (14 persen), dan Shenzhen (12,8 persen). Ini terjadi lantaran sebelum lockdown diberlakukan, Wuhan sudah sangat terhubung dengan kota-kota lain di Cina, dan pada akhirnya kota-kota itu menjadi titik baru pusat penyebaran Corona.

Lagi-lagi, jika Pemerintah Cina bergerak lebih cepat, Corona mungkin tidak akan terlalu merusak kehidupan dunia. Namun, bukannya mengoreksi kebijakan dan bekerjasama dengan dunia internasional menanggulangi Corona, Cina tetap bermain dengan gaya lama, bahkan setelah COVID-19 berstatus sebagai pandemi.

Sebagaimana dilaporkan Isaac Stone Fish untuk Foreign Policy, hingga pekan pertama Mei 2020, Beijing mengklaim bahwa hanya ada 82.919 kasus positif Corona—dengan 4.633 kematian—di Cina.

Kemungkinan, catat Fish, “angka-angka yang disajikan kepada seluruh dunia jauh lebih rendah dibandingkan sebenarnya”. Dugaan ini muncul lantaran dataset kasus Corona yang dikumpulkan National University of Defense Technology bocor.

Sebagai catatan, Johns Hopkins University mengumpulkan data Corona di Cina dari DXY, aplikasi medis yang cukup populer di Cina. Sayangnya, DXY hanya memberikan informasi Corona sampai tingkat provinsi, kalah dibandingkan data milik National University of Defense Technology.

“Meskipun tidak sepenuhnya lengkap, datanya sangat kaya: Ada lebih dari 640.000 pembaruan informasi, yang mencakup setidaknya 230 kota—dengan kata lain, 640.000 baris data yang menunjukkan jumlah kasus di lokasi tertentu pada saat data dikumpulkan.

Setiap pembaruan menyertakan jumlah serta geolokasi lintang, bujur, dan ‘dikonfirmasi’ di lokasi, dari awal Februari hingga akhir April,” tulis Fish di Foreign Policy yang mempublikasikan kebocoran data itu secara kerinci pada ilmuwan internasional bersama 100Reporters.

Ketidakjujuran soal data Corona, sebut Fish, punya implikasi yang buruk bagi peneliti memahami Corona secara menyeluruh. “Informasi yang lebih kaya akan bermanfaat bagi para peneliti dan orang-orang biasa yang ingin tahu lebih banyak tentang bagaimana penyakit ini telah berdampak di negara lain dan menyebar".

Baca laporan lengkap » Semua Hal tentang Virus Corona, di Indonesia dan Dunia.

Related

Science 6067243577029674846

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item