Derita Petani Italia: Tertekan Virus Corona dan Dihantam Wabah Kekeringan

Derita Petani Italia: Tertekan Virus Corona dan Dihantam Wabah Kekeringan, naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Sektor pertanian di Italia mendapat pukulan ganda. Tekanan tersebut datang dari pandemi virus corona dan kekeringan parah.

Tekanan tersebut berpotensi mengancam ketersediaan pangan. Enam pekan lockdown membuat para petani Italia tak bisa berbuat apa-apa.

Upaya memutus mata rantai penyebaran virus corona juga berarti menutup mata pencaharian mereka. Blokade di perbatasan, penutupan restoran dan ketiadaan pekerja musiman, menjadi kendala yang dihadapi bisnis sektor buah dan sayuran di negara yang terletak di Eropa Selatan itu.

Salah satunya pertanian di daerah Fasano, dekat pantai Puglia di Italia selatan, milik keluarga Fanizza. Virus telah membuat mereka kekurangan tenaga.

Maklum, para pekerja khawatir keluar rumah, termasuk bekerja, karena takut terinfeksi virus.

"Untuk menabur dengan benar, kami membutuhkan tujuh atau delapan orang. Kami berharap dapat menemukannya. Jika tidak, kami harus mengurangi produksi," kata Floriana Fanizza dikutip dari AFP.

Biasanya ada sekitar 350 ribu orang asing yang dipekerjakan secara musiman di sektor pertanian Italia. Menurut data Kementerian Pertanian, virus corona membuat Italia kekurangan 250 ribu sampai 270 ribu tenaga kerja.

Tindakan mendesak

"Sesuatu harus segera dilakukan, karena panen stroberi, asparagus, artichoke, dan buah-buahan di rumah kaca (seperti melon, tomat, dan paprika) sudah berlangsung," menurut Coldiretti, serikat pekerja pertanian terbesar di Italia.

Sektor pertanian Italia adalah yang terbesar ketiga di Eropa. Sektor tersebut menghasilkan nilai 56,6 miliar euro atau sekitar Rp934 triliun bagi ekonomi negara tersebut pada 2019 lalu.

Hasil tersebut terbesar ketiga setelah Prancis (75,4 miliar euro atau sekitar Rp1,26 kuadriliun), dan Jerman (57 miliar euro atau sekitar Rp958 triliun).

Untuk mengatasi masalah tersebut, Italia dan Rumania sedang berdiskusi. Diskusi dilakukan untuk mempermudah pergerakan masyarakat kedua negara. Sekitar sepertiga tenaga musiman yang bekerja di Italia memang berasal dari Rumania.

Menteri Pertanian Teresa Bellanova juga menyerukan aturan mengenai perpindahan massa tanpa dokumen, demi menggerakkan ekonomi.

Saat ini banyak orang yang tinggal di kota kumuh dan dieksploitasi mafia dan sistem tenaga kerja ilegal atau yang dikenal sebagai 'caporalato', di mana perantara yang membawa pekerja ke petani mengambil mayoritas upah yang tidak seberapa.

Proposal mengenai tenaga kerja tersebut disetujui Coldiretti. Namun sayangnya, proposal tersebut tidak mendapat restu dari golongan sayap kanan.

Paling kering dalam 60 tahun

Selain virus, kekeringan juga menjadi masalah bagi petani Italia. Bahkan bisa dibilang ini adalah musim semi terkering dalam 60 tahun terakhir.

Danau Como, yang terbesar ketiga di Italia, terlihat dangkal. Menurut pakar cuaca, curah hujan awal tahun ini hanya separuh dari biasanya.

"Sudah lama tidak turun hujan dan tanahnya gersang, terutama untuk gandum. Situasinya kritis, kami perlu mengairi ladang," ujar Fanizza.

Pemerintah telah menyiapkan dana 100 juta euro untuk mendukung bisnis pertanian. Selain itu, ada pula dana 50 juta euro untuk membeli makanan dan mendistribusikannya ke wilayah Italia yang termiskin.

Pendekatan tersebut diyakini bisa membantu orang kelaparan, memangkas limbah, dan mencegah kemerosotan harga.

Baca laporan lengkap » Semua Hal tentang Virus Corona, di Indonesia dan Dunia.

Related

News 899279561815190644

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item