Diprotes dan Timbulkan Polemik Terkait Kartu Prakerja, Ini Penjelasan Ruangguru

Diprotes dan Timbulkan Polemik Terkait Kartu Prakerja, Ini Penjelasan Ruangguru naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Pihak Ruangguru menanggapi ihwal tulisan dari jurnalis senior Agustinus Edy Kristianto, yang membongkar beragam kejanggalan saat mengikuti program pelatihan online Kartu Prakerja.

Berdasarkan keterangan yang dikirim Public Relation Intern Ruang Guru, Anissa Indriati, mereka menjelaskan duduk persoalan seperti yang ditulis Agustinus.

Mulanya, Ruangguru memaparkan mengenai jam terbang mereka terkait Skill Academy by Ruangguru yang mereka akui sudah beroperasi sejak tahun 2019. Dalam keterangannya, Ruangguru menuliskan, saat ini program tersebut sudah membantu lebih dari 1 juta pengguna di Indonesia untuk meningkatkan keterampilan dan memperluas kesempatan kerja.

"Kami bermaksud untuk meluruskan kesalahpahaman yang ditimbulkan oleh tulisan Sdr. Agustinus Edy Kristianto mengenai bagaimana Skill Academy berjalan dalam program Kartu Prakerja," tulis Ruangguru berdasarkan PR Intern.

Dalam tanggapannya pada poin pertama, menurut Ruangguru, ada dua jenis sertifikat yang diterbitkan terkait Skill Academy. Pertama sertifikat Completion, yang baru didapatkan peserta setelah menyelesaikan seluruh rangkaian video, atau minimum 80% dari durasi setiap video dan materi lain, termasuk kuis serta materi teks secara komplet.

Sementara yang kedua, yakni sertifikat Excellence, di mana peserta harus mengikuti ujian akhir dan lulus ujian tersebut di atas passing grade yang sudah ditentukan.

Ruangguru lantas menyoroti tulisan Agustinus, yang hanya memperlihatkan sertifikat Excellence tanpa sertifikat Completion.

"Ketika menulis artikel tersebut, Sdr. Agustinus hanya menunjukkan Certificate of Excellence karena yang bersangkutan telah menyelesaikan ujian akhir, bukan Certificate of Completion karena belum melengkapi seluruh materi yang ada," tulisnya.

Kemudian, pada poin kedua, Ruangguru menanggapi rating di setiap kelas Skill Academy. Mereka mengatakan, setiap kelas Skill Academy memiliki target sasaran yang berbeda-beda, dengan rata-rata rating 4.86/5.0 yang diberikan oleh puluhan ribu pengguna, baik peserta program Kartu Prakerja maupun pembeli individu independen.

"Kelas jurnalistik yang dibahas oleh Sdr. Agustinus memiliki rating yang sangat tinggi, yaitu 4.9/5.0 yang diberikan oleh 4,835 pengguna. Hal ini berarti, pengguna mengapresiasi dan menilai kelas tersebut sangat bermanfaat. Sesuai deskripsi yang tertera, kelas ini ditujukan untuk pemula, khususnya untuk mereka yang ingin memahami seluk-beluk dasar pada bidang jurnalistik, dan ingin memulai karier pada bidang jurnalistik," tulisnya.

Berikutnya, pada poin ketiga, Ruangguru memberi tanggapan perihal keterlibatan para pakar bidang di dalam setiap kelas pelatihan di Skill Academy. Para pakar bidang tersebut dikatakan telah melalui proses seleksi yang ketat.

Setidaknya ada empat kriteria pakar bidang untuk bisa menjadi instruktur seluruh kelas pelatihan di Skill Academy. Kriteria tersebut di antaranya:

Pertama, memiliki latar belakang pendidikan dan (atau) pengalaman kerja secara profesional (praktik) pada bidang atau topik yang akan diajarkan. Kedua, memiliki silabus atau rencana pengajaran yang sesuai dengan standar yang berlaku di industri saat ini.

Ketiga, proses pengembangan kelas juga dibantu oleh sejumlah tim produksi yang berpengalaman, termasuk kurator, instructional designer, content analyst, serta production & post-production team. Keempat, setiap kelas yang akan dirilis di dalam situs juga melalui proses uji kelayakan dengan calon pengguna, dan berdasarkan hasil evaluasi.

"Kelas-kelas di Skill Academy diajar oleh berbagai pengajar dengan reputasi yang sangat baik di bidangnya, dan berasal dari pimpinan dan manajemen senior berbagai perusahaan dan lembaga bergengsi di Indonesia, misalnya OVO, Traveloka, Gojek, NET TV, Kata.ai, dan masih banyak lagi," tutup keterangan tersebut.

Sebelumnya, Agustinus sudah memberikan jawaban atas tanggapan serupa dari Ruangguru yang disampaikan lebih dahulu oleh pihak penyedia pelatihan bernama Monica Merly.

Agustinus kembali menegaskan bahwa maksud dari tulisannya adalah memprotes model bisnis prakerja yang menyelipkan kata kompetensi.

"Saya mempermasalahkan model bisnis prakerja dengan membeli video pelatihan Rp 5,6 triliun dari APBN," bunyi keterangan Agustinus.

Jurnalis ini juga menambahkan, dirinya tak menyalahkan keterlibatan startup digital pendidikan yang sudah berizin resmi. Ia mengingatkan masyarakat bahwa model bisnis dalam pelaksanaan Kartu Prakerja berpotensi merugikan negara.

Related

News 1471033206951853607

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item