Dua Perusahaan Raksasa Farmasi Dunia Bergabung Hadapi Wabah Corona
https://www.naviri.org/2020/05/dua-perusahaan-raksasa-farmasi-dunia.html
Naviri Magazine - Dua raksasa perusahaan farmasi di dunia berkolaborasi untuk pertama kalinya, mengembangkan vaksin baru untuk mengatasi COVID-19. Keduanya adalah GlaxoSmithKline (GSK) dan Sanofi.
CEO GSK, Emma Walmsley, mengatakan pandemi penyakit virus corona 2019 memerlukan cara baru dalam melakukan bisnis. Diakuinya dalam sebuah konferensi video, kalau pandemi yang sedang terjadi memberi ancaman kepada kesehatan global yang tak terduga.
"Kami bergabung dengan Sanofi dalam kolaborasi yang belum pernah terjadi sebelumnya, untuk menghadapinya," kata Walmsley dikutip dari laman NPR.
Menurutnya, kedua perusahaan menyatukan teknologinya dengan skala yang signifikan. Tujuannya mengembangkan vaksin COVID-19 yang dilengkapi dengan senyawa yang meningkatkan respons kekebalan tubuh seseorang terhadap suatu antigen atau vaksin (adjuvanted).
Dalam kemitraan, GSK akan menyediakan senyawa adjuvanted itu. Sedang Sanofi menyediakan komponen protein spesifik dari virus corona yang akan membangkitkan respons antibodi yang sesuai.
GSK berharap kemitraan tersebut akan mengurangi waktu pengembangan vaksin secara signifikan. Karena, dalam keadaan normal, perlu satu tahun pengembangan untuk membawa vaksin baru ke pasar.
Walmsley menerangkan, uji coba rencananya akan dimulai dalam beberapa bulan ke depan. "Dan jika kita berhasil, dengan tunduk pada pertimbangan peraturan, kami bertujuan untuk menyelesaikan pengembangan yang diperlukan untuk membuat vaksin tersedia pada paruh kedua 2021," kata Walmsley.
Sebelunya, perusahaan farmasi dunia Johnson & Johnson (J&J) juga memberikan pembaruan tentang rencana pengambangan vaksin. Chief Scientific Officer J&J, Paul Stoffels, mengatakan perusahaan telah mengidentifikasi satu calon dan dua kandidat vaksin pengganti yang rencananya akan disiapkan untuk diproduksi.
"Tujuan kami adalah untuk dapat menghasilkan 1 miliar dosis vaksin secara global," kata Stoffels.
Dia dia berharap memiliki hasil data keamanan pada kandidat vaksin pertama pada akhir tahun ini. "Ini bisa memungkinkan ketersediaan vaksin di bawah otorisasi penggunaan darurat pada 2021."
Baca laporan lengkap » Semua Hal tentang Virus Corona, di Indonesia dan Dunia.