Ini Kalimat Said Didu yang Bikin Luhut Gusar, hingga Lapor ke Kepolisian

Ini Kalimat Said Didu yang Bikin Luhut Gusar, hingga Lapor ke Kepolisian, naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, melaporkan mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu, dengan tuduhan pencemaran nama baik. Said, dalam Youtube channel-nya, menyebut Luhut hanya memikirkan uang, uang, dan uang.

Melalui akun Youtube MSD, ia mengunggah video obrolan dengan Hersubeno Arief yang berdurasi 22:45 menit. Video tersebut berjudul MSD: Luhut Hanya Pikirkan Uang, Uang, dan Uang.

Hersubeno Arief mengatakan, Said Didu sudah berbusa-busa soal pentingnya membatalkan pembangunan ibukota baru. Tapi merujuk pernyataan Bappenas dan Luhut, proyek itu akan tetap berjalan.

"Tapi kita dengar ibu Sri Mulyani menyatakan membuka dompet untuk menerima sumbangan dari masyarakat dan pengusaha. Ini bagaimana kita memahami ini Bang Said?" kata Hersubeno dalam tayangan Youtube tersebut.

Said pun menjawab tak mungkin Bappenas menyatakan hal tersebut, bila bukan melaksanakan arahan presiden. Menteri Keuangan Sri Mulyani juga sudah menyatakan, hanya bisa membangun ibukota kalau menjual aset.

"Ditambahkan kemarin dia mau membentuk dompet sumbangan untuk mencari dana pencegahan corona, berarti sebenarnya Bu Sri Mulyani sudah jujur menyatakan beban APBN sangat berat," kata Said.

Said menambahkan, pengeluaran negara pasti membengkak karena pandemi corona. Sementara pemasukan dipastikan turun, karena ekonomi berhenti dan relaksasi pajak.

"Dengan pernyataan Pak Luhut dan Bappenas di sini, masyarakat bisa menilai sebenarnya ke mana pemerintah berpihak dalam membangun negeri ini," kata Said.

Said pun menilai masalah kesejahteraan umum tak diprioritaskan. Tapi pemerintah mementingkan legacy yang mengorbankan kepentingan masyarakat.

"Awalnya saya masih menduga kelihatannya legacy yang mau dibangun untuk pembangunan jangka panjang dan tak mengorbankan kesejahteraan masyarakat. Sekarang, dengan terjadinya corona, yang dikorbankan bukan lagi kesejahteraan, tapi keselamatan hidup masyarakat ingin dikorbankan demi legacy, yang belum tentu berguna bagi masyarakat," kata Said.

Ia juga menyebut Sri Mulyani sudah kewalahan dengan dana untuk menangani corona. Tapi Luhut masih ngotot untuk tak mengganggu dana pembangunan ibukota.

"Kalau seorang pemimpin akan mengalihkan semua anggaran-anggaran legacy pemimpin, cita-cita pemimpin untuk legacy pribadi dia ke depan demi menyelamatkan nyawa rakyat. Kelihatannya beliau lebih memilih legacy daripada menyelamatkan nyawa rakyat," katanya.
Lalu mereka juga membicarakan soal perbedaan pandangan antara Jokowi dan Prabowo, melalui ajudannya, terkait kebijakan lockdown.

Kembali ke persoalan ibukota, dalam sidang kabinet diputuskan ibukota tak pindah. Tapi Jokowi malah berpidato tetap pindah ibukota.

Perbedaan pendapat di dalam kabinet, Said sebut sebagai suara akal sehat yang menonjol daripada hanya menjadi Yes Man saja.

"Masyarakat sekarang, yang paling utama apakah dia masih bisa hidup dengan baik. Mereka menunggu betul kebijakan publik seperti apa. Tapi kalau Luhut kan kita sudah tahulah, memang menurut saya di kepala beliau hanya uang, uang, dan uang. Tidak ada pikiran sedikit pun bagaimana negara ini, bukan tak sedikit pun, saya tak pernah melihat bagaimana dia mau berpikir membangun bangsa dan negara. Karakternya demikian hanya uang, uang, dan uang," katanya.

Baca laporan lengkap » Semua Hal tentang Virus Corona, di Indonesia dan Dunia.

Related

News 2433354621816630676

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item