Lebaran di Tengah Pandemi: Warga Lebih Takut Tak Punya Baju Baru, daripada Kena Corona

Lebaran di Tengah Pandemi: Warga Lebih Takut Tak Punya Baju Baru, daripada Kena Corona, naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Menjelang Lebaran akhir pekan ini, berbagai pasar dan pusat perbelanjaan di berbagai daerah terpantau ramai oleh calon pembeli yang ingin merayakan Lebaran; menggunakan berbagai hal yang serba baru.

Beberapa hari yang lalu, muncul video di kawasan Pasar Anyar, Kota Bogor, yang merekam keramaian pasar. Terlihat antrean motor yang menimbulkan kemacetan di sepanjang jalan pasar. Masyarakat tampak mantap mengambil pendekatan gabungan antara kekebalan imunitas dan kepercayaan hidup-mati di tangan Tuhan.

“Tadi saya tanya, sama corona mereka takut? Mereka takut loh sama corona. Saya tanya [seorang] ibu [apakah] takut sama corona. ‘Takut sih, Pak,’ katanya, ‘Tapi kan gimana lagi, anak saya kan belum beli baju Lebaran’,” ujar Kepala Satpol PP Kota Bogor Agustiansyah.

Dari percakapan itu, terlihat prioritas seorang ibu yang rela mengabaikan protokol kesehatan demi kebahagiaan sang buah hati.

Pindah ke Ciamis, Jawa Barat. Kejadian sejenis juga terjadi di Pasar Manis. Di tengah PSBB, hampir semua bagian pasar dipenuhi pengunjung. Tidak ada jaga jarak antar pengunjung, serta banyak pedagang tidak menggunakan masker.

“Kalau menjelang Lebaran pasti ramai. Kalau sekarang sih tidak begitu ramai dibanding tahun lalu. Mungkin karena ada wabah. Tapi dibanding beberapa hari sebelumya, sekarang ramai. Yang datang itu beli baju Lebaran, kebanyakan buat anak,” kata Cicih, salah seorang pedagang.

Melihat ini, Ketua Tim Penanganan Kasus (PIK) Covid-19 Ciamis, Eni Rochaeni, bisanya cuma prihatin, persis Ketua Satpol PP di Bogor.

“Kondisi ini tentu (membuat) kami sedih. Memang ini pekerjaan rumah kami. Mungkin banyak warga yang sudah tahu bahaya wabah Covid-19, ada juga yang belum tahu banget. Kami harus lebih gencar melakukan sosialisasi preventif dan promotifnya. Supaya warga paham dan sama-sama melakukan pencegahan penyebaran Covid-19,” ujarnya.

Beralih ke daerah lain, keramaian tak cuma terjadi di pasar tradisional. Tindakan masyarakat nekat juga melanda pusat perbelanjaan di Jember dan Ciledug. Kemarin, viral di internet video kepadatan mal Jember Roxy Square (Jawa Timur) dan Mal CBD Ciledug (Banten), karena warga sekitar memutuskan mau berdamai sekaligus berbelanja bersama corona.

Melihat fenomena begini, psikolog Rosdiana Setyaningrum angkat bicara. Dia mengatakan ada pola pendidikan yang salah dalam masyarakat sehingga kelompok tertentu tak memikirkan akibat perbuatan mereka dalam jangka panjang.

“Jadi orang itu terbiasa mikir yang pendek, karena sebelum-sebelumnya kita belum pernah dihadapkan pada konsekuensi yang langsung dan besar. Kalau kita melihat secara psikologi perkembangan kognitif orang, memang enggak semua orang itu bisa berpikir sebab-akibat yang jangka panjang kalau cara pendidikannya salah,” kata Rosdiana.

Baca laporan lengkap » Semua Hal tentang Virus Corona, di Indonesia dan Dunia.

Related

News 1501579923735237289

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item