Mengungkap Perdagangan Organ Tubuh Manusia di AS dan Kontroversinya

Mengungkap Perdagangan Organ Tubuh Manusia di AS dan Kontroversinya, naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Sampai sekarang perdagangan organ tubuh di Amerika Serikat masih jadi perkara yang belum diatur secara resmi dalam hukum negara.

Pada 2017, Reuters membuat laporan investigatif soal sisi gelap perdagangan organ. Salah satu jurnalisnya menyamar dan membeli organ dalam manusia via internet. Dalam peliputan tersebut, jurnalis Reuters didampingi Angela McArthur, penanggung jawab direktur bidang donasi organ University of Minnesota Medical School.

Ternyata proses pembelian berlangsung dengan mudah dan cepat. Sang jurnalis menghubungi salah satu broker penjualan organ, dan segera mendapat respons hanya dalam kurun waktu satu jam. Saat itu bagian tubuh yang dibeli adalah tulang leher seharga $300—itu adalah harga pasaran untuk bagian tulang belakang di AS.

Ketika transaksi terjadi, si penjual sama sekali tidak menanyakan latar belakang sang pembeli. Hal yang ditanyakan hanyalah dari mana ia tahu kontak si penjual, dan apakah tulang akan digunakan untuk penelitian atau pendidikan medis.

Penjual kemudian mengirim hasil rontgen dan menyatakan bahwa tulang tersebut adalah milik seorang laki-laki berusia 24 tahun. Tiga hari kemudian, paket tulang tersebut sudah diantar oleh petugas ekspedisi dalam sebuah kardus yang tidak dilengkapi peringatan sama sekali.

Menurut McArthur, kejanggalan berikutnya adalah dokumen yang ada juga tidak menerangkan keterangan medis lengkap dari manusia pemilik tulang. Penjual juga tidak mencantumkan nomor telepon perusahaan yang bisa dihubungi.

“Nomor spesimen yang dikirim juga tidak sinkron. Demikian pula kode yang tertera pada surat dan plastik pembungkus tulang,” katanya. Hal-hal seperti itu, ironisnya, cukup lumrah terjadi dalam ranah perdagangan bagian tubuh manusia di AS.

Perusahaan tempat broker itu bekerja memiliki pendapatan tahunan sekitar $1.1 juta pada 2016. Menurut laporan yang sama, jumlah tersebut selalu meningkat setiap tahun. Kliennya adalah institusi kesehatan atau perusahaan yang menjual organ.

Adapun para donor biasanya berasal dari keluarga kurang mampu yang tidak memiliki asuransi kesehatan dan tidak bisa membiayai proses pemakaman. Para broker biasanya mendekati keluarga pasien di ruang duka, lalu mempersuasi mereka agar rela mendonorkan organ tubuh kerabatnya. Alasan yang digunakan: kremasi terlalu mahal, jadi mengapa tidak menjadikan tubuhnya untuk sesuatu yang lebih berguna?

Kesepakatan hitam di atas putih pun tidak ditulis dengan jelas, dan biasanya membingungkan pihak keluarga pendonor maupun penerima bagian tubuh. Dalam setahun, para broker perdagangan tubuh manusia ini bisa mendapat keuntungan sekitar $13 juta.

Namun begitu, McArthur menyatakan semua prosedur pembelian yang dilakukan Reuters itu legal belaka, karena memang tidak ada larangan terkait bisnis ini.

Related

World's Fact 4142206123993131427

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item