Nasib Umat Manusia di Antara Wabah Penyakit, Perubahan Iklim, dan Perang Nuklir

Nasib Umat Manusia di Antara Wabah Penyakit, Perubahan Iklim, dan Perang Nuklir, naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Apakah manusia akan bernasib sama dengan dinosaurus, yang pernah menjadi "penguasa" di muka Bumi namun akhirnya punah terkena dampak hantaman asteroid 66 juta tahun yang lalu?

Filsuf David Edmonds menjadikan asteroid sebagai salah satu sumber ancaman yang bisa memusnahkan manusia pada abad ini. Ancaman lain mencakup penyakit, perang nuklir, overpopulasi, dan perubahan iklim.

Perang nuklir

Perang nuklir mungkin tidak akan memusnahkan seluruh manusia, namun dampak dari perang yang bisa membuat kita punah.

Seth Baum, dari the Global Catastrophic Risk Institute, mengatakan kota yang terbakar, setelah sebelumnya mengalami ledakan nuklir, bisa mengirim debu melewati awan hingga ke stratosfir.

Debu ini berpotensi bertahan di angkasa selama beberapa dekade, yang pada praktiknya akan memblokir sinar matahari. Kombinasi kerusakan akibat perang, gangguan ekonomi, dan efek lingkungan dari perang nuklir, bisa membuat manusia punah.

Penyakit menular

Lalitha Sundaram, pakar di Centre for Existential Risk, Cambridge, mengatakan penyakit flu menyerang Spanyol pada 1918. Ketika itu, sekitar 50% dari populasi terkena penyakit ini, dan antara 50 dan 100 juta orang meninggal dunia.

Penyakit menular menyerang ketika tengah berlangsung migrasi besar-besaran. Orang-orang pulang dari perang, dan mereka tinggal secara berdekatan satu sama lain. Ketika itu, orang melalukan perjalanan dengan kereta dan kapal.

Di era modern, meski pembuatan vaksin telah mengalami kemajuan besar, perjalanan melalui udara membuat penyakit menular dengan sangat cepat, dan dampaknya bagi umat manusia bisa sangat serius.

Hantaman asteroid

Sebelum 1980-an, kita tidak pernah berpikir bahwa Bumi bisa menjadi "target" hantaman asteroid. Namun saintis bapak-anak, Luis dan Walter Alvarez, mengubah persepsi ini ketika pada 1980-an mereka menerbitkan hipotesis bahwa dinosaurus di Bumi punah akibat hantaman asteroid.

Hipotesis Alvares ini didukung oleh banyak pihak, termasuk satu panel ilmuwan internasional, dengan penemuan kawah raksasa di Semenanjung Yukatan di Meksiko. Meski demikian, banyak yang setuju bahwa tingkat kemungkinan musnahnya manusia akibat asteroid lebih kecil dibandingkan sebab-sebab lain.

Overpopulasi, habisnya sumber daya dan perubahan iklim

Karin Kuhlemann mengatakan, perubahan iklim bisa dihentikan ketika pertambahan populasi bisa dikendalikan.

Sebagian besar dari kita mengetahui ancaman yang ditimbulkan oleh perubahan iklim. Namun bagi Karin Kuhlemann, peneliti di University College London, ada yang juga perlu mendapat perhatian kita, yaitu overpopulasi.

Tema overpopulasi menjadi berita utama media. Demikian juga dengan masalah menepisnya sumber daya alam. Kuhlemann berpendapat, perubahan iklim dan overpopulasi saling terkait.

"Perubahan iklim dan menipisnya sumber daya alam merupakan dua aspek dari overpopulasi. Sumber daya menipis dan kita kemudian menggunakan minyak, dan ini memperparah perubahan iklim," katanya.

Menghentikan perubahan iklim, katanya, akan menjadi tugas yang sangat sulit -bahkan tugas yang tidak mungkin - kecuali jika penambahan populasi bisa kita kendalikan.

Rusaknya keanekaragaman hayati

Banyak di antara kita yang tidak terlalu peduli dengan kerusakan yang terjadi di alam. Padahal jika kerusakan ini dibiarkan, para peneliti memperkirakan pada pertengahan abad ini jumlah ikan, misalnya, tak bisa lagi mendukung pengambilan ikan secara komersial.

Itu artinya kita tak boleh lagi mengambil ikan, dan efeknya adalah tidak akan ada lagi sajian ikan di restoran.

Serangga semakin sulit ditemukan, dan beberapa spesies burung bahkan sudah musnah karena serangga, yang merupakan sumber makanan utama mereka, tak ada lagi di alam.

Ancaman dari individu

Sebagian besar ancaman yang ditimbulkan oleh individu biasanya bersifat tidak disengaja. Namun, seiring dengan kemajuan sains dan teknologi, serangan individu dengan memanfaatkan material yang berbahaya, bisa berdampak luar biasa.

Phil Torres, peneliti dari the Future of Life Institute, mengambil contoh serangan yang menggunakan gas sarin di Tokyo pada Maret 1995 oleh sekte Aum Shinrikyo, yang menyebabkan 12 orang meninggal dunia.

Ia juga mengemukakan ancaman dari individu yang melakukan penembakan massal, individu yang punya keinginan untuk mencelakakan orang lain sebanyak mungkin.

Berapa jumlah orang yang punya kecenderungan seperti ini? Diperkirakan jumlahnya mencapai 300 juta orang, banyak di antaranya yang masuk kategori sebagai ancaman yang bisa menimbulkan korban dalam jumlah banyak.

Baca laporan lengkap » Semua Hal tentang Virus Corona, di Indonesia dan Dunia.

Related

World's Fact 7555453931576105030

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item